pendekatan pembangunan seperti ini merupakan cerminan dari kebijakan pemerintah pusat. Kepulauan Seribu yang masih berada dalam wilayah DKI
Jakarta tentunya sangat dipengaruhi oleh kebijakan yang ada di atasnya. Pendekatan liberal memberi ruang sebesar-besarnya kepada mekanisme pasar
dengan strategi mendatangkan investor dalam mengelola pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu untuk berbagai pemanfaatan khususnya sebagai lokasi wisata
bahari. Investasi pariwisata bahari terbukti hanya akan membatasi akses nelayan
dan masyarakat pesisir untuk memanfaatkan sumber daya pesisir dan laut. Mekanisme pengelolaan yang cenderung ekslusif hanya akan menjadikan nelayan
semakin tersudut dan terpojok pada lingkungan hidup yang kumuh, padat, sesak dengan kondisi sumber daya alam yang semakin rusak. Faktor alam dan pola
pendapatan yang sangat ditentukan musim, ditambah akses yang terbatas, pola hubungan ekploitatif di lingkungan nelayan dan lemahnya faktor kelembagaan
dan kebijakan, semakin memperburuk masa depan kehidupan nelayan dan masyarakat pesisir serta memperjelas kemiskinan kronis yang akan dideritanya.
7.3.3 Peran Taman Nasional Kepulauan Seribu TNKS
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu tersusun oleh Ekosistem Pulau- Pulau Sangat Kecil dan Perairan Laut Dangkal, yang terdiri dari Gugus Kepulauan
dengan 78 pulau sangat kecil, 86 Gosong Pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau sekitar 2.136 hektar Reef flat 1.994 ha, Laguna 119 ha, Selat 18 ha
dan Teluk 5 ha, terumbu karang tipe fringing reef, Mangrove dan Lamun bermedia tumbuh sangat miskin haralumpur, dan kedalaman laut dangkal sekitar
20-40 m. Dari jumlah pulau yang berada di dalam kawasan TNKS yang berjumlah
78 pulau, diantaranya 20 pulau sebagai pulau wisata, 6 pulau sebagai hunian penduduk dan sisanya dikelola perorangan atau badan usaha.
Keputusan Direktur
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Departemen Kehutanan Nomor SK.05IV-KK2004 tanggal 27 Januari 2004 tentang Zonasi Pengelolaan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, membagi
zonasi pengelolaan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sebagai berikut :
• Zona Inti Taman Nasional 4.449 Hektar adalah bagian kawasan taman nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya
perubahan apapun oleh aktivitas manusia • Zona Perlindungan Taman Nasional 26.284, 50 Hektar adalah bagian
kawasan taman nasional yang berfungsi sebagai penyangga zona inti taman nasional.
• Zona Pemanfaatan Wisata Taman Nasional 59.634,50 Hektar adalah bagian kawasan taman nasional yang dijadikan sebagai pusat rekreasi dan
kunjungan wisata. • Zona Pemukiman Taman Nasional 17.121 Hektar adalah bagian kawasan
taman nasional yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan perumahan penduduk masyarakat.
• Zona Pemukiman meliputi perairan sekitar Pulau Pemagaran, Panjang Kecil, Panjang, Rakit Tiang, Kelapa, Harapan, Kaliage Besar, Kaliage
Kecil, Semut, Opak Kecil, Opak Besar, Karang Bongkok, Karang Congkak, Karang Pandan, Semak Daun, Layar, Sempit, Karya, Panggang,
dan Pramuka, pada posisi geografis 5°3800-5°4500 LS dan 106°3300- 106°4000 BT
Kelurahan P. Panggang termasuk dalam wilayah TNKS, sehingga setiap aktivitas pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut di wilayah ini senantiasa
bersinggungan dengan pihak TNKS. Keberadaan TNKS bagi sebagian masyarakat telah banyak membantu khususnya dalam upaya pemulihan terumbu
karang, mangrove dan ekosistem pesisir lainnya. Beberapa program yang pernah dijalankan dengan mendorong partisipasi masyarakat di dalamnya, antara lain :
a. Program Rehabilitasi Karang dan Perlindungan Kawasan Konservasi