Kerangka Resolusi Sintesa Kerangka Model Kelembagaan Pemanfaatan Sumberdaya

208 komunitas Comdev dan Tanggung Jawab sosial Perusahaan CSR kemudian diserahkan kembali kepada Dewan Penganggaran Minerals. 6. Dewan Penganggaran Minerals melakuan rapat dengan pihak perwakilan perusahaan untuk menyepakati waktu pembahasan dan realisasi anggaran berdasarkan item-item program kerja serta model monitoring bersama terhadap implementasi program kerja. 7. Lembaga Multi Pihak akan menerima paket kesepakatan nomor 6 dan akan disampaikan kepada publik secara terbuka melalui media masa lokal untuk selanjutnya memberikan waktu selama 1 minggu kepada untuk memberikan tanggapan ataupun koreksi secara konstruktif terhitung sejak dokumen kesepakatan tersebut disampaikan ke publik. Apabila tanggapan ataupun kritikan tersebut melewati batas waktu disampaikan maka dianggap kadaluarsa.

D. Pendekatan Satuan Kerja Dewan Tambang

Berdasarkan tiga prinsip utama yang menjadi visi dalam model kelembagaan ini, maka Lembaga Multi Pihak yang menjadi badan eksekutif dari Dewan Tambang akan memiliki tiga divisi. Adapun yang dimaksud adalah: 1. Divisi Ekonomi Tugas koorganisasian dari divisi ini yaitu menjalankan program kelembagaan dibidang ekonomi seperti pelatihan kewirausahaan dan pengembangan usaha kecil menengah serta menjadi mediator terhadap pengelolaan jasa usaha pertambangan kepada pengusaha lokal sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Divisi Sosial Budaya Tugas koorganisasian yang diemban divisi ini yaitu memfasilitasi dan mendorong penyusunan Peraturan Daerah tentang Desa Adat Pinogu dan menggairahkan kegiatan-kegiatan sosial keagamaan dan budaya serta merevitalisasi keberadaan situs-situs peninggalan kerajaan Gorontalo yang berada di Enclove Pinogu serta meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pemeliharaan linbgkungan dengan pendekatan lokal jenius juga 209 dukungan program peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, ibadah dan olahraga. 3. Divisi Lingkungan Tugas koorganisasian yang diemban divisi ini yaitu mendorong dan memfasilitasi penyusunan peraturan daerah tentang Jasa Lingkungan dan meningkatkan motivasi masyarakat untuk menanam dan memelihara pohon dengan memberikan kompensasi terhadap masyarakat yang berhasil melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon terutama di wilayah Enclove Pinogi dan wilayah sekitar Taman nasional Bogani nani Wartabone.

VIII. SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disimpulkan hasil analisis dan pembahasan yang telah di deskripsikan pada bab-bab dan sub bab sebelumnya. Selanjutnya akan diakhiri dengan saran dan rekomendasi dari seluruh hasil penelitian disertasi.

8.1 Simpulan

1. Pemberian izin pemanfaatan dan perubahan status kawasan , yang diawali dengan pemberian izin kontrak karya pada tahun 1971, kemudian lahan ini dinaikkan statusnya menjadi suaka margasatwa SM pada tahun 1974, selanjutnya menjadi taman nasional TN pada tahun 1992, dan diturunkan statusnya lagi menjadi hutan produksi terbatasHPT pada tahun 2011 berdampak pada pemanfaatan dan penguasaan secara ekspansif dan tidak terkontrol oleh masyarakat baik peruntukan permukiman, pertanian, perkebunan dan perladangan berpindah serta penambang tanpa izin PETI telah memberikan kontribusi yang besar terhadap konflik sosial ekonomi dan perusakan lingkungan. 2. Nilai cadangan mineralisasi dan logam diwilayah kontrak karya layak untuk ditambang. Namun nilai kelayakan masih perlu untuk dipertegas karena ketidakpastian terhadap besarnya cadangan tertambang, kadar bijih, dan faktor operasi lain, akibat kegiatan eksplorasi yang belum selesai. Nilai kelayakan diperkirakan berubah membaik sejalan dengan perubahan ketidakpastian terhadap besarnya cadangan tertambang, kadar bijih, dan faktor operasi lain, dengan dilakukannya kegiatan eksplorasi dan kajian lebih detail. 3. Nilai cadangan mineral akan terus berkurang seiring dengan kegiatan ekstraksi yang dilakukan oleh perusahaan namun hal ini akan terkonversi dengan biaya lingkungan yang telah dimasukkan dalam perhitungan tersebut. Sehingga akan mengurangi resiko sosial yang saat nanti akan berdampak pada iklim usaha. Namun penurunan nilai cadangan tertambang ini akan berdampak negatif terhadap nilai royalty, sehingga peluang daerah penghasil untuk membangun wilayah dari penerimaan royalty semakin menurun juga. 212 4. Aspek kelembagaan dengan model pendekatan partisipasi yaitu faktor demografi masyarakt dengan jenis kelamin laki-laki memiliki peluang besar dalam partisipasi dibanding kaum perempuan, kemudian lembaga sosial ekonomi seperti koperasi, arisan, karang taruna, organisasi remaja masjid memiliki peluang partisipasi terhadap pemanfaatan sumberday tambang, klaim kepemilikan lahan dan tromol oleh penambang tanpa izin PETI, juga memberikan peluang terhadap partisipasi. Selanjutnya sektor pembungan sarana jalan, sarana perhubungan, sarana penerangan listrik serta prasarana olahraga oleh pemerintah cukup memiliki peluang terhadap partisipasi. Sektor penting lainnya yaitu sarana perekonomian seperti pasar tempat pelelangan ikan memiliki peluang yang baik terhadap partisipasi pemanfaatan sumberdaya tambang kaitanya terhadap pembangunan wilayah di Kabupaten Bone Bolango.

8.2 Saran

1. Proyeksi pemanfaatan lahan oleh masyarakat dan pemegang konsesi secara legal perlu disusun dalam suatu road map yang komprehensif agar masing- masing dapat beraktifitas dengan aman dan nyaman serta dapat hidup berdampingan dan dokumen ini menjadi pedoman buat para pihak untuk diterapkan secara konsisten dan konsekuen. 2. Kelayakan ekonomi tambang perlu memperhitungkan secara cermat aspek eksploitasi, memperkirakan tren eksploitasi jangka panjang, dan juga dapat menetukan tingkat kelayakan cadangan sumberdaya tambang bagi pembangunan jangka panjang melalui penelitian eksplorasi agar menjadi model neraca cadangan tambang yang aktual Mining resources accounting dan dapat menepis isu-isu keraguan pemerintah dalam mempertimabngan arah kebijakan pembangunan ekonomi disektor pertambangan. 3. Cadangan sumberdaya tambang tidak seharusnya dibenturkan dengan cadangan sumberdaya yang lain seperti hutan dan air karena masing-masing memiliki wilayah dan ruang yang berbeda sehingga pendekatan penyelesaian konflikpun harus berbeda meskipun tujuannya sama. Oleh karena itu hampir dapat dipastikan masing-masing sumberdaya tersebut