Aspek Yuridis Analisis Land Tenure

dilanjutkan dengan analisis inventarisasi. Kedua aspek ini akan digambarkan dan dideskripsikan.

5.2.1. Analisis Identifikasi

Untuk mempertajam informasi ruang yang mengalami tumpang tindih ini melalui hasil proses peta identifikasi secara sederhana, telah dilakukan langkah pengamatan langsung di lapangan yang berpedoman pada hasil identifikasi awal dengan dibantu dengan alat GPS untuk memastikan atau melakukan koreksi ulang terhadap lahan –lahan memiliki hubungan langsung dengan tumpang tindih kawasan Kontrak Karya PT Gorontalo Minerals. Penguatan terhadap pengamatan langsung ini, telah dilakukan pengamatan dengan model dokumentasi terhadap lahan-lahan yang telah mengalami perubahan peruntukan. Alasan pada aspek yang ke tiga terkait dengan permukiman karena didalamnya sudah termasuk lahan- lahan yang digunakan untuk sarana dan prasarana pemerintah seperti fasilitas umum dan khusus. Adanya lahan terbuka dan tidak dimanfaatkan lagi karena pemanfaatan lahan-lahan tersebut dilakukan secara berpindah-pindah termasuk pemukiman- pemukiman yang mereka bangun secara tidak permanen. Kecuali pada wilayah yang telah memiliki fasilitas umum dan fasilitas khusus, dimana lahan-lahan tersebut lebih berada pada lahan yang memiliki dataran yang cukup luas dan lebih banyak pemukiman tersebut berada di pinggir pantai serta dekat dengan muara sungai yang dimanfaatkan masyarakat sebagai air baku. Kebiasaan masyarakat untuk melakukan peladangan berpindah telah terjadi secara turun temurun heriditery dan berdampak pada semakin luas lahan- lahan yang tidak berhutan yang hanya ditumbuhi oleh padang safana dan perdu serta tanaman lain yang tidak begitu membutuhkan cadangan air. Di sisi lain wilayah ini terasa sangat panas dan menyengat karena kurangnya tanaman atau pohon yang rindang. Hasil citra lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 19. Gambar 19. Peta Citra Satelit Spot 4 Lokasi Penelitian di Kabupaten Bone Bolango. Dalam analisis ini salah satu data yang diperlukan adalah data pengambilan sampel titik koordinat, dengan dukungan alat global positioning system GPS yang digunakan untuk menetukan lokasi di permukaan secara tepat dengan cara mengukur jarak dan waktu tempuh sinyal. Di sisi lain alat ini digunakan untuk mempermudah observasi dilapangan dan menetukan titik-titik sampel terutama di lokasi yang merepresentasikan obyek spasial yang tidak memiliki dimensi panjang danatau luas. Tabel 37. Sampel Penelitian dan Titik Koordinat Lokasi 1, 2 dan 3 Kecamatan Bulawa , Bone Raya dan Kab.Bone Bolango. No Lokasi 1 Titik Koordinat Temuan kasus 1 Gunung Mantulangi 1 0019’42.2 LU 12317’15.1 BT Tanaman masyarakat : Lamtoro 2 Gunung Mantulangi 1 0019’59,5 LU 12317’26,5 BT Perkebunan Campuran : Pohon Kelapa,Mangga, Nangka dan Kemiri 3 Pegunungan Mantulangi 1 0020’37,8 LU 12318’03,9 BT Pertambangan Tanpa Izin dan Perkebunan Campuran: Cengkeh, Kakao, Kelapa dan Kemiri 4 Gunung Mantulangi 2 0020’39,6 LU 12318’06,7 BT Perkebunan Cengkeh, Penambangn Tanpa Izin dan Pemukiman serta ternak ayam 5 Gunung Mantulangi 2 0020’42,4 LU 12318’11,1 BT Konsentrasi Penambangan Tanpa Izin dan pengolahan limbahnya serta perkebunan Cengkeh dan Pemukiman 6 Mamungaa Timur 0019’31,2 LU 12318’01.4 BT Perambahan Hutan, Penambang Tanpa Izin, Pengolahan produksi dan Limbah yg di alirkan kesungai Mamungaa. Lokasi 2 Pegunungan Waluhu Temuan Kasus 1 Desa Alo Pegunungan Waluhu 1 00 20’12,3 LU 12320’42,3 Bt Perkebunan Cingkeh 2 Desa Alo Tanjakan Penyesalan 0020’18 Lu 12320’50,8 Bt Perkebunan Cingkeh dan Jambu Mente 3 Desa Alo Pegunungan waluhu 0020’35,4 Lu 12321’34,8 Bt Pertambangan Tanpa Izin 4 Pegunungan Waluhu 2 0020’55,0 Lu 12321,33,8 Bt Pertambangan Tanpa Izin Lokasi 3 Cabanga Kiri Temuan Kasus 1 Cabang Kiri 0023’42,6 LU 12319’50,6 BT Gedung Came sheed Gedung Mess Karyawan Dining Room Meeting Room Heli Pat Toilet and Shower Tabel 37 menunjukan hasil pengamatan di lokasi penelitian, dimana terdapat beberapa jenis pemanfaatan lahan oleh masyarakat dan nampak bahwa pemanfaatan lahan ini telah berlangsung lama. Hal ini dapat dibuktikan melalui jenis tanaman perkebunanan masyarakat seperti pohon kelapa, cengkeh, mangga, kemiri dan pohon-pohon lainnya yang memiliki nilai ekonomi seperti di sekitar Pegunungan Waluhu Desa Alo Kecamatan Bone Raya. Lokasi Pegunungan Waluhu dapat ditempuh empat jam dari permukiman masyarakat dengan empat kali melakukan penyeberangan sungai dan melewati perkebunan masyarakat sampai pada tanjakan yang dikenal oleh penambang tanpa izin yaitu Tanjakan Penyesalan karena tanjakan ini cukup terjal bila dibanding dengan tanjakan yang lain seperti Pegunungan Mantulangi di wilayah posisir Bone pantai. Di lokasi ini terdapat 4323 orang yang memilki aktifitas Pertambangan Tanpa Izin PETI meskipun sifat dari kegiatan pertambangan ini bersifat pertambangan berpindah-pindah tergantung isu dimana wilayah yang memiliki prospek dan penghasilan tambang yang banyak namun di wilayah telah kelembagaan yang sederhana dan telah berlangsung sekitar 1 tahun . Disini sebanyak yang tadumpul, ada yang dapa 1 Kg 1 minggu, makanya ada banyak orang datang kamari disini, makanya kitorang buat kartu anggota padorang dan setiap orang bayar Rp 10.000 untuk menjadi anggota. Gusti Mogulaingo Demikian pula di sekitar pegunungan Mantulangi terdapat perkebunan masyarakat dimana jenis tanamannya memiliki kemiripan dengan jenis tanaman di pegunungan Waluhu. Namun lokasi ini hanya dapat ditempuh sekitar tiga jam dari premukiman penduduk yang berada diantara Desa Mopuya dan Desa Mamungaa. Keunikan dari sampel lokasi ini yaitu terdapat pemukiman semi permanen di lokasi penambang tanpa izin juga terdapat hamparan kebun cengkeh yang umurnya sekitar 15-20 tahun. Terdapat juga tanaman jagung dan hewan ternak peliharaan seperti Ayam dan anjing. Pertambangan Tanpa Izin di lokasi ini telah menggunakan mesin yang cukup modern seperti mesin penarik Tromol dan Derek pemecah batu yang dianggap memiliki potensi emas. Terdapat pula kegiatan penelitian eksplorasi yang dilakukan oleh pemegang Konsesi Kontrak karya yaitu PT Gorontalo Minerals yang telah memperoleh izin pinjam pakai kawasan hutan dari kementerian Kehutanan RI karena status kawasan ini masih bagian dari kawasan hutan yaitu Hutan produksi Terbatas HPT. Lokasi Eksplorasi ini terletak di Cabang Kiri dan berada di wilayah administrasi Desa Tombulilato Kecamatan Bone Raya sekitar 15 Menit dengan Pesawat Helikopter dari staging di Desa Tulabolo Kecamatan Suwawa Timur. Di Cabang Kiri terdapat lebih dari 120 orang karyawan perusahaan PT Gorontalo Minerals dengan menggunakan 2 alat mesin bor dreeling yang sedang digunakan untuk melakukan penelitian dalam memastikan potensi pertambangan. Di lokasi ini juga terdapat 1 unit Cam Sheed, 4 unit Mess Karyawan, 2 unit Dining Room, 1 unit Meeting Room, 1 hal Heli Pad dan 5 unit ToiletWC yang dibangun diatas lahan sekitar 10.000 m 2 . Di sekitar lahan eksplorasi ini tidak terdapat kegiatan penambang tanpa izin PETI serta kegiatan masyarakat lannya seperti pertanian dan perkebunan. Lokasi pengamatan lanjutan dapat dilihat pada Tabel 38. Tabel 38. Lokasi Sampel Pengamatan Lanjutan di Kecamatan Suwawa Timur dan Enclove Pinogu Kabupaten Bone Bolango Id Global UTM Remarks Long Lat E N o 3030.8 123 o 2612.2 548593.91 56210.94 Pinogu PETI MD 15 o 2703.1 123 o 1934.1 536289.00 49836.00 Kayu bulan PETI MD 01 o 2642.5 123 o 2003.5 537199.00 49203.00 Motomboto 1 o 2619 123 o 214.8 539092.66 48481.13 Sungai Mak 2 o 2341.3 123 o 1949.4 526764.32 43639.24 Cabang Kiri 3 o 1833 123 o 213.4 539052.09 34171.55 Tumbolilato 4 o 2259.3 123 o 1242.7 523574.36 42347.23 Bilungala Tabel 38 menunjukkan tentang pengamatan lokasi sampel lanjutan yang terdapat di wilayah utara Cabang kiri yaitu Sungai Mak. Di lokasi Penelitian eksplorasi oleh perusahaan pemegang konsesi yang sama terdapat 6 unit mesin Bor yang didukung oleh sekitar 200 orang karyawan. Penelitian ini telah berlangsung sejak Bulan Juli 2011 bertujuan untuk memvalidasi data penelitian yang telah dilakukan oleh pemegang konsesi Kontrak Karya sebelumnya. Terdapat enam perusahaan pertambangan pemegang izin kontrak karya yang telah melakukan penelitian yang sama pada lokasi tersebut. Pada tahun 1991 seluruh kegiatan penelitian eksplorasi ini dihentikan, karena wilayah ini telah