Biaya Kapital Valuasi Kelayakan Finansial

141 Pajak sebesar 30 persen, sumber pembiayaan diasumsikan 100 persen equity. Royalty untuk setiap produk yaitu tembaga 4.00 persen, emas 3.75 persen, perak 3.25 persen, Perhitungan depresiasi dan amortisasi menggunakan metode linear dengan jangka waktu depresiasi selama 20 tahun. Asumsi-asumsi lain yang juga digunakan sebagai faktor pengurang dalam perhitungan pendapatan bersih ditunjukkan dalam Tabel 48. Adapun informasi tambahan additional information terkait dengan asumsi-asumsi yang berpedoman pada mekanisme pertambangan yang berlaku saat ini terutama bagaimana menghitung asumsi pendapatan bersih setelah dikurangi pajak dan royalty serta perhitungan depresiasi dan amortisasi yang mengasumsikan umur ekonomis dan umur teknis seluruh peralatan mesin yang dimiliki yaitu 20 tahun. Hal yang menarik pada analisi ekonomi tambang tidak memasukan faktor bunga bank dalam perhitungan pendapatan bersih karena pembiayan produksi ini tidak menggunakan biaya atau anggaran pinjaman. Asumsi untuk perhitungan pendapatan bersih dapat dilihat pada Tabel 48. Tabel 48. Asumsi untuk Perhitungan Pendapatan Bersih Additional Information Value Unit Copper Sales fee 0.005 USDlb Gold Sales fee 1.20 USDoz Silver Sales fee 1.20 USDoz Copper Refining Charges 0.08 USDlb Gold Refining Charges 4.00 USDoz Silver Refining Charges 0.30 USDoz VAT 10 Percent Dari data biaya kapital, biaya produksi dan perkiraan pendapatan, dihasilkan proyeksi aliran kas pertahun. Dimana proyeksi aliran kas dihasilkan kriteria-kriteria untuk penilaian investasi antara lain IRR Internal Rate of Return 142 21.39 persen, NPV Net Present Value USD 462.42 juta, PBP Payback Period selama 7.84 tahun. Berdasarkan kriteria-kriteria investasi yang dievaluasi berdasarkan analisis konstan dollar, dapat disimpulkan bahwa rencana produksi tembaga-emas PT.GM layak secara ekonomi karena nilai NPV dan IRR menunjukkan nilai positif. Lebih jelasnya perhitungan ini dapat ditunjukkan pada Lampiran 3. Namun demikian nilai keekonomian Proyek ini masih perlu untuk dipertegas lagi, mengingat masih terdapat ketidakpastian terhadap besarnya cadangan tertambang, kadar bijih dan faktor operasi lain, akibat kegiatan eksplorasi yang belum selesai. Nilai keekonomian diperkirakan akan berubah membaik sejalan dengan perubahan ketidakpastian terhadap besarnya cadangan tertambang, kadar bijih, dan faktor operasi lain dengan dilakukannya kegiatan eksplorasi dan kajian lebih detail. Oleh karena itu faktor kehati-hatian dalam analisis kelayakan suatu proyek pertambangan sangat dibutuhkan, aspek ini sangat menentukan berhasil atau gagalnya suatu proyek pertambangan dimana cadangan yang menjadi indikator perhitungan berada didalam tanah dengan kedalaman yang sulit diperkirakan serta karakter cadangan yang berbeda di setiap wilayah prospek. Untuk meminimalisir kondisi ini, perlu adanya model analisis yang dapat digunankan. Bila menyimak proyek pertambangan wilayah lain seperti PT Aneka Tambang, analisis yang digunakan yaitu analisis sensitivitas, lebih jelas dibahas pada bagian berikut ini.

6.4. Analisis Sensitivitas

Pada perhitungan analisis investasi dan penentuan kelayakan, faktor ketidakpastian uncertainty menjadi masalah yang penting dan berhubungan dengan tingkat kepercayaan hasil perhitungan yang diperoleh. Oleh karena itu harus dilakukan klasifikasi dan analisis pengaruh faktor-faktor ketidakpastian tersebut terhadap analisis investasi dan penentuan kelayakan. Analisis ketidakpastian dalam investasi dapat dilakukan dengan menganalisis parameter- parameter yang berpengaruh terhadap suatu kriteria investasi. Dalam hal ini nilai NPV setiap parameter akan dibandingkan untuk mengetahui pengaruh parameter tersebut terhadap tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Penentuan parameter 143 yang paling berpengaruh terhadap perubahan tingkat keuntungan proyek dapat dilakukan dengan menganalisis grafik sensitivitas, ditunjukkan dari parameter yang memiliki kemiringan garis paling tegak. Terkait dengan rencana produksi tembaga-emas dan perak oleh perusahaan, dibutuhkan analisis sensitivitas, dimana hal ini hanya dilakukan terhadap parameter: - Discount rate - Harga tembaga,emas, dan perak - Biaya produksi - Biaya modal Analisis untuk mengukur dapat ketidakpastian parameter aliran kas akan dilakukan dengan dua metode yaitu metode deterministik dan probabilistik. Berikut ini adalah analisis yang dilakukan dengan 2 metode tersebut:

6.4.1 Metode Deterministik

Analisis sensitivitas dengan metode deterministik dilakukan dengan perubahan parameter harga, biaya produksi dan biaya modal serta discount rate sebesar ± 5 persen, ± 10 persen, ± 15 persen, ± 20 persen, dan ± 25 persen untuk perhitungan net present value NPV. Adapun hasil pengujian sensitivitas dengan metode deterministik memberikan hasil seperti pada Gambar 32. Garis warna biru yaitu harga tembaga, garis warna jingga yaitu harga emas dan garis warna kuning yaitu biaya operasi, sedangka garis warna biru langit yaitu nilai biji tembaga. Transaksi yang digunakan yaitu dalam bentuk dollar Amerika karena hampir seluruh transaksi logam mulia di pasar internasional menggunakan alat tukar ini. Gambar 32. Grafik Sensitivitas 144 Dari analisis sensitivitas dapat diketahui bahwa pada sampai dengan kenaikan 10 persen biaya operasi dari base case dan 10 persen penurunan harga komoditas emas dan tembaga serta 10 persen penurunan kadar emas dan tembaga, proyek masih layak untuk masuk ke dalam tahap selanjutnya. Artinya meskipun asumsi discout rate berada jauh dari base rate yang digunakan dalam analisis optimisme kelayakan masih dapat dipetahankan dengan asumsi bahwa faktor non- teknis seperti isu lingkungan dan geopolitik di wilayah sekitar prospek terkendali dengan baik.

6.4.2 Metode Probabilistik

Analisis sensitivitas dengan metode probabilistik dilakukan dengan input berupa harga jual produk, biaya produksi, dan biaya modal. Untuk distribusi harga komoditas adalah diasumsikan 20 persen dari nilai rata-rata harga yang ada. Jenis distribusi yang digunakan untuk harga adalah distribusi log normal. Sama halnya dengan harga, untuk biaya produksi dan biaya modal menggunakan standar deviasi sebesar 20 persen dan menggunakan jenis distribusi log normal. Penggunaan jenis distribusi lognormal untuk harga karena dari data historikal harga komoditas yang ada menunjukkan harga yang tinggi frekuensinya kecil dibandingkan harga yang rendah. Sehingga jika ditunjukkan dalam bentuk distribusi berbentuk distribusi lognormal. Untuk biaya produksi dan biaya modal juga menggunakan distribusi lognormal. Hal ini berdasarkan nilai biaya produksi dan biaya kapital diasumsikan dapat mengalami peningkatan meskipun frekuensinya kecil. Metode probabilistik ini menggunakan simulasi perhitungan Monte Carlo dengan software Crystal Ball . Selanjutnya setelah penentuan jenis distribusi, kemudian dimasukkan inputan nilai standar deviasi pada parameter harga, biaya produksi, dan biaya modal. Setelah itu ditentukan forecast yaitu net prent value NPV dari PT. Gorontaslo Minerals. Kemudian dilakukan iterasi sebanyak 2000 trial untuk diperoleh hasil dari grafik distribusi NPV. Dari simulasi Monte Carlo diperoleh hasil sebagaimana tertera pada Gambar 33.