Kondisi Sosial Analisis keterkaitan daya dukung ekosistem terumbu karang dengan tingkat kesejahteraan nelayan tradisional

adalah 32‰, sebelah barat Pramuka adalah 32‰. Sedangkan salinitas di tenggara Pulau Panggang adalah 32‰ dan di Panggang tengah Pulau Karya adalah 32‰. Luas areal Kelurahan Pulau Panggang mencapai 62,1 Ha. Pemanfaatan lahan dari luas total area tersebut antara lain untuk perumahan 41,96, industri 8, kantor dan gudang 22,54, pertanian 6,57 dan lainnya 20,93 Kecamatan dalam angka, 2007. Alokasi untuk perumahan menempati porsi tertinggi dan hanya dua pulau yang dijadikan sebagai area pemukiman penduduk yaitu Pulau Panggang sendiri dan Pulau Pramuka. Pemanfaatan lahan lainnya digunakan untuk pariwisata bahari, penghijauan, cagar alam, rambu laut dan pemanfaatan lain.

4.2 Kondisi Sosial

Ekonomi Secara administratif, Pulau Panggang dan Pulau Pramuka menjadi bagian dari Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Pulau Panggang dan Pulau Pramuka termasuk pulau berpenghuni dari 13 pulau yang terdapat di kelurahan Pulau Panggang. Tabel 11 berikut menunjukkan 13 pulau yang masuk dalam administrasi kelurahan Pulau Panggang beserta luasan dan peruntukannya. Tabel 11 Nama Pulau, Luas dan Peruntukannya di Kelurahan Pulau Panggang Nama Pulau Luas Ha Peruntukan Pulau Opak Kecil Pulau Karang Bongkok Pulau Kotok Kecil Pulau Kotok Besar Pulau Karang Congkak Pulau Gosong pandan Pulau Semak Daun Pulau Panggang Pulau Karya Pulau Pramuka Pulau Gosong Sekati Pulau Air Pulau Peniki 1,10 0,50 1,30 20,75 0,65 0,20 0,75 9,00 6,00 16,00 0,20 2,90 3,00 Peristirahatan Peristirahatan PHU Pariwisata Peristirahatan Peristirahatan PHPA Pemukiman PerkantoranTPU Pemukiman Peristirahatan Peristirahatan Mercusuar Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan P. Panggang, 2008 Pertumbuhan penduduk di Kelurahan Pulau Panggang cukup tinggi pertahun dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Tingkat kepadatan penduduk Pulau Panggang adalah 35.300 jiwakm 2 LAPI-ITB, 2001. Data lain menyebutkan tingkat kepadatan penduduk Kelurahan Pulau Panggang adalah 7.230 jiwakm 2 dengan luas area sebesar 0,62 km 2 Kecamatan seribu utara dalam angka, 2007. Tingginya kepadatan penduduk di Kelurahan Pulau Panggang ini telah memberikan dampak nyata terhadap daya dukung kedua pulau tersebut. Jumlah penduduk Kelurahan Pulau Panggang berdasarkan Laporan bulanan Kelurahan per bulan April 2008 sebesar 5.481 jiwa dengan komposisi 2.908 jiwa laki-laki dan 2.672 jiwa perempuan. Penduduk kelurahan Pulau Panggang ini terdistribusi hanya di dalam Pulau Panggang dan Pulau Pramuka yang terdiri dari 5 Rw dan 29 RT. Lebih lengkap tentang data kependudukan di Kelurahan Pulau Panggang dapat dilihat dalam Tabel 12 berikut. Tabel 12 Perkembangan Penduduk Kelurahan Pulau Panggang Uraian Pulau Panggang Pulau Pramuka Ket Jumlah RW Jumlah RT 3 RW 01,02,03 RW 1 RT 01-07 RW 2 RT 01-07 RW 3 RT 01-07 2 RW 04,05 RW 04 RT 01- 04 RW 05 RT 01- 04 Jumlah penduduk - KK - Laki-laki - Perempuan 3.880 929 2.007 1.873 1.601 392 801 800 Total = 5.481 KK = 1.321 L = 2.808 P = 2.673 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan : - Tidak tamat SD - Tamat SD - Tamat SMP - Tamat SMA - Tamat PTAkademi 42 688 310 285 103 Total = 1.428 L = 776 P = 652 Luas area Km 2 Jumlah total penduduk Kepadatan penduduk Rasio Sex 0,6210 4.490 7.230 104 Sumber : Kecamatan Kep.Seribu Utara dalam Angka, 2007 Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan per April 2008 Kecamatan Kep.Seribu Utara dalam Angka, 2007 Jumlah usia produktif di Kelurahan Pulau Panggang terlihat cukup besar yaitu 2.034 jiwa dengan profesi yang berbagai macam. Mata pencaharian utama bagi masyarakat Pulau Panggang dan Pulau Pramuka adalah menggantungkan hidupnya dari laut dengan berprofesi sebagai nelayan atau pembudidaya laut. Persentase masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan dan pembudidaya, PNS, pedagang dan sisanya berprofesi lain seperti karyawan swasta, jasa dan TNIPolri Laporan bulanan Kel. P. Panggang, 2008. Masyarakat sangat bergantung dari sumberdaya laut dan pesisir khususnya terumbu karang dan perairan laut. Pemanfaatan sumberdaya terumbu karang di utara Kepulauan seribu berlangsung lebih intensif dibanding dibagian selatan. Kondisi perairan yang lebih baik membuat nelayan utara dapat menangkap di daerahnya sendiri. Sedangkan nelayan selatan Kepulauan Seribu harus keluar dari kawasan pulaunya atau bahkan keluar dari Kepulauan Seribu dalam menangkap ikan disebabkan kondisi perairan yang buruk, khususnya di Teluk Jakarta. Namun, dalam melaksanakan kegiatan penangkapannya, masih ditemukan aktivitas terlarang dengan menggunakan metode penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Dalam menggerakkan kehidupan ekonominya, penduduk Kelurahan Pulau Panggang khususnya para isteri banyak melakukan perdagangan dan membuka toko berupa bakulan, warung sembako dan rumah makanwarteg. Berdasarkan catatan bulanan Kelurahan Pulau Pangggang per April 2008 terdapat sekitar 15 pedagang bakulan, 82 warung sembako dan 12 rumah makanwarteg Laporan Bulanan Kel. P. Panggang, 2008. Sarana-sarana ekonomi ini menyebar merata di seluruh RW yang ada di Kelurahan Pulau Panggang. Kehidupan masyarakat kelurahan Pulau Panggang sangat tergantung dari kondisi laut beserta sumberdaya pesisir yang berada di sekitarnya, sehingga hampir bisa dipastikan mayoritas profesi penduduk kelurahan Pulau Panggang berkaitan dengan laut atau bidang perikanan. Terbukti dari laporan bulanan Kelurahan Pulau Panggang per April 2008 bahwa ± 77 masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan dan pembudidaya ikan. Tabel 13 berikut menjelaskan mata pencaharian masyarakat di bidang perikanan. Tabel 13 Data Perkembangan Usaha Perikanan Uraian Pulau Panggang Pulau Pramuka Ket - Perikanan tangkap • Jumlah Nelayan org • Harian • Mingguan • Bulanan • Produksi Ton 1.545 1.118 317 110 437,4 957 722 185 50 243 Total = 2.502 org Total= 680,4 Ton - Jumlah Pembudidaya • Rumput laut • Budidaya Kerapu dgn jaring apung KJA • Budidaya Kerapu dgn jaring tancap 60 10 7 20 1 Total = 80 org Total = 10 org Total = 8 rang Sumber : Diolah dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dalam angka, 2007 Ketergantungan masyarakat terhadap ekosistem pesisir dan laut merupakan suatu keniscayaan mengingat kondisi geografis kelurahan Pulau Panggang yang berupa Pulau kecil. Kondisi tersebut menuntut masyarakat Kelurahan Pulau Panggang bertahan dengan segala keterbatasan. Upaya untuk mempertahankan eksistensi tersebut terkadang dilakukan dengan cara-cara merusak lingkungan seperti melakukan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap terlarang yang merusak lingkungan, misalnya ditemukan penggunaan potasium dalam penangkapan ikan hias dan pengambilan karang sebagai bahan bangunan. Dari hasil wawancara terungkap bahwa masyarakat sebenarnya mengetahui bahwa pengambilan ikan dan karang hias yang tidak ramah lingkungan sebenarnya merusak ekosistem terumbu karang, tetapi karena tuntutan dan tekanan ekonomi menyebabkan masyarakat terpaksa melakukannya dengan cara merusak ekosistem terumbu karang tersebut. Aksi-aksi pengrusakan ini seringkali juga menimbulkan konflik sosial dengan para nelayan yang sadar akan keberadaan ekosistem terumbu karang. Penyebab lainnya adalah karena masyarakat pengrusak terumbu karang belum banyak mengetahui fungsi dan dampak dari kerusakan terumbu karang serta waktu pemulihan bagi terumbu karang setalah mengalami kerusakan.

4.3 Potensi Ekosistem Sumberdaya Pesisir dan Laut