Pengertian Pembelajaran Landasan Teori

26

2.1.3 Pengertian Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan dua kata yang berbeda. Namun, kedua kata ini sangat erat hubungannya satu sama lain. Bahkan, kedua kegiatan tersebut saling menunjang dan saling mempengaruhi satu sama lain. Belajar adalah suatu kegiatan yang merupakan bagian dari pembelajaran. Di bawah ini merupakan beberapa pengertian pembelajaran. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Artinya dalam proses pembelajaran harus ada empat komponen yang menunjang yakni peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono 2009: 297 adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif serta menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sedangkan Trianto 2009: 17 mengemukakan bahwa “pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”. Lebih lanjut, Sagala 2011: 62 menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dan mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan sebelumnya sebagai upaya meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran. Proses belajar terjadi pada lingkungan belajar tertentu yang didesain secara khusus dalam rangka 27 kegiatan pembelajaran. Karena pembelajaran merupakan upaya menata lingkungan belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta didik Rusman 2012: 252. Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum Hardini dan Puspitasari 2012: 10. Ahli lain berpendapat bahwa “pembelajaran adalah seperangkat peristiwa events yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan” Briggs 1992 dalam Rifa’i dan Anni 2010: 191. Jadi dengan adanya pembelajaran siswa akan memperoleh pengetahuan untuk dijadikan bekal untuk berinteraksi di dalam lingkungan. Pembelajaran adalah interaksi dua arah antara guru dan siswa yang melibatkan teori dan praktik. Pembelajaran tidak hanya berupa penyampaian materi pelajaran sesuai dengan target dalam kurikulum dengan tanpa memperhatikan kondisi siswa. Akan tetapi, pembelajaran terkait dengan unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi demi mencapai tujuan pembelajaran Putra 2013: 17. Sedangkan Rusman 2012: 134 mengemukakan bahwa “pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran”. Hamalik 2013: 57 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, 28 perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Unsur manusiawi terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Unsur material meliputi buku- buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Sedangkan unsur prosedur meliputi jadwal, model, dan metode pembelajaran, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien. Konsep pembelajaran didasarkan pada teori psikologi konstruktivistik dan teori komunikasi konvergensi Thobroni dan Mustofa 2011: 41. Lingkungan pembelajaran konstruktivis mengutamakan dan memfasilitasi peran aktif siswa. Lingkungan pembelajaran konstruktivis mengubah fokus dari penyebaran informasi oleh guru, yang mendorong peran pasif siswa, menuju otonomi dan refleksi siswa, yang mendorong peran aktif siswa Jacobsen dkk 2009: 9. Pembelajaran dapat dikatakan kreatif jika menganut rumusan Putra 2013: 29: 1 Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi siswa 2 Pembelajaran ialah upaya mempersiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang baik 29 3 Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa dalam menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari Berdasarkan berbagai pengertian pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan otonomi dan refleksi siswa yang mendorong peran aktif siswa, dengan guru sebagai fasilitator yang melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi sebagai sumber belajar serta terjadi pada lingkungan belajar yang telah didesain secara khusus sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

2.1.4 Aktivitas Belajar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) BERBASIS KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VIII PADA POKOK BAHASAN TEKANAN

2 25 201

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

STUDY PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT- STUDY PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN) DENGAN PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOSONGO V MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA TAHUN PE

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI “POE” (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 37

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) BERBASIS KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VIII PADA POKOK BAHASAN TEKANAN.

1 2 1

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BALUNG

0 0 1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA MAN KUOK Navisa

0 0 8

PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF TIPE PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) KELAS V SD NEGERI 3 KERTAYASA

0 0 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) - PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN PENGARUH

0 0 25

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGDADAP - repository perpustakaan

0 3 14