Tujuan Kegunaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka fokus penelitian ini adalah mengkaji hubungan antara daya dukung ekosistem pesisir dan lingkungan kaitannya dengan tingkat kesejahteraan masyarakat PPK. Selanjutnya sejumlah pertanyaan akan diajukan untuk menjawab permasalahan tersebut antara lain : • Bagaimana tingkat daya dukung lingkungan Kelurahan Pulau Panggang termasuk di dalamnya daya dukung ekosistem terumbu karang • Bagaimana tingkat kesejahteraan dan kesenjangan masyarakat pesisir Kelurahan Pulau Panggang, khususnya nelayan tradisional • Seberapa besar ketergantungan masyarakat di PPK terhadap sumberdaya hayati yang berada di lingkungannya • Apakah tingkat kesejahteraan masyarakat semata ditentukan oleh pemanfaatan sumberadaya yang memperhatikan konsep daya dukung atau ada faktor lain yang mempengaruhi ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan

1 Menilai kemampuan daya dukung lingkungan dan ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di Kelurahan Pulau Panggang khususnya ekosistem terumbu karang dan keterkaitannya dengan tingkat kesejahteraan nelayan tradisional 2 Menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat Kelurahan Pulau Panggang meliputi pendapatan, indek pembangunan manusia IPM, ketimpangan pembangunan dan indikator kesejahteraan lainnya 3 Mengkaji adanya faktor lain selain daya dukung Kelurahan Pulau Panggang yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir 4 Menyusun implementasi kebijakan dalam pengelolaan PPK berbasiskan daya dukung ekosistem PPK dan tingkat kesejahteraan nelayan tradisional

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1 Dokumen kajian daya dukung ekosistem pesisir PPK dan lingkungannya menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan terkait dengan pengelolaan PPK 2 Menjadi dasar pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di Kelurahan Pulau Panggang dalam rangka mengurangi pencemaran, kerusakan lingkungan dan ketimpangan ekonomi 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Kebijakan Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil 2.1.1 Definisi dan Batasan Pulau-Pulau Kecil Belum ada definisi baku tentang pulau-pulau kecil. Banyak yang menggunakan definisi dari segi luasnya seperti yang digunakan oleh DKP secara nasional sesuai dengan keputusan menteri kelautan dan perikanan No.412000 adalah pulau yang berukuran kurang atau sama dengan 10.000 km 2 DKP,2003. Masih dari segi ukuran, pulau-pulau kecil PPK didefinisikan mempunyai ukuran 5.000 km 2 commonwealth science council, 1984 dalam Ongkosongo 1998 atau 2.000 km 2 UNESCO, 1991 dalam Falkland 1995; Hehanusa 1993; Purwanto 1995. Dalam seminar pengelolaan PPK tahun 1998 disepakati ukuran maksimumnya 500 km sebagai batas, tanpa menyebut sebagai ukuran panjang atau lebar. Definisi lainnya dari segi jumlah penduduk yang mendiaminya. PPK didefinisikan sebagai pulau yang dihuni dengan jumlah penduduk kurang atau sama dengan 200.000 jiwa DKP, 2003. Menurut UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil No.27 tahun 2007, Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km 2 dua ribu kilometer persegi beserta kesatuan ekosistemnya. PPK didefinisikan sebagai pulau yang berukuran kecil yang secara ekologis terpisah dari pulau induknya dan memiliki batas yang pasti, terisolasi dari habitat lain, sehingga mempunyai sifat insular Dahuri, 1998; Bengen, 2001; DKP 2003. Pulau kecil merupakan habitat yang terisolasi dengan habitat lain sehingga keterisolasian ini akan menambah keanekaragaman organisme yang hidup di pulau tersebut serta dapat juga membentuk kehidupan yang unik di pulau tersebut. Selain itu pulau kecil juga mempunyai lingkungan yang khusus dengan proporsi spesies endemik yang tinggi bila dibandingkan dengan pulau kontinen. Akibat ukurannya yang kecil maka tangkapan air catchment pada pulau ini yang relatif kecil sehingga air permukaan dan sedimen lebih cepat hilang kedalam air. Jika dilihat dari segi budaya maka masyarakat pulau kecil mempunyai budaya yang umumnya berbeda dengan masyarakat pulau kontinen dan daratan Dahuri, 1998. Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas maka ada 3 hal yang dapat dipakai untuk membuat suatu batasan pengertian pulau kecil yaitu: i batasan fisik menyangkut ukuran luas pulau; ii batasan ekologis menyangkut perbandingan spesies endemik dan terisolasi; dan iii keunikan budaya. Kriteria tambahan lain yang dapat dipakai adalah derajat ketergantungan penduduk dalam memenuhi kebutuhan pokok. Apabila penduduk suatu pulau dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya bergantung pada lain atau pulau induknya maka pulau tersebut dapat diklasifikasikan sebagai pulau kecil Kusumastanto, 2004. Pembedaan istilah ukuran kecil dan besar atau bahkan sangat kecil memang belum begitu jelas kegunaannya disamping definisinya yang masih beragam. Namun jika dilihat dari segi pengelolaan PPK, pendefinisian ini sangat penting khususnya ketika berbicara tentang daya dukung carrying capacity biota, daya tampung pemukiman penduduk human settlement capacity, keterbatasan kegiatan kependudukan, ketersediaan air tawar, keterpencilan tempat, kekurangan perhatian dari pemerintah, pendidikan, kesehatan, kebutuhan barang, pemasaran produk dan lain-lain Ongkosongo, 1998. Karena arahan pengelolaan PPK dapat disesuaikan dengan ukuran dan permasalahan dari PPK itu sendiri.

2.1.2 Karekteristik dan Kendala PPK