Ekosistem Terumbu Potensi Ekosistem Sumberdaya Pesisir dan Laut

4.3 Potensi Ekosistem Sumberdaya Pesisir dan Laut

Kepulauan Seribu mempunyai potensi berupa berbagai macam ekosistem pesisir yang bernilai penting, yaitu ekosistem mangrove, terumbu karang dan lamun. Keberadaan ekosistem pesisir tersebut sangat menentukan kehidupan masyarakat Kepulauan Seribu khususnya di bidang perikanan. Bagi masyarakat Kelurahan Pulau Panggang, keberadaan ekosistem terumbu karang khususnya sangat menentukan tingkat produksi perikanan di wilayah tersebut. Saat ini ekosistem mangrove keberadaannya sudah sangat kritis sehubungan mulai dikembangkan lagi upaya rehabilitasi mangrove.

4.3.1 Ekosistem Terumbu

Karang Ekosistem terumbu karang dikenal mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi karena proses daur ulang unsur hara yang berlangsung cepat. Kekayaan unsur hara yang berada di dalamnya membuat ekosistem ini dihuni oleh berbagai biota laut dan berbagai jenis ikan. Selain fungsi ekologisnya sebagai penyangga pantai, keindahan bentuknya, juga menjadikan ekosistem terumbu karang sebagai pemandangan taman laut yang berpotensi dijadikan sebagai kawasan pariwisata bahari. Data pengamatan Proyek pengembangan Taman Nasional Laut Pualu Seribu 1995 mencatat bahwa ternyata secara relatif jenis-jenis karang yang ada di perairan Pulau Panggang didominasi oleh jenis non-Acrophore. Jenis-jenis karang tersebut antara lain karang batu hard coral, karang mati died coral, karang mati plus algae Acrophora-branching, Acrophora encrusting, Acrophora submassive, Acrophora tubulate, Non Acrophora branching, Heliopora dan Millepora . Berdasarkan data Dinas Perikanan DKI Jakarta 2001, persen penutupan karang mati dan pasir di daerah tubir masih di bawah 30. Persen penutupan karang hidup di daerah rataan karang memang rendah karena daerah rataan karang ini sebenarnya bukan habitat karang melainkan habitat padang lamun dan kerang-kerangan. Hasil proyek pengembangan TNL Pulau Seribu 1995 menunjukkan bahwa rata-rata persen penutupan karang batu hard coral di Pulau Pramuka baik pada kedalaman 3 m maupun 10 m hanya sekitar 2,00- 17,34. Sementara kondisi penutupan karang batu di Pulau Panggang hanya sekitar 9,97-42,51. Kondisi penutupan karang hidup di kedua pulau ini termasuk kategori buruk. Menurut pengamatan Yayasan Terumbu Karang Indonesia Terangi tahun 2004-2005 kondisi terumbu karang Kepulauan Seribu sangat memprihatinkan, terutama di pulau-pulau yang berdekatan dengan Jakarta dengan tutupan karang keras 5. Porsi terbesar kerusakan terumbu karang adalah akibat ulah manusia, diantaranya penangkapan ikan yang merusak dan berlebih, pencemaran air, penimbunan sampah, penambangan pasir dan karang serta penebangan mangrove. Pengamatan Terangi 2004 dan 2005 di Kelurahan Pulau Panggang antara lain di Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Gosong Pramuka menunjukkan kondisi terumbu karang yang semakin kritis. Pengamatan di Pulau Pramuka tahun 2004 menunjukkan bahwa keberadaan karang keras sebesar 34, karang mati 34, pasir, patahan karang dan batu sebesar 12 serta biota lainnya sebesar 20. Sedangkan pada tahun 2005 menunjukkan penurunan yang signifikan khususnya pada karang keras yaitu sebesar 16, karang mati 11, pasir, patahan karang dan batu sebesar 68 dan biota lainnya hanya tersisa 5. Data ini menunjukkan bahwa di wilayah ini banyak terjadi kerusakan terumbu karang sehingga keberadaan karang keras menurun dan patahan karang justru mengalami kenaikan. Kondisi yang hampir serupa dengan Pulau Pramuka, juga terjadi di Pulau Panggang berdasarkan hasil pengamatan kekayaan marga. Pengamatan tahun 2005 di perairan Pulau Panggang menunjukkan kekayaan jenis ikan karang mencapai 24 jenis, marga karang keras mencapai 36 jenis dan jenis makrobentos mencapai 30 jenis. Keberadaan jenis ikan karang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2004 dengan kekayaan jenis mencapai 32. Hal serupa juga terjadi di Gosong Pramuka yang menunjukkan kekayaan jenis ikan karang mencapai 24 jenis, marga karang keras mencapai 29 dan makrobentos mencapai 14 jenis. Data ini menunjukkan bahwa keberadaan ekosistem terumbu karang di kedua pulau tersebut banyak mengalami kerusakan Terangi, 2005.

4.3.2 Perikanan