Pertumbuhan Ekonomi Sektor Ekonomi

80 dinyatakan sebagai sektor servis. Nilai LQ sektor ekonomi di Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Nilai LQ Sektor-Sektor Ekonomi di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2005 – Tahun 2007 Sektor 2005 2006 2007 1. Pertanian 0,94 0,89 0,87 a. Tanaman Bahan Makanan 0,71 0,64 0,62 b. Tanaman Perkebunan 0,87 0,93 0,97 c. Peternakan dan hasil-hasilnya 1,30 1,58 1,65 d. Kehutanan 2,08 1,57 1,48 e. Perikanan 1,12 0,80 0,76 2. Pertambangan Penggalian 1,16 1,07 0,98 a. Minyak Gas bumi - - - b. Pertambangan Non Migas 0,40 0,47 0,38 c. Penggalian 1,22 1,11 1,03 3. Industri Pengolahan 1,82 2,17 2,27 a. Industri Migas - - - 1. Pengilangan Minyak Bumi - - - 2. Gas Alam Cair - - - b. Industri tanpa Migas 1,82 2,17 2,27 1. Makanan, Minuman Tembakau 1,74 1,95 2,07 2. Tekstil Barang Kulit Alas Kaki 2,58 2,72 2,86 3. Barang Kayu Hasil Hutan Lainnya 2,13 3,37 3,39 4. Kertas dan Barang Cetakan - - - 5. Pupuk Kimia dan barang Cetakan - - - 6. Semen dan Barang galian bukan logam 3,04 2,86 2,77 7. Logam dasar besi baja - - - 8. Alat angkutan mesin dan peralatan 1,61 1,28 1,16 9. Barang lainnya - - - 4. Listrik, Gas Air Bersih 0,46 0,54 0,54 a. Listrik 0,44 0,51 0,52 b. Gas - - - c. Air Bersih 0,58 0,68 0,64 5. Bangunan 1,17 1,08 1,08 6. Perdagangan, Hotel Restoran 0,82 0,83 0,82 a. Perdagangan Besar Eceran 0,79 0,80 0,79 b. Hotel - - - c. Restoran 0,99 1,01 1,01 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,04 1,03 0,93 a. Pengangkutan 1,18 1,26 1,24 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 1,27 1,45 1,50 3. Pengangkutan Laut - - - 4. Angkutan Sungai, Danau Penyebrangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 3,10 2,86 3,01 Dilanjutkan pada halaman berikutnya 81 Lanjutan tabel 21 b. Komunikasi 0,45 0,34 0,26 1. Pos dan Telekomunikasi 0,45 0,34 0,26 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,40 0,33 0,29

8. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 0,88

0,90 1,07 a. Bank 0,77 0,82 1,12 b. Lembaga Keuangan non Bank 0,58 0,44 0,44 c. Lembaga Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 1,14 1,26 1,28 e. Jasa Perusahaan 1,09 1,08 1,07

9. Jasa – Jasa

0,43 0,44 0,43 a. Pemerintahan Umum 0,24 0,24 0,23 1. Administrasi Pemerintahan Pertahanan 0,24 0,24 0,23 2. Jasa Pemerintahan lainnya - - -

b. Swasta 1,39

1,55 1,66 1. Sosial Kemasyarakatan 1,13 1,27 1,38 2. Hiburan dan Rekreasi 2,46 2,85 3,08 3. Perorangan dan Rumah Tangga 1,46 1,59 1,67

4.3 Struktur Ekonomi

Aspek penting lainya yang dapat ditelaah yaitu struktur ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi akan dapat terjabarkan lebih rinci dan jelas pada struktur ekonomi. Untuk itu akan dijabarkan masing-masing struktur ekonomi di Kabupaten Bone Bolango berdasarkan pertumbuhan yang nampak pada Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan.

4.3.1 Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan kontributor terbesar terhadap PDRB Kabupaten Bone Bolango. Total kontribusi sektor pertanian pada tahun 2009 terhadap nilai PDRB kabupaten adalah sebesar 41,15 persen. Artinya sektor ini menyumbang hampir sebagian dari keseluruhan nilai PDRB Kabupaten Bone Bolango. Semenjak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, persentase kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB ditinjau dari harga berlaku terus mengalami peningkatan rata rata sebesar 17,50 persen per tahun. Pada dasarnya dalam bidang pertanian terdiri atas beberapa subsektor, seperti subsektor tanaman perkebunan, subsektor tanaman makanan, subsektor peternakan dan subsektor perikanan. 82 Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB kabupaten merupakan implikasi dari luasnya lahan pertanian yang dimiliki serta banyaknya tenaga kerja yang bergerak di sektor ini. Secara riil berdasarkan interpretasi citra, penggunaan lahan di Kabupaten Bone Bolango untuk keperluan lahan pertanian campuran mencapai 46.092,93 hektar atau setara dengan 23.54 persen luas wilayah Kabupaten Bone Bolango dengan angkatan kerja yang bergerak di bidang pertanian sebanyak 21.095 jiwa. Pengembangan sektor pertanian sebagai basis ekonomi kabupaten, diperlukan kebijakan dan investasi yang tepat sasaran. Investasi pada sektor pertanian ditujukan pada beberapa sub sektor yang dianggap memberi andil yang cukup berarti dalam pengembangan perekonomian daerah, antara lain : subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kelautan dan perikanan, serta subsektor kehutanan. Khusus untuk subsektor tanaman pangan dan hortikultura, investasi diutamakan pada pengadaan dan distribusi bahan-bahan pertanian seperti penyediaan bibit unggul, pupuk dan pestisida guna peningkatan kualitas dan kapasitas hasil pertanian. Sedangkan untuk subsektor perkebunan, program investasi diutamakan pada pengadaan industri pengelolaan hasil-hasil perkebunan, selain itu juga diperlukan Investasi sumberdaya manusia guna penelitian dan pengembangan produktivitas hasil perkebunan. Bagi subsektor perikanan, investasi diutamakan untuk pembangunan fasilitas penangkapan ikan, baik yang digunakan untuk keperluan menjala ikan maupun untuk keperluan pendistribusian hasil-hasil perikanan ke daerah-daerah lain di luar Kabupaten Bone Bolango.

4.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya mineral di sektor pertambangan dan penggalian belum dapat dirasakan manfaatnya, karena yang melakukan kegiatan pertambangan yaitu pertambangan tanpa izin PETI. Menurut Undang-Undang Minerba model kegiatan tambang tidak dapat dipungut pajak maupun bentuk retribusi lainnya karena belum menjadi bagian dari sektor yang memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi di kabupaten Bone Bolango. Sektor ini memerupakan penyumbang terkecil k e d u a dalam PDRB 83 kabupaten Bone Bolango. Nilai PDRB sektor pertambangan dan barang galian hanya sebesar 6.746 juta rupiah atau hanya sebesar 0,79 persen dari total jumlah nilai PDRB atas dasar harga berlaku. Walaupun Kabupaten Bone Bolango kaya akan hasil tambang dan sejak dahulu telah ditambang secara tradisional oleh masyarakat, belum adanya Perda tentang setoran pertambangan tradisional ke kas daerah menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya perolehan dari sektor pertambangan.

4.3.3 Sektor Perdagangan

Menempati urutan kedua penyumbang nilai PDRB terbesar di Kabupaten Bone Bolango, sektor perdagangan, hotel dan restoran mulai dilirik untuk terus dikembangkan melihat eksistensi pertumbuhannya yang semakin pesat. Berdasarkan data PDRB, sektor Perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan cukup signifikan dimana PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2005 sebesar 60.667 juta rupiah meningkat menjadi 111.291 juta rupiah pada tahun 2009 atau mengalami kenaikan rata-rata sebesar 16,76 persen pertahun.

4.3.4 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan penyumbang terbesar ke lima dari total nilai PDRB Kabupaten Bone Bolango. Sektor ini terus mengalami peningkatan tiap tahun sebesar 17,65 persen per tahun. Beberapa faktor yang penggerak sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan adalah antara lain pengeluaran konsumsi masyarakat, pembentukan modal usaha, serta pengeluaran pemerintah yang terus mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan kabupaten.

4.3.5 Sektor Jasa

Sebagai sektor penggerak nilai PDRB Kabupaten Bone Bolango terbesar ketiga, sektor jasa-jasa mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 54.275 juta rupiah pada tahun 2005 dan meningkat 103.719 juta rupiah pada tahun 2009 atau mengalami rata-rata kenaikan sebesar 17,6 persen per tahun. 84 Peningkatan di sektor ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa.

4.3.6 Sektor Industri Pengolahan

Industri yang ada di kabupaten ini hanya terdiri atas industri kecil dan rumah tangga, dimana jumlahnya terus meningkat tiap tahun. Pada Tahun 2005 jumlah perusahaan industri kecil di Kabupaten Bone Bolango tercatat sebanyak 1.146 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 2.361 orang. Pada tahun 2009 jumlah industri kecil dan rumah tangga meningkat menjadi 1.984 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 3.652 orang. Jumlah industri kecil yang tersebar diseluruh Kecamatan di Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Jumlah Industri Kecil di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2009 No Kecamatan Indikator Unit Usaha Tenaga Kerja Investasi Nilai Produk Nilai Bahan Baku 1 Tapa 217 285 778,150 1,076,775 643,000 2 Bulango Utara 502 789 1,275,516 2,635,640 2,159,638 3 Bulango Selatan - - - - - 4 Bulango Timur - - - - - 5 Bulango Ulu 257 409 881,140,684 5,664,262 1,356,547 6 Kabila 262 575 745,250 5,257,565 3,609,750 7 Botupingge 37 141 276,800 463,860 182,875 8 Tilongkabila 203 446 575,000 2,367,250 1,501,000 9 Suwawa 119 339 654,340 2,859,725 1,908,650 10 Suwawa Selatan - - - - - 11 Suwawa Timur - - - - - 12 Suwawa Tengah - - - - - 13 Bone Pantai 190 309 293,250 1,937,864 1,324,025 14 Kabila Bone 73 136 89,150 1,155,925 605,475 15 Bone Raya 27 49 19,600 301,450 202,150 16 Bone 97 174 89,500 1,171,275 785,725 17 Bulawa - - - - - Total 1.984 3.652 885.937.240 24.891.591 14.278.835 Sumber : Diolah dari Data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil, dan Penanaman Modal Kabupaten Bone Bolango,Tahun 2010 Data masih gabung dengan Kecamatan Induk 85

4.3.7 Sektor Listrik dan Air Bersih

Khusus Air Bersih diinformasikan bahwa Kabupaten Bone Bolango memiliki potensi pengelolaan air yang cukup melimpah karena adanya dua sungai besar Sungai Bone dan Sungai Bolango yang mengalir dan bermuara ke Kota Gorontalo. Hasil pengamatan sektor ini belum dikelola secara optimal untuk memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah sekaligus agar potensi air bersih memiliki angaran yang dapat memelihara potensi dalam bentuk jasa lingkungan. Pelayanan listrik di Kabupaten Bone Bolango diselenggarakan oleh PT. Perusahaan Listrik Negara PLN, Wilayah Kerja PT. PLN Persero Wilayah VII Cabang Gorontalo dengan sistem interkoneksitas. Pembangkit listrik di wilayah administratif Kabupaten Bone Bolango ada 3 PLTD, yaitu: S.R.Bilunggala, KJG Kabila, PP Tapa. Di sektor pelistrikan jumlah pelanggan listrik yang menggunakan listrik PLN selama tahun 2008 mencapai 12.287. Jumlah pelanggan listrik dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Pelanggan Listrik Menurut Unit Kerja Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2005-2008 No. Unit Tahun 2005 2006 2007 2008 1 KJG. Kabila 6.406 6.491 6.623 6.643 2 PP. Tapa 3.062 3.079 3.130 3.132 3 S.R Bilungala 2.309 2.436 2.502 2.512 Jumlah 11.777 12.006 12.255 12.287 Sumber: PT PLN Persero Cabang Gorontalo 2009 Kebutuhan air bersih berdasarkan data dari Perusahaan Air Minum Daerah Kabupaten Bone Bolango Jumlah pelanggan PDAM dari tahun 2008 mengalami penambahan jumlah pelanggan yang signifikan tahun 2009. Data pelanggan PDAM tahun 2008 sejumlah 659 pelanggan dan pada tahun 2009 jumlah pelanggan PDAM sebesar 1.101 pelanggan, artinya mengalami kenaikan sebesar 67,07 persen. Sebagian besar pelanggan PDAM disalurkan pada kategori kelompok III yaitu klasifikasi rumah tangga selain RSS dan mewah, niaga kecil, instansi pemerintahan tingkat Kabupatenkodya dan Hankam tingkat 86 Kabupatenkodya yaitu sebesar 90,64 persen. Jumlah pelanggan air bersih di Kabupaten Bone Bolango mulai Tahun 2008-2009 nampak pada Tabel 24. Tabel 24. Banyaknya Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum PDAM di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2008-2009 Kecamatan Tahun 2008 Tahun 2009 KLP I KLP II KLP III KLP IV KLP V Jml KLP I KLP II KLP III KLP IV KLP V Jml Tapa 32 19 465 516 23 19 494 536 Kabila 4 6 148 158 Tilong- kabila 5 32 132 169 Bulawa 10 10 Bone Pantai 2 9 132 143 3 11 214 228 Jumlah 34 28 597 659 35 68 998 1.1 01 Sumber: PDAM Kabupaten Bone Bolango 2010 Catatan : KLP I : Hidran Umum, Kamar mandiWC umum, Terminal Air, Tempat ibadah KLP II : Rumah Sangat Sederhana, Panti Asuhan, Yayasan Sosial, RS Pemerintah, Sekolah Negeri, Instansi Pemerintahan dan Hankam tingkat Kelurahan dan Kecamatan. KLP III : Rumah Tangga selain RSS mewah, niaga kecil, industri rumah tangga, Instansi Pemerintahan dan Hankam tingkat KabupatenKodya KLP IV : Rumah mewah, niaga besar dan industri besar KLP V : Pelanggan Khusus

4.3.8. Keuangan Daerah

Analisis mengenai pembiayaan pembangunan daerah dilakukan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan terutama yang potensial dan besaran biaya pembangunan baik dari Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK, bantuan dan pinjaman luar negeri, perkiraan sumber-sumber pembiayaan masyarakat, dan sumber-sumber pembiayaan lainnya.