Penelitian ini juga yang pertama kali yang mengkombinasikan aspek
22 Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa didalam sumberdaya alam
sebagaimana dijelaskan oleh Fauzi, 2006, antar sumberdaya resource dan rezim kepemilikan terhadap sumberdaya tersebut harus dibedakan dengan jelas,
satu sumberdaya bisa saja mempunyai hak kepemilikan. Hak kepemilikan sumberdaya alam tersebut pada umumnya terdiri dari: state property dimana
klaim kepemilikan berada ditangan pemerintah. Private property dimana klaim kepemilikan berada pada individu atau kelompok usaha korporasi. Common
property atau communal property dimana individu atau kelompok memiliki klaim
atas sumberdaya yang dikelola bersama. Lebih lanjut lagi suatu sumberdaya alam bisa saja tidak memiliki klaim yang sah sehingga tidak bisa dikatakan memiliki
hak kepemilikan, sumberdaya seperti ini dikatakan open access Grimma dan Barkers, 1989.
Dengan pemahaman diatas, perbedaan antara hak kepemilikan dan akses terhadap sumberdaya semakin jelas. Dengan mengambil contoh dua tipe akses
yang berbeda open access dan akses terbatas limited access maka secara umum ada beberapa kemungkinan kombinasi. Tipe pertama adalah tipe dimana hak
pemilikan berada pada komunal atau negara dengan akses terbatas. Tipe kombinasi ini memungkinkan pengelolaan sumberdaya yang lestari. Tipe kedua
adalah dimana sumberdaya dimiliki secara individu dengan akses yang terbatas. Pada tipe ini karakteristik hak pemilikan terdefinisikan dengan jelas dan
pemanfaatannya yang berlebihan bisa dihindari. Tipe ketiga adalah kombinasi yang sebenarnya jarang terjadi dimana sumberdaya dimiliki secara individu
namun akses dibiarkan terbuka. Pengelolaan sumberdaya ini tidak akan bertahan lama karena rentan terhadap intrusi dan pemanfaatan yang tidak sah sehingga
sumberdaya akan cepat terkuras habis. Pendapat para ahli diatas dapat diformulasi dalam suatu grand teori state
of the arth yang diawali oleh Peluso 1996 menyatakan bahwa ada keterbatasan
antara hak kepemilikan dan akses. Keterbatasan ini digambarkan dalam konsep keterpaduan antara pendapat Long 1996 melalui pendeketan aktor, Peluso
1996 pendekatan akses analisis dan Fauzi 2006 dengan pendekatan properti right
. Konsep keterpaduan ini akan dilengkapi oleh dua unsur yaitu kebijakan konservasi yang membingkai ketiga keterpaduan konsep dan unsur
23 pengembangan ekonomi adalah mencerminkan penerapan konsep. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 9 terkait dengan keterpaduan konsep tersebut.
Gambar 9. Skema Keterpaduan Konsep
Sering kali pada sumberdaya yang sama, misalnya tanah, terdapat berbagai hak yang melekat dan hak-hak ini dapat saja dimiliki oleh tidak pada satu orang
atau kelompok yang sama. Hal ini yang kemudian menyebabkan konsep tenurial ini sering dijelaskan dengan prinsip bundle of rights sebundel hak-hak. Ostrom
dan Schlager 1996 mengatakan bahwa hak-hak ini dapat diuraikan menjadi: 1
Hak atas akses rights of access: adalah hak untuk memasuki suatu wilayah tertentu;
2 Hak pemanfaatan rights of withdrawal: adalah hak untuk mengambil
sesuatu atau untuk memanen sesuatu hasil alam seperti untuk memancing ikan, memanen buah, mengambil air, menebang pohon, dan sebagainya;
3 Hak pengelolaan rights of management: adalah hak untuk mengatur pola
pemanfaatan internal dan merubah sumberdaya yang ada untuk tujuan meningkatkan hasil atau produksi;
4 Hak pembatasan rights of exclusion: adalah hak untuk menentukan siapa
saja yang dapat memperoleh hak atas akses dan membuat aturan pemindahan hak atas akes ini dari seseorang ke orang lainnya atau
lembagakelompok lain; dan 5
Hak pelepasan rights of alienation: adalah hak untuk menjual atau menyewakan atau kedua-duanya. Adapun hubungan antara penguasaan
sumberdaya terhadap posisi aktor disajikan pada tabel berikut.
Actor Approach Long, 1996
Access Analysis Peluso, 1996
Property Right Regimes Fauzi, 2006
Kekuasaan menurut Peluso, 1996
membentuk “bundel kuasaan”
dan “jaring kekuasaan”
Economy Growth commodity chains
Policy of Conservation