42
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Pandangan kelembagaan institutional minded termasuk dalam kelembagaan masyarakat yang menunjang aktifitas sosial ekonomi selalu
dihadapkan dengan masalah kelangkaan scarcity terutama kelangkaan sumberdaya. Pengertian model kelembagaan bersifat relatif, artinya kelembagaan
dalam penelitian ini bermakna umum untuk jenis kasus yang ditimbulkan oleh konflik pemanfaatan lahan. Jenis karakter persoalan kelembagaan tidak dapat
digeneralisir karena karakteristik tersebut cukup beragam yang merupakan jalan masuk untuk mengelaborasi unsur-unsur pendekatan ilmiah, sehingga output dari
penelitian dapat merekomondasikan unsur keragaman dan kecenderungan karakater persoalan kelembagaan itu secara relatif.
Konstruksi analisis kelembagaan dalam penelitian ini didesain melalui kerangka ekonomi kelembagaan New Institutional Economics dimana kerangka
kelembagaan dibagi melalui dua pilar utama yakni institutional govarnance dan institutional arrangement
. Kerangka ini mengacu pada pernyataan Menard and Shrley 2005 dimana analisis ini dilakukan berdasarkan kedua komponen di atas.
Institutinal govarnance merupakan tatakelola kelembagaan yang didasarkan pada
Transaction cost Economics TCE. Oleh karena itu pada komponen ini aspek
manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya tambang sesuai dengan stadia pengelolaan di wilayah kontrak karya PT Gorontalo Minerals
termasuk kegiatan penambangan tanpa izin PETI dianalisis terlebih dahulu untuk memperoleh informasi biaya transaksi. Pada tahapan kedua yang berkaitan
dengan komponen Institutional Arrangement didasarkan pada property right dan aspek legal yang didahului dengan analisis spasial untuk mengetahui kondisi riil
yang berkaitan dengan klaim pemanfaatan dan penguasaan lahan di wilayah tumpang tindih. Kemudian berkaitan dengan peraturan kelembagaan dalam
pemanfaatan sumberdaya tambang. Kedua komponen ini akan memberikan input bagi pengembangan model kelembagaan yang akan dibangun dan diselaraskan
pada jenis-jenis kasus kelembagaan pertambangan. Keseluruhan kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 15 berikut ini.
Implikasi Model Kelembagaan Tambang Institusional arrangement
Kelayakan Kelaya-
kan Ekonmi
Kelayakan Kelembagaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Pendapat -an
Bersih Kela-
yakan Penju-
alan Penda-
patan Lingkungan
Cadangan, Harga
Biaya Konstruksi, Capital, Operasi, Produkasi
Indikator NPV, IRR, PBP
Valuasi Model Hotelling Biaya Ekstraksi
Valuasi Ekonomi Struktur Pasar
Institusional Governance Model Pemanfaatan Sumberdaya
Tambang dan Kaitannya terhadap Pemb. Wilayah di Kab. Bone Bolango
Analisis Sensitivitas
Royaliti Pajak
Land Rent
Penguasaan lahan dan
PETI Spatial logistic
analysis
Pengguna an lahan
land use Model
advokasi, kelembaga-
an sosek Profil RT,
Advokasi, Kelembaga-
an SOSEK
Gambar 15. Kerangka Pikir Penelitian
44
45
3.2. Hipotesis
Adapun hipotesis yang dapat di formulasikan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Diduga bahwa perubahan pengelolaan kawasan serta permasalahan- permasalahan sosial ekonomi berdampak pada peningkatan penguasaan dan
pemanfaatan lahan konsesi kontrak karya PT Gorontalo Minerals saat ini. 2.
Diduga bahwa hasil penelitian eksplorasi perusahaan-perusahaan pemegang izin kontrak karya layak secara ekonomi baik dari aspek struktur pasar dan
pola ekstraksi optimal. 3.
Diduga bahwa struktur kelembagaan berperan penting dalam pengelolaan sumberdaya tambang dalam mengembangkan resolusi konflik pemanfaatan
sumberdaya tambang.
3.3. Alur Penelitian
Pada tahap awal penelitian ini mengkaji aspek-apek historis yaitu bentuk kelembagaan pemanfaatan sumberdaya tambang dan bentuk-bentuk perubahan
kawasan di wilayah pemanfaatan sumberdaya tambang yang menjadi cikal bakal sumber dan potensi konflik sosial ekonomi. Selanjutnya untuk memperkuat
argumentasi historis dilakukan analisis spasial dimana hasilnya memberikan makna terhadap pemanfaatan ruang. Pada tahap berikutnya dilakukan analisis
valuasi ekonomi minerals kesiapan masyarakat untuk menyambut pemanfaatan sumberdaya tambang secara profesional dapatlah dilakukan melalui penyerapan
persepsi masyarakat terhadap kapasitas pendidikan agar masyarakat menjadi bagian dalam proses pemanfaatan sumberdaya tambang tenaga kerja, persepsi
terhadap model advokasi yang dilakukan untuk memberikan pemahaman terhadap pemanfaatan sumberdaya tambang, persepsi terhadap kesiapan infrastruktur dan
suprastruktur, persepsi terhadap lembaga sosial masyarkat dan lembaga ekonomi, serta persepsi masyarakat yang melakukan pertambangan tanpa izin.
Tahapan-tahapan kajian diarahkan pada model kelembagaan pemanfaatan sumberdaya tambang dengan mengacu pada dua unsur penting serta landasan-
landasan hukum dan peraturan yang diacu secara implisit di sektor pertambangan seperti telah dideskripsikan pada Gambar 15. Sistimatika penelitian dapat dilihat
pada Gambar 16 berikut ini.
46
Gambar 16. Alur Penelitian
Tujuan
3. menyusun model kelembagaan dalam mengelolaan sumber daya
mineral dlm rangka pengelolaan sumberdaya alam untuk
pembangunan yang berkelanjutan
2. Menganalisis kelayakan ekonomi sumberday
tambang dari finansial, aspek ekstraksi terhadap
cadangan, harga dan nlilai lingkungan.
1.Mendeskripsikan sejarah perubahan dan pemanfaatan
serta menyusun peta tutupan lahan dan inventarisasi luasan.
Alur Penelitian Model sumber daya tambang Dan kaitannya terhadap Pembangunan Wilayah di Kabupaten Bone Bolango Prov.Gorontalo
INSTRUMENT DASAR PENDUKUNG
UUD 1945. Undang-Undang no.32 Tahun 2004 Undang-Undang No.26 Tahun 2007 Undang-Undang No. 04 tahun 2009. Undang-Undang No.09 Tahun 1999. Kepmenhut
No.324 dan No 325 Tahun 2010. Peraturan Pemerintah.No. 104 Tahun 2004 1
.
Sejarah perubahan dan pemanfaatan kawasan.
Peta tutupan lahan dan lay oout peta Adm,
pertanian, perkebunan, PETI, serta peta
pemukiman
2.Kelayakan ekonomi pada aspek financial
dan kelayakan ekstraksi pada cadangan, harga
serta nilai lingkungan berdasarkan model
Hotelling
3.Model kelembagaan sumberdaya tambang
yang optimal
Output Analisis
1.Peta Citra SPOT4 liputan 2010-03-05 komposit
warna kombinasi Band 213, Peta KK, Peta Desa,
Peta RBI 1:50.000,Peta tutupan lahan 2009,peta
dasar tematik Badan Planologi kehut RI
2.Data Primer: pengedaran angket dilokasi
penelitian, titi koordinat dan info kondisi ril
dilokasi melalui foto. Deposit eksplorasi PT
Gorontalo Minerals
3. Data sekundr : BPS Kab. Bone Bolango 2010,
dan Kecamatan Dalam angka pada sampel
lokasi penelitian.
Sumber Data
1. Analisis Spasial sederhana
dan kajian sejarah land tenure
2. Valuasi Finansial dan
Ekonomi Sumber daya Mineral
3. Valuasi Ekonomi
Sumberdaya Mineral Model Hotelling
4. Analisis Statistik Tabel
frekuensi dan Kontigensi dan Analisis Statisitik
Model Logistik.
MetodeProses
1. Informasi Ruang dalam
kawasan konsesi Kontrak karya yang berhimpitan
langsung dengan: Pemukiman, Lahan
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan
Semakbelukar, serta PETI.
2. Kelayakan Ekonomi dan
Ekologi. 3.
Model Kelembagaan pemanfaatan sumberday
tambang di Kabupaten Bone Bolango.
Rekomendasi
Permasalahan 1.
Bagaimanakah dampak permasalahan- permasalahan masa lalu tersebut terhadap
konflik pengelolaan sumberdaya tambang saat ini?.
Permasalan 2.
Apakah sumberdaya tambang dapat menjadi pendorong kinerja pemb.
Wilayah layak dikelola secara profesional ?
3. Bagaimana kesiapan model kelembagaan dalam pengelolaan
sumberdaya tambang di Kabupaten Bone Bolango saat ini?
Alur Penelitian Model sumber daya tambang Dan kaitannya terhadap Pembangunan Wilayah di Kabupaten Bone Bolango Prov.Gorontalo
47
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone Bolango di Provinsi Gorontalo. Penentuan lokasi penelitian ini didasari atas pertimbangan bahwa :
1. Pemerintah telah memberikan izin usaha pertambangan IUP dan kontrak
karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari
Departemen ESDM RI dan telah menyampaikan hasil penelitian eksplorasi dalam bentuk Feasibility Study FS dan rencana kerja anggaran bersama
kepada pemerintah. Namun saat ini wilayah kontrak karya ini telah tumpang tindih dengan pemukiman, lahan pertanian dan perkebunan penambangan
tanpa izin. 2.
Kabupaten Bone Bolango adalah daerah yang persentase pertumbuhan ekonominya relatif rendah dibanding kabupatenkota lainnya di Provinsi
Gorontalo.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
1. Melalui analisis data yang terkait dengan penggunaan lahan dan tutupan
lahan dilakukan melalui pengamatan atau survei langsung di lapangan untuk memperkuat akurasi data. Hal ini dapat dilihat pada peta lokasi
pengamatan wilayah tumpang tindih Gambar 17.
Gambar 17. Peta Lokasi Sampel Wilayah Tumpang Tindih Berhimpitan Langsung dengan Konsesi Kontrak Karya PT Gorontalo Minerals dan
Penambang Tanpa Izin