50
sebesar A. Bila tidak ada perubahan kebijakan atau implementasi suatu kebijakan tidak berjalan maka jumlah tenaga kerja pada periode T sebesar B,
sedangkan bila terdapat kebijakan dan terimplementasikan dengan baik maka jumlah tenaga kerjanya sebesar C. Simulasi model comparative static ini akan
menghasilkan persentase perubahan tenaga kerja sebesar 100C-BB , yang menunjukkan dampak kebijakan terhadap penyerapan kerja pada
periode T. Pilihan jangka waktu pada kebijakan ini tergantung pada closure yang digunakan.
3.4 Keunggulan dan Keterbatasan Model CGE
Terdapat beberapa model ekonomi yang dapat digunakan untuk menganalisis dampak perubahan peubah-peubah ekonomi makro. Selain model
CGE, model ekonometrika sering digunakan untuk analisis keseimbangan parsial partial equilibrium, model Input-Output dan model Sistem Neraca Sosial
Ekonomi SNSE. Penelitian ini menggunakan model CGE yang memiliki beberapa keunggulan dan keterbatasan dibandingkan dengan model ekonomi
lainnya Oktaviani 2008. Keunggulan dari model CGE antara lain adalah:
a.
Dibandingkan dengan model keseimbangan parsial, model CGE sudah memasukkan semua transaksi antara pelaku-pelaku ekonomi secara
keseluruhan, baik di pasar faktor produksi maupun pasar komoditi. Sehingga dampak dari suatu kebijakan dapat dianalisis pengaruhnya secara
kuantitatif terhadap kinerja ekonomi baik secara ekonomi makro maupun ekonomi sektoral.
b.
Model CGE sudah memasukkan kemungkinan substitusi antar faktor produksi, sehingga jika terjadi perubahan harga relatif suatu faktor produksi,
maka produsen akan merubah komposisi penggunaan faktor produksi kearah faktor produksi yang harganya relatif lebih murah. Pada model
CGE dampak kebijakan dapat dianalisis pada tingkat institusi, distribusi pendapatan antar golongan rumahtangga, distribusi pendapatan
antar faktor produksi primer, neraca perdagangan dan sebagainya dibandingkan dengan SNSE atau Social Accounting Matrix SAM, model
CGE sudah memasukkan persamaan non-linear. Disamping itu, pada model
51
CGE harga sudah dimasukkan sebagai peubah endogen.
c.
Dibandingkan dengan model makro ekonometrika, model CGE dapat mengacu pada tahun tertentu particular benchmark years, sedangkan pada
model makro ekonometrika data yang digunakan merupakan data deret waktu time series, sehingga tidak dapat diaplikasikan pada tahun tertentu.
Disamping itu dengan menggunakan model CGE hubungan antara ekonomi makro dangan mikro ekonomi dapat diketahui, sementara pada model makro
ekonometrika analisis dampak hanya dapat dilakukan di tingkat makro.
d.
Model CGE dapat mengatasi permasalahan ketersediaan data deret waktu yang terbatas, terutama di negara berkembang dan inkonsistensi data
yang diperlukan model makro ekonometrika maupun model simultan. Pencatatan data dan keakuratan data dari waktu ke waktu di negara
berkembang saat ini masih menjadi kendala untuk ketersediaan data yang lengkap.
Disamping itu, model CGE juga memiliki kelemahan, antara lain:
a.
Asumsi utama dalam model CGE mengenai struktur pasar persaingan sempurna PPS dengan kondisi constant return to scale, sehingga pada
komoditi dengan pasar non PPS penggunaan asumsi ini menjadi kelemahan model.
b.
Adanya ketergantungan model keseimbangan umum pada parameter benchmark yang dikalibrasi. Hal ini dikarenakan model CGE tidak
mengestimasi parameter-parameter tersebut, tetapi diambil dari hasil estimasi di luar model.
c. Model CGE terlalu kompleks dan terlalu banyak asumsi yang digunakan, sehingga akan muncul permasalahan black box yang sulit untuk
dijelaskan jika hasil estimasinya tidak sesuai dengan teori ekonomi atau prediksi yang diharapkan.
d.
Tidak seperti model ekonometrika, pada model CGE tidak ada validitas terhadap hasil pengolahan, sehingga bagi pihak-pihak yang mengutamakan
kevalidan dalam model akan merasa sangat riskan menggunakan model CGE.