52
3.7.2 Analisis Tabel Frekuensi
Sesuai dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan khusus untuk analisis data primer yang telah diperoleh di lokasi sampel, maka alat analisis statistik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode tabel frekuensi dan analisis tabel silang. Untuk mencari hubungan atau pengaruh yang signifikan
antara dua variabel, yaitu variabel X profil rumah tangga, tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam penyuluhan, keikutsertaan dalam organisasi, pengetahuan,
peran tokoh masyarakat, peran kelembagaan sosial dan kelembagaan ekonomi, ketersediaan infrastruktur serta penyelesaian konflik pemanfaatan sumberdaya
tambang dengan variabel Y tingkat partisipasi melalui frekuensi observasi dan frekuensi harapan, dengan taraf signifikan 0,05 menggunakan analisis X
2
dengan persamaan sebagai berikut : X
2
=
e 2
e o
f f
f
, 1
dimana X
2
= Nilai tingkat hubungan variabel
f
o
= Frekuensi observasi
f
e
= Frekuensi harapan
Berdasarkan hasil uji dimana f
o
= ditolak jika “terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut”. Sebaliknya f
e
= diterima jika “tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut”.
Sedangkan untuk mencari hubungan kedua data nominal kedua variabel yang dinyatakan dengan besarnya koefisien kontingensi C dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : C =
n X
X
2 2
, 2
dimana : C = Koefisien Kontigensi
X
2
= Nilai tingkat hubungan variabel
N = Jumlah sampel
Pada bagian metode analisis ini telah diformulasi dalam suatu matriks tabel tujuan penelitian, data dasar, analisis variable indicator dan output analisis
dapatlah dilihat pada Tabel 7 berikut.
53 Tabel 7. Tujuan Penelitian, Data Dasar, Analisis Variabel Indikator Dan Output
Analisis Tabel Frekuensi Dan Analisis Tabel Silang
N o
Tujuan Penelitian Data Dasar
Sumber Data
Analisis Variabel
Indikator Output
yang diharapkan
Memperoleh informasi
langsung dari masyarakat
pemukim yang berhimpitan
langsung dengan wilayah konsesi
Kontrak Karya PT Gorontalo
Minerals melalui pengedaran angket
bertujuan tuk mengetahui dan
menganalisis Identitas
Responden, profil rumah tangga,
Model advokasi pemanfaata SD
Tambang, model penyelesaian
konflik pemanfaatan
ruang kelembagaan
sosial ekonomi, infrastruktur,
keterkaitan masyarakat
dengan wilayah konsesi dan
penambang tradisional
Angket diedarkan dan
diwawancara langsung
dengan responden
dilokasi penelitian.
Wawancara dan diskusi
informal dalam rangka
menggali informasi
yang lebih baik.
Pengamatan langsung
dilapangan tentang
kondisi riil dengan
mendokumnen tasikan
kondisi riil tersebut
dimasing- masing lokasi
sampel. Respon-
den telah di
tentukan secara
sengaja karena
perilaku aktivitas
responden pada
umumnya berpindah-
pindah. Metode tabel
frekuensi dan analisis tabel
silang. Untuk mencari
hubungan atau pengaruh yang
signifikan antara dua variabel,
yaitu variabel X profil rumah
tangga, tingkat pendidikan,
keikutsertaan dalam
penyuluhan, keikutsertaan
dalam organisasi,
pengetahuan, peran tokoh
masyarakat, peran
kelembagaan sosial dan
kelembagaan ekonomi,
ketersediaan infrastruktur
serta penyelesaian
konflik pemanfaatan
sumberdaya tambang dengan
variabel Y tingkat
partisipasi melalui
frekuensi observasi dan
frekuensi harapan
Untuk mencari hubungan atau
pengaruh yang signifikan
antara dua variabel, yaitu
variabel X profil rumah
tangga, tingkat pendidikan,
keikutsertaan dalam
penyuluhan, keikutsertaan
dalam organisasi,
pengetahuan, peran tokoh
masyarakat, peran
kelembagaan sosial dan
kelembagaan ekonomi,
ketersediaan infrastruktur
serta penyelesaian
konflik pemanfaatan
sumberdaya tambang
dengan variabel Y
tingkat partisipasi
54
3.7.3 Valuasi Sumberdaya Mineral Tambang
Secara umum penilaian asset sumberdaya mineral dapat dilakukan melalui tiga pendekatan antara lain dalam Suparmoko 2006 yaitu:
A. Pendekatan Biaya
Metode pendekatan biaya untuk melakukan penilaian diterapkan pada asset mineral yang berada dalam tahap prospeksi atau eksplorasi, atau tahap awal dalam
pendefinisian sumberdaya. Dasar pemikiran dari aplikasi pendekatan biaya dalam penilaian aset mineral adalah nilai riil dari asset eksplorasi dan penemuan
cadangan mineral yang ekonomis. Artinya semakin besar potensi dari sumberdaya mineral dan prospek ekonomisnya, maka semakin besar pengeluaran eksplorasi
yang diperlukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan dari cadangan.
B. Pendekatan Pasar
Penilaian asset mineral tambang menggunakan pendekatan pasar dapat diterapkan untuk asset mineral yang masih pada tahap penelitian eksplorasi.
Prinsip dari pendekatan pasar adalah menggunakan harga transaksi price transaction
dari asset sejenis yang dapat dibandingkan dalam rangka penetapan nilai dari asset subyek.
C.
Pendekatan Pendapatan
Penilaian asset mineral dengan pendekatan pendapatan mempunyai dasar pemikiran mengubah keuntungan kedepan net operating income yang bisa
dihasilkan jika aset mineral tersebut dapat diproduksi. Kegiatan penambangan akan dilakukan di masa datang, sehingga dalam perhitungan aset dengan
menggunakan pendekatan pendapatan perlu ditetapkan asumsi-asumsi yang mempertimbangkan faktor waktu dengan proyeksi dan akurasi data yang lebih
baik. Artinya faktor waktu memiliki peranan penting karena waktu terkadang menjadi krusial. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias dalam penilaian asset.
Bila terjadi bias dalam penilaian asset maka penilaian kedepan akan mengalami bias juga. Metode discounted Cash flow DCF dengan parameter yang digunakan
untuk menunjukkan nilai asset adalah Net Present Value NPV.