Kepekaan Responsiveness Analisis Fakta dalam Pendekatan

182 Kegiatan ekonomi seperti ini cukup maju terutama di kalangan ibu-ibu rumah tangga untuk memanfaatkan waktu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 53 Tabel kegiatan ekonomi masyarakat. Selain itu usaha ekonomi ini memilki administrasi yang sederhana dan lebih mengedepankan kepercayaan dimasing- masing anggota arisan karena model ini hampir sama dengan orang menabung di Bank meskipun tidak ada bunganya namun masyarakat lebih memilih hal ini karena memelihara hubungan sosial dan kekerabatan antar masyarakat dan keluarga yang ikut serta dalam arisan. Di sisi lain rumah tangga keluarga merasa terbantu karena uang yang disimpan lewat arisan dapat diperoleh kembali sehingga berbeda dengan uang tersebut hanya disimpan di rumah. Terdapat 22 jenis organisasi sosial ekonomi dan kemasyarakatan di wilayah berhimpitan langsung dengan konsesi kontrak karya. Terlihat bahwa Ketua RT, ekonomi produktif, PNPM, Gotong Royong, Arisan, Huyula, huyulah PNPM, Jama Tablig, Karang Taruna, KNPI HIPMI, Majelis Ta’lim Yatim Piatu, majelis ta’lim PAB PNPM, PNPM pembangunan MCK, rukun duka, tadarus ibu- ibu P KK, ta’mirul Masjid BPD, Taman pengajian Alquran masing-masing 1 responden dan organisasi nelayan 3 responden atau 4persen, juga arisan tadarus Alquran sebanyak 8 responden atau 10 persen. Demikian pula taman pengajian 2 responden atau 2,4 persen. Dijumpai terdapat sarana olahraga seperti lapangan sepak bola dan lapangan bola voli namun bila dilihat dari berbagai macam organisasi pada tabelberikut bahwa organisasi olahraga nyaris tidak ada, demikian juga organisasi kelembagaan petani relatif tidak ditemui meskipun pemanfaatan lahan pada wilayah konsesi kontrak karya terus meluas. Aspek ini cukup menjawab pertanyaan-pertanyaan kepada responden pada item sebelumnya, karena keikutsertaan masyarakat pada lembaga sosial ekonomi dan kemasyarakatan merupakan indikasi bahwa kesadaran masyarakat untuk menyampaika saran dan pemikiran secara melembaga semakin berkembang dan juga keinginan untuk mengetahui informasi atau saran dari anggota atau msayarakat lain dapat diperoleh melalui keaktifan mereka mengikuti organisasi tersebut. Terkait dengan organisasi sosial ekonomi yang dibahas pada aspek ini dapat dilihat Lampiran 54. 183 Organisasi yang paling banyak diikuti masyarakat disekitar kawasan pemukiman yang berhimpitan langsung dengan konsesi kontrak karya yaitu arisan PKK dan pengajian 2 responden atau 2.4 persen. Kegiatan arisan tadarus Alquran 2 responden atau 2,4 persen, bakti sosial 1 reponden atau 1,2 persen. Selanjutnya pemilihan ketua DPC 1 responden atau 1.2 persen, gotong royong 1 reponden atau 1.2 persen, karang taruna 7 responden atau 8.4 persen, karang taruna dan arisan 2 responden 2.4 persen, karang taruna, gotong royong 14 responden atau 17 persen, karang taruna KNPI dan HIPMI, 1 responden atau 1.2persen, organisasi keagamaan 1 responden, pengajian 2 responden atau 2.4 persen, PNPM 3 responden atau 3.6 persen, PNPM dan air bersih 1 responden atau 1.2persen dan terakhir yaitu Taman Pengajian Alquran 1 responden atau 1.2 persen. Total responden yang menjawab pada item ini sebanyak 44 atau 53.0 persen dari total 83 responden. Lebih dari 50 persen responden yang menjawab pertanyaan ini. Sementara itu jumlah organisasi sosial ekonomi dan kemasyarakatan yang paling banyak diikuti sebanyak 15 organisasi, hal ini merupakan bentuk keinginan masyarakat untuk mengikuti perkembangan informasi dan juga merupakan bentuk perkumpulan yang menjadi pilihan utama karena kemungkinan pilihan organisasi selain itu sulit dijumpai dan meskipun ada pusat kegiatannya lebih banyak di ibu kota kabupaten atau kota di setiap daerah. Pilihan organisasi kemasyarakatan gotong royong dan karang taruna lebih banyak diminati masyarakat sebagai indikasi disekitar kawasan konsesi kontrak karya masih terpelihara tradisi gotong royong dalam bahasa Gorontalo yaitu Mohuyula, dan juga pada jaman yang semakin maju pun tradisi seperti itu masih dapat dijumpai dalam masyarakat terutama pemukim yang berada dikawasan yang berhimpitan langsung dengan konsesi kontrak karya PT Gorontalo Minerals. Aspek sosial ekonomi yang dibahas pada item dapat dilihat Lampiran 55. Pola jawaban yang disampaikan reponden pada item pertanyaan berikut ini memiliki keterkaitan langsung dengan pertanyaan yang telah dideskripsikan diatas. Nampak pada jawaban responden yaitu arisan dan tadarus Alquran 2 responden atau 2.4 persen, BPD 1 responden atau 1.2 persen, gotong royong 1 responden atau 1.2 persen, Karang taruna ditingkat Desa 3 responden atau 3.6persen, karang taruna ditingkat Kecamatan 2 responden atau 2.4persen, karang 184 taruna arisan 1 responden atau 1.2 persen, karang taruna gotong royong 11 responden atau 13.3 persen, selanjutnya karang taruna KNPI dan HIPMI 1 responden atau 1.2 persen, PKK kerja bakti 1 responden atau 1.2 persen, PNPM 3 responden atau 3.6 persen, PNPM air bersih dan MCK 1 responden atau 1.2persen, PNPM perbaikan jalan 2 responden atau 2.4 persen dan terakhir yaitu organisasi sosial kesehatan 1 responden atau 1.2 persen. Meskipun bentuk pertanyaan pada item ini bukan memilih namun menulis sendiri bagi setiap responden dalam bentuk matriks isian. Hasilnya menunjukkan bahwa organisasi yang bergerak atau berkecimpung dibidang pertanian dan perkebunan nyaris tidak dijumpai namun secara eksplisit bahwa kegiatan organisasi yang paling banyak memberikan manfaat yaitu karang taruna dan gotong royong memiliki kedekatan dengan kegiatan pertanian dalam organisasi usahatani atau nelayan yang merupakan pilihan yang sesuai dengan kondisi georafis yang terdiri dari daratan dan pantai. Hal tersebut terkesan kontradiktif, namun boleh jadi muncul pertanyaan apakah hal ini terjadi karena kurangnya keadilan ekonomi dalam mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat dibidang ini atau mungkin adanya pilihan yang lebih baik seperti menjadi pekerja di PETI. Terkait dengan organisasi sosial ekonomi yang bermanfaat dibahas pada aspek ini dapat dilihat pada Lampiran 56. Bentuk manfaat yang diperoleh dalam organisasi sosial ekonomi dan kemasyarakatan yaitu yang menjawb baik 1 responden atau 1.2 persen. Jawaban bahwa organisasi bermanfaat untuk belajar mengaji dan menabung 2 responden atau 2.4 persen. Manfaatnya desa mengalami perkembangan yaitu 2 responden atau 2.4 persen, desa mengalami perkembangan 1 responden atau 1.2 persen dan masih jawaban yang sama yaitu desa mengalami perkembangan 7 responden, kemudian desa mengalami perubahan 1 responden atau 1.2 persen, desa menjadi berkembang 1 responden atau 1.2 persen, desa menjadi lebih baik 1 responden juga 3 responden memberikan jawaban yang sama atau 4 persen, jalan semakin membaik 1 responden atau 1.2 persen. Kebersihan lingkungan terpelihara 1 responden atau 1.2 persen, ketertiban masyarakat 1 responden atau 1.2 persen, lingkungan menjadi bersih 1 responden 1.2 persen, lingkungan terjaga denga baik dan memuaskan juga mendapatka 185 pengebatan yang gratis masing-masing 1 responden atau masing-masing 1.2 persen, menjalin persaudaraan 1 responden atau 1.2 persen, menyentuh kepentingan masyarakat 1 responden atau 1.2 persen. Selanjutnya mudah memperoleh air bersih dan desa berkembang masing 1 responden lagi, terjalinnya tali persaudaraan yaitu 3 responden atau 3.6persen, dan terakhir tidak perlu ke kali karena telah tersedia MCK yaitu 1 responden atau 1.2 persen. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 57 Tabel bentuk manfaat organisasi sosial ekonomi. Bila ditelaah dari isi tabel ini cukup banyak hal-hal yang terulangi dalam bentuk jawaban responden. Tetapi jawaban ini merupakan jawaban masing- masing secara terpisah disampaikan disetiap angket, sehingga hasil pengujiannya terdapat kesamaan dalam tabel. Item pertanyaan dapat dipengaruhi juga oleh kapasitas responden memberikan jawaban, sehingga perlu pencermatan dilokasi penelitian agar pertanyaan ini tetap akan mendapatkan jawaban. Pada aspek ini peneliti mencermati kebutuhan dasar masyarakat sekitar kawasan yang berhimpitan langsung denga konsesi kontrak karya seperti sarana dan prasana dasar, terdapat 59 responden yang menjawab atau 71.1 persen terkait dengan sarana. Secara detil dapat disampaikan yaitu yang menjawab bahwa sarana dasar itu buruk sebanyak 6 responden atau 7.2 persen. Ada pula yang menjawab sarana dasar itu kondisinya sedang 40 responden atau 48.2 persen. Selanjutnya yang menjawab sarana dalam keadaan baik yaitu 13 reponden atau 16 persen dan tidak menjawab sebanyak 24 responden atau 29 persen. Mengenai persepsi terhadap sarana yang dibahas pada item ini dapat dilihat pada Lampiran 58. Terkait dengan pendalaman pertanyaan yaitu persepsi terhadap sarana perhubungan disekitar kawasan yang berhimpitan langsung dilihat pada Lampiran 51 Tabel persepsi terhadap sarana perhubungan. Lampiran menunjukkan bahwa sarana perhubungan dalam keadaan buruk 28 responden atau 34 persen, dan jawaban bahwa sarana perhubungan kondisinya sedang yaitu 12 responden atau 14.5persen. responden yang menjawab sarana perhubungan kondisinya baik 10 responden atau 12.0 persen, selanjutnya tidak menjawab 33 responden atau 40 persen. Bila dibanding denga responden yang menjawab masih lebih banyak yaitu 58 responden atau 60.2 persen. 186 Pada item sarana perekonomian, masyarakat lebih terbuka menyampaikan keadaan atau kondisi sarana ini karena kegiatan masyarakat sangat tergantung pada sarana perekonomian ini untuk melakukan transaksi. Terdapat 31 responden yang menjawab sarana perekonomian buruk 37.3 persen dan yang menjawab kondisi sarana perekonomian sedang yaitu 12 responden atau 14.5 persen. Selanjutnya yang menyatakan baik yaitu 8 responden atau 10 persen hingga total 51 responden atau 61.4 persen dari total 83 responden. Terkait dengan persepsi terhadap sarana perekonomian yang dibahas, dapat dilihat pada Lampiran 59. Kebutuhan dasar masyarakat lainnya seperti sarana kesehatan sangat penting untuk didalami kondisinya. Masyarakat yang menjawab bahwa kondisi sarana kesehatan di wilayah berhimpitan langsung dalam keadaan buruk yaitu 39 responden atau 47.0 persen, dan yang menjawab sarana kesehatan dalam kondisi sedang yaitu 8 responden atau 10 persen. Selanjutnya yang menjawab sarana kesehatan dalam kondisi baik yaitu 3 responden atau 4 persen. Nampak bahwa masyarakat lebih menjawab bahwa kondisi sarana kesehatan relatif buruk meskipun dijumpai terdapat 1 buah Rumah Sakit Umum Daerah di Tombulilato Kecamatan Bone. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 60 Tabel Persepsi terhadap sarana kesehatan. Sarana dasar lain yang sangat dibutuhkan masyarakat disekitar wilayah konsesi kontrak karya yaitu pendidikan, pada umumnya sarana pendidikan ini relatif kondisinya kurang baik. Jawaban masyarakat terkait dengan persepsi terhadap sarana pendidikan yaitu 47 responden menyampaikan bahwa kondisi sarana pendidikan dalam keadaan buruk atau 57 persen. Selanjutnya jawaban bahwa kondisi sarana pendidikan sedang hanya 2 reponden atau 2.4 persen dan menjawab bahwa sarana kesehatan baik yaitu 3 reponden atau 4 persen dengan total jawaban terhadap item ini yeitu 52 responden atau 63 persen dari total 83 responden. Ketiadaan sarana pendidikan yang memenuhi standar minimal masih jarang dijumpai di wilayah ini. Terdapat beberapa fasilitas Sekolah Dasar seperti perpustakaan masih bergabung dengan ruangan guru bahkan ada yang bergabung dengan ruang kelas. Ketersediaan buku di perpustakaan lebih banyak dari aspek jumlahnya bukunya bukan jumlah jenis judul bukunya. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip keadilan bila ditinjau dari aspek keadilan masyarakat mendapatkan 187 pelayanan pendidikan yang baik. Terkait dengan persepsi masyarakat yang dibahas, dapat dilihat pada Lampiran 61. Kebutuhan lain yang tidak kalah pentingnya bagi masyarakat terutama diwilayah konsesi kontrak karya yaitu sarana penerangan listrik terutama sarana ini dibutuhkan pada malam hari agar masyarakat tetap dapat melakukan aktivitas sosial ekonomi dam meningkatkan perekonomian. Terdapat 25 responden yang menjawab bahwa sarana penerangan buruk atau 30.1 persen sedangkan jawabannya terhadapa sarana penerangan sedang yaitu 15 responden atau 18.1persen dan yang menjawab sarana penerangan baik yaitu 12 responden atau 14.5persen. Bila dibandingkan dengan tabel sebelumnya maka dikatakan sarana penerangan relatif baik. Demikian juga untuk persepsi terhadap sarana penerangan jalan dapat dilihat pada Lampiran 62. Persepsi masyarakat terhadap Air bersih disekitar kawasan konsesi yang berhimpitan langsung denga pemukiman relatif menjawab bahwa sarana air bersih dalam keadaan buruk yaitu 38 responden atau 46 persen. Selanjutnya yang menjawab bahwa sarana air bersih kondisinya sedang sebanyak 13 responden atau 16 persen, dan yang menjawab baik yaitu 5 responden atau 6.0 persen dengan jumlah total responden yang menjawab yaitu 56 atau 67.5persen. Hal ini dapat dijumpai pada beberapa daerah aliran sungai seperti Sungai Waluhu dan Sungai Mamungaa telah mengalami perubahan warna akibat penambangan tanpa izin dihulu sungai sehingga tidak layak lagi diproses manjadi air bersih. Mengenai persepsi terhadap sarana air bersih yang dibahas, dapat dilihat tabelnya pada Lampiran 63. Aspek lain menarik dalam pembahasan ini yaitu terkait dengan sarana ibadah di wilayah konsesi kontrak karya. Kecenderungan masyarakat menjawab bahwa sarana ibadah dalam keadaan buruk yaitu 45 responden atau 54.2 persen, dan yang menjawab bahwa sarana ibadah kondisinya sedang sebanyak 7 responden atau 8.4 persen. Jawaban bahwa sarana ibadah kondisinya baik 1 responden atau 1.2 persen dengan akumulasi persentase 85 persen. Sehingga sarana ibadah realtif dipersepsikan buruk. Terkait dengan persepsi terhadap sarana ibadah yang dibahas, dapat dilihat tabelnya pada Lampiran 64.