66 besi  atau  seng  berubah  menjadi  cokelat  atau  hitam.  Besi  atau  seng  yang
semula  keras  dan  kokoh  berubah  menjadi  rapuh  dan  mudah  patah.  Jadi, perkaratan  dapat  menyebabkan  benda  mengalami  perubahan  warna  dan
kekerasan.
2.1.10.2 Perubahan Wujud yang Dapat Kembali dan Tidak Dapat Kembali
Perubahan  wujud  pada  benda  dapat  digolongkan  menjadi  dua  jenis,  yaitu perubahan  wujud  yang  dapat  kembali  dan  perubahan  wujud  yang  tidak  dapat
kembali Mikrodo dkk 2008: 85. Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai perubahan wujud benda yang dapat kembali dan tidak dapat kembali.
1 Perubahan Wujud yang Dapat Kembali Sementara Perubahan  wujud  yang  bersifat  sementara  disebut  sebagai
perubahan  fisika.  Benda  mengalami  perubahan  secara  fisik  saja  sehingga dapat berubah kembali seperti semula.  Pada perubahan wujud yang dapat
kembali,  benda  yang  mengalami  perubahan  dapat  berubah  kembali  ke bentuk  semula  dan  tidak  menghasilkan  zat  baru.  Contohnya,  perubahan
wujud  pada  air.  Air  dapat  berubah  wujud  menjadi  es.  Es  dapat  kembali berubah wujud menjadi  air. Bahkan, air  yang berubah menjadi benda gas
dapat kembali berubah menjadi titik-titik air. Perubahan  wujud  air  yang  dapat  kembali  ini  digambarkan  pada
bagan di bawah ini.
67
Bagan 2.1 Perubahan Wujud Air Selain air, perubahan wujud yang dapat kembali dapat terjadi pada
gula  dan  garam.  Gula  dan  garam  yang  larut  dalam  air  dapat  berubah kembali  menjadi  gula  dan  garam  padat.  Caranya  adalah  dengan
memanaskan  larutan  gula  dan  garam  sehingga  air  menguap  dan  yang tersisa hanya butiran gula dan garam.
Proses  pembuatan  garam  menunjukkan  bahwa  garam  mengalami perubahan wujud yang dapat kembali. Garam  yang terlarut dalam air laut
dapat diubah menjadi garam padat. Jika garam dilarutkan dalam air, maka terbentuk  air  garam.  Selain  itu,  gula  juga  mengalami  perubahan  wujud
yang  dapat  kembali.  Larutan  gula  jika  dipanaskan  hingga  seluruh  airnya menguap  akan  meninggalkan  gula  dalam  bentuk  padat.  Margarin  dan
mentega juga dapat mengalami perubahan wujud yang dapat kembali. Jika dipanaskan,  margarin  dan  mentega  akan  mencair.  Margarin  dan  mentega
cair akan berubah menjadi padat kembali jika didinginkan. 2 Perubahan Wujud yang Tidak Dapat Kembali tetap
Perubahan  wujud  yang  bersifat  tetap  disebut  sebagai  perubahan kimia.  Benda  mengalami  proses  kimia  sehingga  tidak  dapat  berubah
uap air air
es dipanaskan
didinginkan
dipanaskan didinginkan
68 kembali  menjadi  seperti  semula.  Pada  perubahan  wujud  yang  dapat
kembali,  benda  yang  mengalami  perubahan  dapat  berubah  kembali  ke bentuk  semula  dan  tidak  menghasilkan  zat  baru.  Pada  perubahan  wujud
yang  tidak  dapat  kembali,  benda  yang  mengalami  perubahan  tidak  dapat diubah  kembali  ke  bentuk  semula.  Perubahan  wujud  yang  terjadi  karena
pembakaran adalah perubahan wujud  yang tidak dapat kembali, misalnya kertas  atau  sampah  yang  dibakar.  Kertas  yang  dibakar  akan  berubah
menjadi  abu  dan  arang.  Dengan  cara  apa  pun,  abu  dan  arang  itu  tidak dapat diubah lagi menjadi kertas.
Beberapa  proses  alami  merupakan  proses  perubahan  wujud  yang tidak dapat kembali, misalnya pembusukan yang terjadi pada sayuran dan
buah-buahan.  Setelah  beberapa  hari,  sayuran  dan  buah-buahan  yang semula  agak  keras  berubah  menjadi  lembek  berair.  Lama  kelamaan,
sayuran dan buah-buahan menjadi busuk. Buah yang dikupas kulitnya juga mengalami  perubahan  wujud.  Misalnya  daging  buah  apel  berubah
warnanya  menjadi  cokelat  dalam  jangka  waktu  kurang  dari  satu  jam. Sayuran  dan  buah  yang  telah  berubah  wujud  tidak  akan  segar  kembali
seperti semula. Pemasakan  nasi  merupakan  proses  perubahan  wujud  yang  tidak
dapat  kembali.  Nasi  berasal  dari  beras  yang  dimasak  dalam  air.  Jika takaran airnya pas, beras yang dimasak berubah wujud menjadi nasi. Jika
takaran  airnya  terlalu  banyak,  bukan  nasi  yang  dihasilkan,  tetapi  bubur. Nasi dan bubur tidak dapat diubah lagi menjadi beras. Serupa dengan nasi,
69 telur  yang  dimasak  tidak  dapat  kembali  menjadi  telur  mentah.  Akibat
pemanasan,  telur  berubah  menjadi  padat.  Telur  yang  telah  padat  tidak dapat diubah menjadi cair kembali.
Perubahan  yang  terjadi  karena  proses  perkaratan  juga  merupakan perubahan  wujud  yang  tidak  dapat  kembali.  Besi  yang  berkarat  menjadi
hitam dan rapuh. Karat tidak dapat diubah menjadi besi lagi. 2.1.11
Model Pembelajaran
Arends  1997  dalam  Trianto  2009:  22  menyatakan  bahwa  “model pembelajaran  mengarah  pada  suatu  pendekatan  pembelajaran  tertentu  termasuk
tuju annya,  sintaksnya,  lingkungannya,  dan  sistem  pengelolaannya”.  Sedangkan
Sagala  2005  dalam  Indrawati  dan  Setiawan  2009:  27  menyatakan  bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
tersusun  secara  sistematis  dalam  mengorganisasikan  pengalaman  belajar  peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang  pembelajaran  dan  guru  dalam  merencanakan  dan  melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Lebih  lanjut,  Joyce  dan  Weil  1980  dalam  Rusman  2012:  133 mendefinisikan bahwa “model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat  digunakan  untuk  membentuk  kurikulum  rencana  pembelajaran  jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing  pembelajaran
di  kelas  atau  y ang  lain”.  Sedangkan  Joyce  1992  dalam  Trianto  2009:  22
mengemukakan bahwa “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola  yang  digunakan  sebagai  pedoman  dalam  merencanakan  pembelajaran  di
70 kelas  atau  pembelajaran  dalam  tutorial  dan  untuk  menentukan  perangkat-
perangkat  pembelajaran  termasuk  di  dalamnya  buku-buku,  film,  komputer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya, Joyce mengemukakan bahwa setiap model
pembelajaran  mengarahkan  kita  ke  dalam  mendesain  pembelajaran  untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Joyce,  Weil,  dan  Calhoun  2009  dalam  Warsono  dan  Hariyanto  2012: 172 mengemukakan bahwa “Models of teaching are really models of learning. As
we help students acquire information, ideas, skills, values, ways of thinking, and means of expressing themselves, we are also teaching them how to learn
”. Dengan model  pembelajaran,  guru  membantu  siswa  dalam  memperoleh  informasi,
menggali  ide,  keterampilan,  nilai,  cara  berpikir  dan  mengekspresikan  diri,  serta mengajarkan bagaimana cara belajar.
Rusman  2012:  136  menjelaskan  ciri-ciri  model  pembelajaran  sebagai berikut:
1 Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. 2 Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif. 3 Dapat  dijadikan  pedoman  untuk  perbaikan  kegiatan  belajar  mengajar  di
kelas. 4 Memiliki  bagian-bagian  model  yang  dinamakan:  1  urutan  langkah-
langkah  pembelajaran  syntax;  2  adanya  prinsip-prinsip  reaksi;  3 sistem sosial; 4 sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan
pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suat model pembelajaran.
71 5 Memiliki  dampak  sebagai  akibat  terapan  model  pembelajaran.  Dampak
tersebut meliputi; 1 Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; 2 Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6 Membuat  persiapan  mengajar  desain  instruksional  dengan  pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
Model pembelajaran memiliki  empat ciri khusus  yang tidak dimiliki oleh strategi,  metode,  dan  prosedur.  Kardi  dan  Nur  2000  dalam  Trianto  2009:  23,
mengemukakan ciri-ciri model pembelajaran yaitu: 1 Bersifat rasional, teoritis, dan logis.
2 Landasan  pemikiran  tentang  apa  dan  bagaimana  siswa  belajar  tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3 Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4 Lingkungan  belajar  yang  diperlukan  agar  tujuan  pembelajaran  dapat tercapai.
Berdasarkan  beberapa  pengertian  yang  telah  dikemukakan  oleh  para  ahli, dapat  disimpulkan  bahwa  model  pembelajaran  adalah  kerangka  konseptual  yang
melukiskan  prosedur  yang  tersusun  secara  sistematis  dalam  mengorganisasikan pengalaman  belajar  siswa  untuk  mencapai  tujuan  belajar  tertentu,  dan  berfungsi
sebagai  pedoman  bagi  perancang  pembelajaran  dan  guru  dalam  merencanakan, membimbing,  dan  melaksanakan  aktivitas  pembelajaran  serta  pedoman  untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
72
2.1.12 Model Pembelajaran POE Predict-Observe-Explain