Valuasi Sumberdaya Mineral Tambang

61 Persamaan 16 merupakan dasar persamaan Hotelling untuk sumberdaya alam tidak terbarukan sumberdaya tambang Fauzi, 2006. Lebih lanjut dikatakan bahwa notasi sebelah kiri tanda sama dengan menunjukkan laju pertumbuhan proporsional dari manfaat bersih sumberdaya, sementara notasi di sebelah kanan tanda sama dengan menunjukkan biaya opportunity dari kapital atau aset yang sering ditunjukkan dengan suku bunga. Jadi, jika suku bunga 15 persen, hukum Hotelling mengatakan bahwa ekstraksi yang efisien dan optimal mengharuskan manfaat bersih dari sumberdaya tambang tumbuh secara proporsional sebesar 15 persen setiap tahun. Dengan kata lain agar pemilik sumberdaya “indifferent” antara mengekstrak kini atau di masa yang akan datang, manfaat yang diperoleh kini capital gain harus sama dengan discount rate. Proses analisis model Hotelling disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Tujuan Penelitian 2, Data Dasar, Sumber Data, Analisis Variabel Indikator dan Output Analisis Valuasi Ekonomi Tambang Model Hotelling. No Tujuan Penelitian Data Dasar Sumber Data Analisis Variabel IndikatorAsumsi Output yan diharapkan 1. ekstraksi yang optimal dapat dilakukan terhadap sumberdaya tambang, bagaimana memilih alur ekstraksi yang efisien dari berapa besar output optimalnya. Karena produk sumberdaya tambang tersebut harganya dipengaruhi oleh mekanisme pasar maka model Hottelling dalam analisis ini menggunakan struktur pasar kompetitif. Hasil Penelitian Eksplorasi yang telah dilakukan oleh Perusahaan pemegang konsesi kontrak karya PT GM dan Perusahaan pemegang konsesi kontrak karya sebelumnya PT GM Departemen ESDM Data Perusahaan Pertambang- an lain yang telah beroperasi: PT Newmont Mataram dan PT Aneka Tambang Pongkor Kab. Bogor sebagai informasi umum dalam membangun analisis. harga per satuan output pada periode 0 dan 1 adalah Po dan P . jumlah ekstraksi pada kedua periode ditulis sebagai q dan 1 q . jika suku bunga 15 persen, hukum Hotelling mengatakan ekstraksi yang efisien dan optimal mengharuskan manfaat bersih tumbuh secara proporsional sebesar 15 persen setiap tahun, agar pemilik sumberdaya “indifferent” antara mengekstrak kini atau dimasa men datang, manfaat kini capital gain harus sama dengan discount rate . Kelayakan usaha pertambangan layak atas penerimaan bersih perusahaan maupun kelayakan pembagian royalty dan pajak serta land rent terhadap pemerintah . kelayakan ekonomi model Hotelling menjadi alternatif solusi mempertim- bangkan variabel lingkungan eksternal perusahaan . 62 3.7.5 Analisis Regresi Model Logistik Pada Model Kelembagaan Pemanfaatan Sumberdaya Tambang di Kabupaten Bone Bolango Selanjutnya terdapat 3 model analisis logistik menggunakan software Minitab yaitu regresi logistik biner yang digunakan apabila suatu klasifikasi hanya memiliki 2 kategori skala biner, dan analisis regresi logistik ordinal yang digunakan apabila memiliki lebih dari 3 kategori skala data ordinal serta analisis regresi logistik nominal digunaka apabila memiliki lebih dari 3 kategori nominal dan tidak ada urutan Juanda, 2009 menyatakan bahwa pendekatan dengan least square OLS dan WLS diterapkan dalam model logit dengan asumsi peubah x dikelompokkan dulu dalam suatu selang, namun pada umumnya dalam penggunaan model logit yaitu kemungkinan maksimum atau maximum likelihood ML estimator. Sebagaimana telah disebutkan bahwa i bernilai 1 atau 0 dan menyebar menurut sebaran distribusi Bernouli maka fungsi peluang atau fungsi kemungkinan untuk pengamatan berpasangan , i i untuk i= 1,2,...n adalah: i i i i i 1 1 17 Karena n pengamatan , i i diasumsikan bebas, maka fungsi kemungkinan bersamanya: ..... 1 2 1 i n i n  18 Prinsip prosedur MLE adalah menentukan dugaan yang nilainya akan memaksimumkan persamaan peluang bersama n pengamatan 18 karena   dan   sulit dicari maka untuk mempermudahnya ditransformasi dengan logaritme natural, sehingga mendapatkan fungsi log likelihood berikut: 1 ln 1 ln ln 1 i i i i n i L  19 Untuk menentukan dugaan yang memaksimumkan l kita diferensiasikan persamaan 19 terhadap masing-masing parameter, dan kemudian disamakan dengan 0 sehingga : 1 i i n i L 20 63 1 i i n i L 21 Persamaan 18 dan 19 serta persamaan 20 dan 21 disebut persamaan kemungkinan likelihood equations yang merupakan persamaan non linier dalam parameter dab sehingga diperlukan metode iterasi yang telah diprogramkan dalam software regresi logistik. Proses model regresi logistik yang digunakan untuk menganalisis model kelembagaan di wilayah pemanfaatan sumberdaya tambang yang tumpang tindih dengan konsesi wilayah kontrak karya PT Gorontalo Minerals disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Tujuan Penelitian, Data Dasar, Sumber Data, Analisis Variabel Indikator dan Output Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kesiapan Pemanfaatan Sumberdaya Tambang di Wilayah Konsesi Kontrak Karya PT Gorontalo Minerals N o Tujuan Penelitian Data Dasar Sumber Data Analisis Variabel Indikator Output yang diharapkan 1. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya tambang di wilayah konsesi kontrak karya PT GM dimana setelah analisis aspek kelayakan cukup prospektif dan ekonomis. Persepsi masyarakat penting untuk Model advokasi, kelembagaan sosial ekonomi, sarana prasarana, kapasitas pendidikan dan PETI. Data primer dari sampel lokasi penelitian 4 Kecamatan yang berhimpitan langsung dengan wilayah Konsesi kontrak karya. Hasil Fokus Group Discussion di sampel lokasi Penambang tanpa izin seperti Di pegunungan Waluhu, Mantulangi, desa Bulantala, desa Tulabolo Timur. Masyarakat yang bermukim dilahan konsesi kontrak karya yang dipilih secara proporsional. Penambang tanpa izin yang dipilih secara proporsional. Tokoh Masyarakat dan Pemilik usaha ekonomi dilahan konsesi Analisis regresi logistik biner digunaka apabila suatu klasifikassi hanya memiliki skala data biner. Apabila variabel respon bersifat kualitatif. bahan informasi penting pada aspek non teknis yang digunakan oleh para pihak untuk menyusun kebijakan dan program. solusi alternatif yang efektif dalam membangun resolusi konflik model kelembaga- an yang efektif dan efisien. 64

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1. Kondisi Kependudukan

Komponen penting pada bagian ini adalah penyajian dan mendeskripsikan tentang data kependudukan, perkembangan dan kepadatan serta jenis pekerjaan penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan indikator ekonomi serta keunggulan komparatif dan kompetitif berdasarkan masing-masing sektor di deskripsikan juga. Kemudian komponen keuangan daerah disajikan juga untuk melihat sejauh mana penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah serta realisasinya. Berkaitan dengan komponen lingkungan, maka aspek ekologi wilyah, ekologi Daerah Aliran Sungai DAS dan ekologi pantai serta ekologi air menjadi bagian penyajian. Terakhir adalah mendeskripsikan tentang profil rumah tangga di lokasi penelitian. Aspek yang dominan memberikan pengaruh dalam setiap perencanaan pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk. Pentingnya masalah penduduk dikarenakan penduduk merupakan sumberdaya manusia yang berperan dalam m e n y u s u n d a n m e n s i n t e s i s perencanaan. Peranan atau partisipasinya sangat diperlukan agar hasil perencanaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Penduduk dapat berperan sebagai pelaku dan juga sebagai sasaran dalam proses perencanaan pembangunan bahkan berpeluang menjadi korban suatu perencanaan yang tidak baik. Dinamika pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan menjadi persoalan bagi pemerintah dalam menata pembangunan yang diarahkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarat, sehingga faktor manusia tetap mengambil peran yang penting terutama dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk tersebut, penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah dan kemasyarakatan . Memperhatikan data yang diperoleh, dapat d i ketahui konsentrasi jumlah penduduk yang paling tinggi terdapat di Kecamatan Kabila dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebesar 18.318 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang terkecil terdapat di Kecamatan Bulango Ulu dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama hanya sebesar 3.046 jiwa. Dilihat dari jumlah keseluruhan 66 penduduk yang ada di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2009 yaitu sebesar 131.797 jiwa, maka diperoleh kepadatan penduduk rata-rata di kabupaten ini adalah sebesar 66 jiwa per km 2 . Kepadatan penduduk terus meningkat seiring adanya pertumbuhan penduduk sekaligus menjadi penentuan peningkatan permintaan dan penawaran barang dan jasa atau dalam istilah pemasaran sebagai konsumen. Sebaran penduduk setiap kecamatan di Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Penduduk Kabupaten Bone Bolango dirinci per Kecamatan Tahun 2005 sd 2010 No Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Tapa 19,016 19,177 6,723 6,900 6,575 6.871 2 Bulango Utara 9,235 9,313 6,423 6,263 6,537 6.933 3 Bulango Selatan - - 8,508 8,631 8,775 9.711 4 Bulango Timur - - 4,720 5,366 5,325 4.995 5 Bulango Ulu - - 3,481 2,955 3,064 3.612 6 Kabila 18,307 18,459 17,737 18,318 18,759 21.004 7 Botu Pingge 4,953 4,995 5,209 5,389 5,462 5.598 8 Tilong Kabila 14,511 14,634 14,494 14,726 15,375 16.569 9 Suwawa 24,635 24,843 9,267 9,999 9,881 10.688 10 Suwawa Selatan - - 4,349 4,466 4,510 4.796 11 Suwawa Timur - - 5,710 5,582 5,815 6.578 12 Suwawa Tengah - - 5,100 4,999 5,201 5.716 13 Bone Pantai 9,487 9,567 9,655 8,889 9,331 9.776 14 Kabila Bone 9,407 9,487 9,512 9,400 9,176 9.755 15 Bone Raya 9,504 9,584 5,346 4,767 4,979 5.876 16 Bone 7,852 7,918 8,164 8,306 8,307 8.674 17 Bulawa - - 4,650 5,069 4,707 4.763 Jumlah Total 126,907 127,977 129,025 130,026 131,797 141,915 Sumber: Kabupaten Bone Bolango Dalam Angka, 2011