Perkembangan Ekonomi Regional PDRB Kawasan

6 KEMISKINAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 6.1 Analisis Tingkat Kemiskinan Masyarakat

6.1.1 Perkembangan Ekonomi Regional PDRB Kawasan

Gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perekonomian suatu daerah dapat diperoleh dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB. PDRB dengan Migas Kepulauan Seribu sejak tahun 2001 menunjukkan penurunan sampai tahun 2003 dan mengalami kenaikan sejak tahun 2004 sampai 2005. Trend perkembangan PDRB lebih bervariasi saat tidak memasukkan unsur Migas di dalamnya. PDRB tanpa migas Kepulauan Seribu mengalami peningkatan selama tahun 2001-2002, kemudian turun di tahun 2003 dan terus mengalami kenaikan sampai tahun 2005. Begitu juga dengan semua sektor lapangan usaha mengalami trend perkembangan yang bervariatif. Sektor penyumbang terbesar PDRB dengan migas adalah pertambangan. Sedangkan sektor pertanian perikanan memberikan sumbangan terbesar pada PDRB tanpa migas. Sumbangan lainnya berasal dari perdagangan, hotel dan restoran, jasa-jasa, bangunan, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, pengangkutan dan komunikasi, industri pengolahan dan listrik gas dan air bersih. Karekteristik fisik daerah berupa pulau-pulau kecil dan perairan laut yang luas menjadikan sektor perikanan sebagai sumbangsih terbesar dan menjadi andalan bagi pembangunan Kepulauan Seribu. Pertanian, termasuk sektor perikanan didalamnya memberikan sumbangsih yang cukup besar dengan rata- rata sumbangan selama 2001-2005 sebesar 28,4 PDRB tanpa Migas dan 3,16 PDRB dengan Migas. Perikanan sendiri memberikan sumbangsih terbesar dengan nilai kontribusi rata-rata selama 2001-2005 sebesar 98 dari bidang pertanian. Tabel 23 menggambarkan perkembangan PDRB Kepulauan Seribu. Tabel 23 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Juta Rupiah No Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005 1 Pertanian 757 897 983 894 885 - Tanaman bahan makanan 648 797 873 790 773 - Peternakan 109 100 110 104 112 2 Perikanan 67,719 64,545 29,146 38,167 41,841 3 Pertambangan 1,365,080 1,160,812 1,070,523 1,361,205 1,959,329 4 Industri pengolahan 4,517 5,054 5,470 5,697 6,412 5 Listrik, Gas dan Air bersih 551 656 735 785 1,028 6 Bangunan 12,210 14,127 15,721 17,917 21,186 7 Perdagangan, Hotel dan Restoran 51,112 58,618 65,572 71,592 79,703 8 Pengangkutan dan Komunikasi 5,955 4,595 4,493 4,533 3,815 9 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7,375 8,177 8,665 9,214 9,562 10 Jasa-jasa 18,556 20,591 22,522 24,286 27,606 PDRB dengan Migas 1,533,832 1,338,072 1,223,830 1,534,290 2,151,368 PDRB tanpa Migas 168,752 177,260 153,307 173,085 192,039 Sumber : BPS Kota Jakarta Utara, 2006 Fakta tak terbantahkan bahwa Kepulauan Seribu secara geografis berupa pulau-pulau kecil dan perairan laut. Sumberdaya pesisir dan laut merupakan andalan bagi masyarakat Kepulauan Seribu dengan mata pencaharian masyarakatnya berupa penangkapan, budidaya laut, pengolahan hasil perikanan, perdagangan dan transportasi laut. Namun, BPS masih menjadikan perikanan sebagai sub ordinat dari pertanian. Padahal, karakter sumberdaya wilayah Kepulauan Seribu sangat jelas memperlihatkan hal itu. Penamaan lapangan usaha harusnya disesuaikan dengan karekteristik wilayah. PDRB Perkapita PDRB per kapita merupakan gambaran nilai tambah yang dapat diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi. Angka PDRB per kapita dapat dijadikan sebagai satu indikator kesejahteraan rakyat walaupun tidak dapat langsung menggambarkan kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat atau penduduk. Tabel 24 menunjukkan bahwa PDRB per kapita tanpa migas meningkat dari Rp 8.864.340 tahun 2004 menjadi Rp 9.756.071 tahun 2005 atau mengalami peningkatan sebesar 10,06 . Namun, secara ril PDRB per kapita tersebut hanya sebesar Rp 6.695.287 tahun 2004 kemudian meningkat menjadi Rp 6.811.994 tahun 2005. Tabel 24 PDRB Per Kapita Kepulauan Seribu Tanpa Migas 2001-2005 Tahun Harga Berlaku Harga Konstan PDRB Perkapita Perubahan PDRB Perkapita Perubahan 2001 9,055,638 6,78 8,216,183 -3,12 2002 9,316,220 2,88 7,829,892 4,70 2003 7,961,922 -14,54 6,624,193 -15,40 2004 8,864,340 11,33 6,695,287 1,07 2005 9,756,071 10,06 6,811,994 1,74 Sumber : BPS Kota Jakarta Utara, 2006 Jika mempertimbangkan faktor migas, maka PDRB per kapita Kepulauan Seribu meningkat dari Rp 78.576.755 tahun 2004 menjadi Rp 109.295.245 tahun 2005 atau mengalami kenaikan sebesar 39,09. Sedangkan secara ril PDRB per kapita tersebut justru mengalami penurunan dari Rp 57.268.456 tahun 2004 menjadi Rp 53.346.083 tahun 2005, atau menurun sebesar 6,85. Tabel 22 menyajikan PDRB per kapita dengan migas di Kepulauan Seribu. Tabel 25 PDRB Per Kapita Kepulauan Seribu Dengan Migas 2001-2005 Tahun Harga Berlaku Harga Konstan PDRB Perkapita Perubahan PDRB Perkapita Perubahan 2001 82,309,193 5,64 76,621,399 -1,66 2002 70,324,891 -14,56 72,645,775 -5,19 2003 63,559,065 -9,62 61,654,361 -15,13 2004 78,576,755 23,63 57,268,456 -7,11 2005 109,295,245 39,09 53,346,083 -6,85 Sumber : BPS Kota Jakarta Utara, 2006

6.1.2 Perkembangan Kemiskinan