Prosedur Kerja GEMPACK KONSTRUKSI DATA DASAR

77 Tabel 13 Produksi, susut energi, energi yang terjual dan jumlah pelanggan listrik menurut wilayah di Indonesia tahun 2009. Luar Jawa Jawa Total Luar Jawa Jawa Total Produksi Gwh 37.742 116.784 154.526 24,42 75,58 100,00 Susut Energi Gwh 4.097 11.262 15.359 26,68 73,32 100,00 Energi Terjual Gwh 33.263 101.319 134.582 24,72 75,28 100,00 Jumlah Pelanggan 13.780.397 26.337.288 40.117.685 34,35 65,65 100,00 Daftar Menunggu 973.405 322.056 1.295.461 75,14 24,86 100,00 Share Uraian Wilayah Sumber : diolah dari Statistik PLN Tahun 2009. Pada tahun 2009 listrik yang diproduksi untuk wilayah luar Jawa hanya mencapai 37.742 Gwh 24, 42 persen padahal jumlah pelanggannya mencapai 34,35 persen. Bahkan share daftar tunggu untuk berlangganan listrik di luar Jawa mencapai 75,14 persen ini ini menunjukkan produksi listrik diluar Jawa masih kurang sehingga pemerintah perlu membuat pembangkit listrik untuk memenuhi konsumsi listrik terutama untuk luar Jawa. Proyek PLTU 10.000 MW yang diresmikan tahun 2006 hingga sekarang belum selesai, padahal ini proyek ini dibuat dengan tujuan untuk mengatasi pasokan listrik yang tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Proyek PLTU 10.000 MW diharapkan tidak akan ada lagi pemadaman listrik bergilir dan kebutuhan listrik untuk wilayah Jawa dan luar Jawa terpenuhi. PLN dalam membangkitkan listrik selalu mengalami susut energi baik pada saat transmisi maupun saat distribusi. Pada tahun 2009, susut energi listrik pada transmisi hanya 2,18 persen namun susut saat distribusi mencapai 7,93 persen dari total listrik yang dibangkitkan. Tingginya susut saat distribusi salah satu penyebabnya adalah tingginya tingkat pencurian listrik di Indonesia. Namun dengan peningkatan efisiensi baik dalam proses produksi maupun pengawasan pada saat distribusi listrik ke pelanggan maka kerugian PLN bisa diminimisasi. Pertumbuhan permintaan listrik yang lebih cepat dari jumlah pelanggan listrik, menunjukan besar konsumsi listrik bukan hanya disebabkan meningkatnya penggunaan listrik oleh pelanggan, namun perkembangan teknologi yang mendorong munculnya produk-produk baru yang menggunakan tenaga listrik juga 78 ikut berperan. Pendapatan masyarakat yang meningkat juga menambah kemampuan masyarakat untuk meningkatnya permintaan akan barangjasa termasuk barang yang bertenaga listrik. Rumah tangga 37,099,830 92 Industri 47.900 Bisnis 1.879.429 5 lainnya 1.090.526 3 Gambar 15. Jumlah pelanggan listrik di Indonesia tahun 2009. Pelanggan listrik PLN menurut pengguna dibedakan menjadi 6 kelompok yaitu rumahtangga, industri, bisnis, sosial, pemerintah dan penerangan jalan umum. Hal ini dilakukan oleh PLN supaya dapat membedakan besarnya tarif dasar listrik pada setiap kelompok pelanggan sesuai daya belinya. Pelanggan listrik PLN dengan jumlah terbesar yaitu kelompok rumahtangga dimana tahun 2009 berjumlah 37.099.830 dengan share mencapai 92 persen dari total pelanggan listrik di Indonesia. Pelanggan listrik PLN lainnya jumlahnya jauh lebih sedikit, bahkan share dari seluruh pelanggan industri, bisnis dan lainnya hanya 8 persen. Seperti terlihat di gambar 15.

5.3 Pola Konsumsi Listrik Industri dan Rumahtangga di Indonesia.

Dengan melihat pola konsumsi energi listrik menurut sektor rumahtangga, industri, komersial, dan publiklainnya di suatu negara atau suatu wilayah dapat diketahui karakteristik perekonomian negara atau wilayah tersebut. Negara industri seperti Amerika Serikat mempunyai pola konsumsi listrik menurut sektor yang mencerminkan karakter perekonomiannya sebagai negara maju. Share di antara ketiga sektor tidak berbeda secara tajam. Bahkan, tidak seperti di negara berkembang, share sektor industri telah 79 terlampaui oleh share sektor rumahtangga dan komersial. Hal ini dapat mencerminkan berbagai hal: tingkat elektrifikasi yang sudah sangat tinggi, peran sektor jasa services yang lebih tinggi dibandingkan peran sektor industri, serta penggunaan listrik oleh sektor industri yang lebih efisien dibandingkan penggunaan listrik oleh sektor industri di negara berkembang. Tabel 14 Listrik yang terjual dan share perkelompok pelanggan di Indonesia tahun 2002-2009 RT Industri Bisnis Sosial Pemerinta h Peneranga n jalan Jumlah 2002 Listrik terjualGWh 33.993,56 36.831,30 11.845,04 1.842,89 1.281,49 1.294,46 87.088,74 Share 39,03 42,29 13,60 2,12 1,47 1,49 100,00 2003 Listrik terjualGWh 35.753,05 36.497,25 13.223,84 2.021,60 1.433,19 1.512,02 90.440,95 Share 39,53 40,35 14,62 2,24 1,58 1,67 100,00 2004 Listrik terjualGWh 38.588,28 40.324,26 15.257,73 2.237,86 1.644,74 2.044,60 100.097,47 Share 38,55 40,28 15,24 2,24 1,64 2,04 100,00 2005 Listrik terjualGWh 41.184,29 42.448,36 17.022,84 2.429,84 1.725,66 2.221,24 107.032,23 Share 38,48 39,66 15,90 2,27 1,61 2,08 100,00 2006 Listrik terjualGWh 43.753,17 43.615,45 18.415,52 2.603,63 1.807,93 2.414,13 112.609,83 Share 38,85 38,73 16,35 2,31 1,61 2,14 100,00 2007 Listrik terjualGWh 47.324,91 45.802,51 20.608,47 2.908,70 2.016,36 2.585,86 121.246,81 Share 39,03 37,78 17,00 2,40 1,66 2,13 100,00 2008 Listrik terjualGWh 50.184,17 47.968,85 22.926,29 3.082,42 2.095,80 2.761,28 129.018,81 Share 38,90 37,18 17,77 2,39 1,62 2,14 100,00 2009 Listrik terjualGWh 54.945,41 46.204,21 24.825,24 3.384,36 2.334,66 2.888,10 134.581,98 Share 40,83 34,33 18,45 2,51 1,73 2,15 100,00 TAHUN Pelanggan Sumber : diolah dari Statistik PLN tahun 2009 Indonesia termasuk negara sedang berkembang, namun pada periode 2002-2009 telah terjadi terjadi pergeseran share konsumen listrik terbesar yaitu dari pelanggan industri ke pelanggan rumahtangga. Perkembangan konsumsi listrik PLN oleh pelanggan dilihat melalui listrik yang terjual pada setiap pelanggan. Listrik yang terjual pada kelompok industri pada tahun 2002 sebesar 33.993,56 GWh dengan share mencapai 42,29 persen dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 46.204,21 GWh namun sharenya mengalami penurunan menjadi 34,33 persen dari total listrik yang dijual PLN. Pergeseran dominasi