Indikator Daya Dukung Daya Dukung Lingkungan Pulau Panggang

yang lain 10 terbanyak, total kelimpahan 10 jenis ikan karang ini mencapai lebih dari 77 dari kelimpahan total. Sedangkan pada tahun 2005, jenis ikan yang paling tinggi nilai kelimpahannya adalah Chrysiptera bleekeri dan Pomachantus sextriatus kambing-kambing. Jumlah kelimpahan ikan jenis ini bersama dengan sembilan jenis ikan lainnya mempunyai jumlah kelimpahan mencapai 83 dari seluruh kelimpahan jenis yang teramati. Jumlah jenis ikan karang, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi, dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.2 Daya Dukung Pulau Melalui Konsumsi Masyarakat

Ecological Footprint

5.2.1 Indikator Daya Dukung

Indikator merupakan batasan alam mengelola pulau kecil. Terdapat tiga jenis indikator yang mencerminkan komponen di pulau kecil. Indikator tersebut adalah : 1 indikator Fisik - Ekologis; 2 indikator Demografi - Sosial; 3 indikator politik – ekonomi. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, nelayan, aparat desa serta hasil FGD ditemukan beberapa indikator yang dianggap penting dalam menentukan daya dukung Pulau Panggang dan Pulau Pramuka. Indikator ini menentukan prioritas bagi penentuan daya dukung lingkungan. Tabel 17 menyajikan daftar indikator lingkungan yang mempengaruhi daya dukung. Semua indikator tersebut secara langsung berhubungan dengan konsep dan implementasi dari aktivitas di Pulau Panggang dan Pramuka. Indikator keberlanjutan juga diperlukan ketika terlihat adanya indikasi perubahan kemampuan untuk bertahannya sumberdaya tersebut. Tabel 20 Indikator Lingkungan Pulau-Pulau Kecil No Thematik area PantaiPesisir Pulau Kecil Indikator Fisik - Ekologi Biodiversity dan lingkungan alam P P Energy P Air P P Limbah P P Warisan budaya P Infrastruktur wisata P Lahan P P Arsitektur ruang P Transportasi antar pulau P P Kelestarian TK P P Daya dukung lingkungan pulau P P Indikator Demografi - Sosial Demography P Kunjungan turis P P Tenaga kerja P P Prilaku sosial P Kesehatan dan Keselamatan P P Isu physicologis P Partisipasi masyarakat P P Pendidikan P P Pemahaman masyarakat thd SDPL P P Indikator Politik - Ekonomi Investasi dan pendapatan kegiatan wisata P P Tenaga kerja P P Penghasilan dan penerimaan masyarakat P P Kebijakan pengembangan kawasan P P Kebijakan pengelolaan SDPL P P Ket : P = Prioritas Sumber : dimodifikasi dari Cocosis 2005

5.2.2 Daya Dukung Lingkungan Pulau Panggang

Analisis footprint didasarkan kepada konsumsi masyarakat setempat. Komponen footprint didasarkan kepada jenis kebutuhan hidup yang dikonsumsi dan bukan jenis yang diproduksi. Hasil wawancara dengan 30 orang responden di Pulau Panggang menunjukkan bahwa konsumsi terhadap bahan pahan non perikanan masyarakat Pulau Panggang sangat kecil dan tergantung dari luar wilayah tersebut import. Konsumsi masyarakat Pulau Panggang paling besar berasal dari bahan hasil perikanan ikan. Penjelasan ini meneguhkan argumentasi bahwa masyarakat pulau kecil sangat bergantung dari ekosistem pesisir dan laut yang berada di sekitarnya. Masyarakat Pulau Panggang sangat menggantungkan hidupnya pada komunitas terumbu karang khususnya. Artinya konsumsi ikan karang terlihat sangat tinggi di kedua pulau tersebut. Hasil perhitungan footprint di Pulau Panggang menunjukkan bahwa daya dukung terbesar dari total konsumsi bahan pangan adalah hasil perikanan. Masyarakat Pulau Panggang mengkonsumsi bahan pokok pangan seperti beras, daging, sayuran, teh, gula dan kopi dengan mendatangkan dari luar wilayah pulau import yaitu Jakarta. Lahan di Pulau Panggang sudah tidak memungkinkan untuk memproduksi bahan pokok sebagai sumber pangan. Bahan pokok yang dikonsumsi dan dihasilkan langsung dari wilayah Pulau Panggang dan Pulau Pramuka adalah bahan pangan dari laut. Ekosistem pesisir dan laut yang banyak memberikan kontribusi pangan dari bahan ikan adalah ekosistem terumbu karang. Hasil perhitungan footprint di Pulau Panggang seperti pada tabel 18 menunjukkan bahwa daya dukung lingkungannya sebesar 893 orang. Daya dukung lingkungan Pulau Panggang sebesar 893 orang artinya bahwa lingkungan dan sumberdaya alam P. Panggang secara total dapat menghidupi 893 orang secara berkelanjutan jika potensi yang ada dimanfaatkan secara optimal. Namun, bukan berarti sebanyak 893 orang tersebut dapat tinggal seluruhnya di P. Panggang yang faktanya sudah sangat sesak seperti sekarang, tetapi angka tersebut menunjukkan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan termasuk perairan P. Panggang beserta ekosistem terumbu karang yang berada di dalamnya dapat menghidupi 893 orang di mana saja, termasuk orang-orang di luar P. Panggang yang ”mengimport” bahan kebutuhan hidup dari P. Panggang. Perhitungan biocapacity untuk bahan pangan dari terumbu karang menggunakan luasan ekosistem terumbu karang di P. Panggang yang merupakan fishing ground bagi masyarakat pesisir khususnya P. Panggang. Luasan ekosistem terumbu karang ini merupakan hasil analisis citra ALOS tahun 2008. Luasan ekosistem terumbu karang terumbu karang tersebut terdiri dari karang hidup sebesar 27,67 ha, karang mati 22,91 ha, lamun 57,04 ha dan pasir seluas 54,17 ha. Jumlah orang yang dapat tinggal di P. Panggang sangat tergantung juga dari ketersediaan lahan budidaya, teknologi untuk mengoptimalkan produktivitas lahan, kesesuaian lahan untuk penangkapan dan budidaya dan permukiman. Untuk itu analisis daya dukung tetap perlu dilengkapi dengan analisis kesesuaian lahan. Tabel 21 Analisis Footprint Pulau Panggang Kategori Produktivitas Y = KgHa Konsumsi DE = KgKapita Komponen footprint FP = HaKapita EF = DEY Biocapacity BC = Ha DD = BCEF 1. Bahan pangan pokok Kebun tegalan ladang Padi 2.744 1 108,058 0,03938 Yield factor YF = 0,48 2 Asumsi A 3 = 5 Ha Sayuran dan buah 1.800 4 54,196 0,03011 Teh dan kopi 566 5 14,321 0,02530 Gula 4.893 6 25,449 0,00520 Daging dan telur 1.000 7 22,755 0,30749 Sub total 0,407 2,4 Daya dukung parsial Lahan pertanian 6

2. Bahan pangan dari Terumbu

Karang Luas ekosistem TK P. Panggang Ikan karang 29 8 75,462 2,60215 YF = 100 9 A 10 = 161,79 ha Ikan lainnya kerang,Udang, rajungan 29 42,100 1,45174 Sub total 4,05389 16.179,401 Daya dukung parsial Perikanan 3.991 TOTAL 4,46137 3.985 TOTAL DAYA DUKUNG LINGKUNGAN 893 Tabel 21 juga menunjukkan daya dukung parsial per jenis lahan. Perhitungan daya dukung parsial per jenis lahan untuk memberikan gambaran 1 Produktivitas global Wackernagel dan Yount, 1998 2 Ferguson 1999 3 Asumsi 50 dari luas lahan P. Panggang yaitu sebesar 9 Ha 4 Produktivitas global Wackernagel dan Yount, 1998 5 Produktivitas global Wackernagel dan Yount, 1998 6 Produktivitas global Wackernagel dan Yount, 1998 7 Produktivitas global Wackernagel dan Yount, 1998 8 Produktivitas global Wackernagel dan Yount, 1998 ; Warren-Rhode dan Koeing, 2001 9 Produktivitas laut sekitar P. Seribu 10 Luas ekosistem TK P. Panggang berdasarkan hasil analisis citra Alos, 2008 jenis lahan mana yang relatif lebih tersedia dibandingkan jenis lainnya. Lahan perikanan sumber ekosistem terumbu karang dan perairan P. Panggang mempunyai daya dukung sebesar 3.991 orang. Hal ini bukan berarti bahwa 3.991 orang dapat tinggal di P. Panggang untuk memanfaatkan ekosistem terumbu karang dan lahan perairan di wilayah tersebut. Lahan perikanan khususnya yang bersumber dari ekosistem terumbu karang mampu mensuplai kebutuhan pangan dari bahan ikan sebanyak 3.991 orang. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan lahan perairan yang masih memungkinkan bisa memproduksi hasil perikanan tanpa harus merusak lingkungan. Maka ekosistem pesisir dan laut masih mampu mensubsidi sebanyak 3.991 orang dengan ikan sebagai bahan pangan utamanya. Melalui metode footprint menunjukkan bahwa masyarakat Pulau Panggang saat ini masih bisa mensuplai bahan pangan khususnya dari sumber hasil perikanan kepada penduduk dunia lainnya yaitu sebanyak 893 orang. Jumlah penduduk saat ini mencapai 3.380 orang, maka dimungkinkan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah penduduk yang menghuni dengan kemampuan P. Panggang mensuplai kebutuhan pangan penduduk dunia. Artinya jika dihitung dari jumlah total ecological footprint, P. Panggang menghasilkan nilai 4,46 hakapita. Sedangkan biocapacity nya hanya tersedia sebesar 1,03 hakapita. Dengan membandingkan antara EF dan Biocapacitynya BC terlihat bahwa BC EF . Hasil ini menunjukkan telah terjadi defisit sumberdaya alam di P. Panggang. Kondisi yang tidak seimbang antara ketersediaan lahan dengan jumlah penduduk yang ada saat ini menyebabkan daya dukung lingkungan P. Panggang sudah melampaui kapasitasnya. Kelebihan daya dukung ini terlihat dari kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan yang hanya bisa mensuplai kebutuhan pangan sebanyak 893 orang. Padahal jumlah penduduk P. Panggang saat ini saja berjumlah 3.380 orang. Artinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di P. Panggang saja, sumberdaya alam dan lingkungan laut P. Panggang sudah tidak mampu. Perebutan akses terhadap sumberdaya memungkinkan terjadi ditandai dengan adanya konflik antar nelayan di wilayah perairan Kepulauan Seribu meskipun sangat sedikit. Keberadaan alat tangkap arad modifikasi trawl serta alat tangkap lain sejenis seperti mouroami, dogol dan jaring lampara dasar, terbukti telah meresahkan nelayan tradisional dan dapat memicu konflik sosial. Akibat beroperasinya alat tangkap terlarang tersebut, jumlah hasil tangkapan nelayan tradisional makin berkurang. Kondisi P. Panggang yang defisit sumberdaya alam dan lingkungan ini bisa berakibat kepada kekurangan bahan pangan atau kebutuhan pokok lainnya. Hal itu dalam jangka panjang bisa mengakibatkan terjadinya penurunan kesejahteraan masyarakat atau meningkatnya kemiskinan di wilayah P. Panggang. Analisis itu didasarkan pada perhitungan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan sudah tidak mampu menyediakan kebutuhan pokok manusia di wilayah tersebut dan sekitarnya.

5.2.3 Daya Dukung Lingkungan Pulau Pramuka