Pengertian Busana Anak dan Persyaratan Busana Anak

2.6 Mata Pelajaran Membuat Pola Pattern Making

Mata pelajaran produktif yang diajarkan di kelas X SMK Al- Musyafa‟ Kendal ada bermacam-macam salah satunya adalah mata pelajaran Membuat Pola Pattern Making pokok bahasan membuat pola busana anak yang diajarkan di kelas X semester genap. Standar Kompetensi SK dari mata pelajaran tersebut yaitu membuat pola busana anak, sedangkan Kompetensi Dasar KD dari SK antara lain; mengelompokkan macam-macam busana anak, memotong bahan, menjahit busana anak, menyelesaikan busana anak dengan jahitan tangan, menghitung harga jual. dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi penelitian pada KD mengelompokkan busana anak Silabus SMK Al-Musyafa, 2010. KD mengelompokkan busana anak memiliki beberapa indikator antara lain; menjelaskan pengertian busana anak, mengklasifikasi busana anak, menjelaskan desain, bahan, motif, dan corak yang cocok untuk anak, menjelaskan pembuatan pola dasar dan pecah pola sesuai desain.

2.6.1 Uraian Materi Membuat Pola Busana Anak

2.6.1.1 Pengertian Busana Anak dan Persyaratan Busana Anak

Busana dalam arti umum adalah bahn tekstil atau bahan lainya yang sudah dijahit atau tidak dijahit, yang biasa dipakai atau disampirkan untuk menutupi tubuh seseorang. Busana dalam arti sempit, dapat diartikan sebagai bahan tekstil yang disampirkan atau dijahit terlebih dahulu, dan dipakai untuk menutupi tubuh seseorang yang langsung menutup kulit, ataupun tidak langsung menutup kulit Sari, 2011: 3 Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai anak-anak mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Segala pelengkap busana yang dikenakan anak seperti bando, topi, sepatu, tas merupakan busana Hasanah, 2011: 3. Seiring dengan perkembangan mode busana yang selalu berubah membuat busana anak mengikuti tren busana dewasa, sehingga ada kesan bahwa busana anak merupakan busana dewasa dalam bentuk kecil. Perbedaan dari busana anak dan busana dewasa hanyalah ukuran semata. Hal ini tentunya tidak benar, karena busana anak tidak dapat dibuat dengan model yang sembarangan. Busana anak dapat diklasifikasikan berdasarkan usia, antara lain: Busana batita usia 1-3 tahun. Busana anak prasekolah usia 3-5 tahun balita. Busana anak sekolah usia 6- 12 tahun Hasanah, 2011: 23. Persyaratan busana anak pada dasarnya adalah bicara tentang kualitas busana anak itu sendiri. Kualitas yang dimaksud adalah kualitas produk yaitu busana anak dalam hal pemilihan bahan, aksesorisnya serta teknik penyelesaian busana anak itu sendiri. Pemakaian busana anak harus disesuaikan dengan kesempatan busana anak dan memenuhi persyaratan busana anak yang baik. Adapun persyaratan busana anak yang baik dapat dilihat dari: desain, tekstur, bahan, warna, corak, hiasan, dan teknik menjahit Hasanah, 2011: 25. Desain merupakan suatu hasil karya indah manusia dalam menciptakan susunan garis, warna bentuk dan tekstur dengan maksud agar diperhatikan oleh orang lain. desain dibagi menjadi dua yaitu: desain struktur dan desain hiasan Hartatiati, 2007: 1. Desain struktur yaitu desain yang dibuat berdasarkan bentuk, warna, ukuran, dan tekstur suatu benda sedangkan desain hiasan yang dipergunakan sebagai penambah rasa keindahan desain struktur. Siluet merupakan perwujudan desain struktur di dalam desain busana. Ada lima macam siluet yang biasa digunakan untuk desain busana anak yaitu siluet A, T, H, S dan X Hasanah, 2011: 47. Siluet A mempunyai bentuk garis kecil diatas dan membesar di dibawah. Siluet H mempunyai bentuk garis lurus pada kedua sisinya. Siluet S mempunyai garis tengah sempit, sedangkan bagian atas dan bawah menggelembung. Siluet X mempunyai bentuk pada bagian atas dan bawah sama - sama besar dan mengecil pada bagian tengah. Desain hiasan berguna untuk memperindah bentuk desain struktur, pada busana anak desain hiasan dapar berupa kancing hias, aplikasi, renda, pita, kerah, saku, dan lain-lain. dalam sebuah desain busana tidak selalu harus menggunakan desain hiasan, tetapi pada desain struktur atau siluet mutlak harus ada. Hartatiati 2007: 2 Pemilihan desain untuk busana anak memiliki beberapa syarat utama diantaranya sederhana dan longgar, sehingga memberikan kebebasan bergerak bagi anak. Syarat mutlak yang harus diperhatikan dalam membuat desain busana anak yaitu pembuatan busana tidak boleh mengganggu pergerakan anak karena anak- anak selalu melakukan pergerakan tiada henti. Desain dapat dibuat seperti celana, rok yang longgar seperti rok kerut, lingkar atau desain A line. Berikut adalah bagian-bagian dari busana anak antara lain; kerah, lengan, rok tekstur dan bahan warna, corak, hiasan dan teknik menjahit busana anak Hasanah, 2011: 25. Kerah merupakan bagian busana yang letaknya mengelilingi leher yang menempel pada busana. Busana anak banyak menggunakan desain kerah khususnya untuk kesempatan pesta Hasanah, 2011: 26. Kerah dapat memberi kesan keindahan pada busana anak sehingga nilai dari busana tersebut dapat meningkat. Beberapa contoh desain kerah untuk busana anak antara lain; kerah rebah, kerah pallerin, kerah kelasi, kerah shanghai dan lain-lain. Desain kerah busana anak Gambar 2.3 Desain kerah busana anak Hasanah, 2011: 26-27 Lengan merupakan bagian dari busana yang terletak pada bahu sampai batas lengan yang diinginkan. Lengan terbagi menjadi lengan setali dan lengan tidak setali. Lengan tidak setali yaitu pola lengan yang dibuat terpisah dari pola badan, sedangkan lengan setali polanya dibuat bersama dengan pola badan Hasanah, 2011: 27. Beberapa contoh lengan untuk busana anak antara lain; lengan sayap, lengan poof, lengan puncak, lengan tulip, dan lain-lain. Desain Lengan Busana Anak Gambar 2.4 Desain Lengan busana anak Hasanah, 2011: 27-28. Rok merupakan bagian busana yang dimulai dari pinggang ke bawah. Biasanya pola rok dibuat terpisah dari pola badan, tetapi juga dapat dibuat menyatu sehingga menjadi pola gaun Hasanah, 2011: 28. Contoh desain rok untuk busana anak antara lain; rok susun, rok kerut, rok lingkar, rok lipit. Desain Rok Busana Anak Gambar 2.5 Desain rok busana anak Hasanah, 2011: 28-29. Tekstur dan bahan, pemilihan tekstur dan bahan untuk busana anak adalah cara memilih bahan, fabric, atau tekstil yang cocok untuk busana anak Hasanah, 2011: 31. Pemilihan bahan untuk busana anak dipilih yang dapat menyerap air karena anak banyak mengeluarkan keringat setelah beraktifitas, selain itu mudah dalam pemeliharaanya, tahan cuci dan tahan terhadap cahaya matahari. Pemilihan tekstur lembut disesuaikan dengan jenis kulit anak yang masih halus dan sensitif terhadap benda-benda asing serta memberikan kenyamanan pada anak terutama saat bergesekan dengan kulit tidak menyebabkan cedera ataupun rasa gatal pada kulit. Tekstur dan Bahan Busana Anak Gambar 2.6 Tekstur dan bahan busana anak Hasanah, 2011: 31. Warna merupakan unsur desain yang tidak bisa ditinggalkan. Pemilihan warna untuk busana anak sama halnya dengan pemilihan warna untuk busana dewasa, sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik anak yang bersifat gembira. Warna yang menggambarkan keceriaan anak biasanya adalah warna-warna cerah, akan tetapi kita perlu menyesuaikan warna pakaian dengan jenis warna kulit anak, kepribadian anak serta kesempatan pemakaian Hasanah, 2011: 32. Anak berkulit putih dan kuning dapat menggunakan hampir semua warna karena kulitnya sudah cerah, akan tetapi untuk anak berkulit sawo matang atau hitam sebaiknya menghindari warna-warna yang mendekati warna kulitnya karena akan membuat anak terlihat lebih kusam. Berikut adalah contoh warna yang biasa digunakan untuk busana anak. Macam-macam warna busana anak Gambar 2.7 Macam-macam warna busana anak Hasanah, 2011: 32. Corak adalah motif pada bahan atau fabric. Corak yang sesuai untuk busana anak adalah yang dapat memberi kesan gembira sesuai dengan kepribadian anak. Corak yang biasa disukai anak-anak adalah binatang, polkadot boneka, buah- buahan, tokoh animasi, tokoh film dan lain-lain. Pemilihan corak untuk busana anak harus disesuaikan dengan proporsi tubuh anak, hindarilah motif yang terlalu besar dan pilih motif yang kecil-kecil Hasanah, 2011: 33. Corak busana anak Gambar 2.8 Corak busana anak Hasanah, 2011: 32. Hiasan untuk anak sebaiknya disesuaikan dengan sifat anak yang lebih menyukai hal-hal yang indah dan menarik terutama hiasan yang mencolok mata. Hal ini dapat kita terapkan juga dalam busana anak dengan menambahkan hiasan- hiasan sehingga busana akan terlihat lebih menarik. Hiasan untuk busana anak dapat berupa lace, aplikasi, korsase dan lain sebagainya. Teknik menjahit dalam pembuatan busana anak tidak lupa dari penerapan teknik menjahit yang digunakan, teknik menjahit yang digunakan tidak jauh berbeda dari busana orang dewasa. Jahitan untuk busana anak harus dibuat kuat dan rapi karena kepribadian anak yang begitu atraktif. Teknik penyelesaian pada busana anak sebaiknya menggunakan setik mesin dan dapat juga dengan kampuh balik Hasanah, 2011: 35. Berikut adalah contoh teknik menjahit garis hias yang baik digunakan untuk busana anak antara lain; a Garis hias princess: garis hias yang memotong busana dari bagian bahu dan kerung lengan sampai bawah busana garis vertikal Hasanah, 2011: 39. b Garis hias empire: garis hias yang memotong busana secara horizontal dari sisi kanan dan berada dibawah dada Hasanah, 2011: 41. c Garis hias pas bahu: garis hias yang berada pada bagian bahu kiri dan kanan Hasanah, 2011: 42. d Garis hias pas dada: garis hias horisontal yang ditempatkan pada dada diatas garis dada dimulai dari kerung lengan kiri sampai kerung lengan kanan Hasanah, 2011: 43. e Garis hias basque: garis hias busana yang memotong pada bagian pinggang Hasanah, 2011: 44. f Garis hias pas panggul: garis hias yang memotong secara horisontal bagian panggul pada busana anak Hasanah, 2011: 45. Garis hias pada busana anak a b c d e Gambar 2.9 Garis hias busana anak Hasanah, 2011: 32.

2.6.2 Pembuatan Pola Dasar Busana Anak

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang yang diajar menggunakan metode demontrasi dengan metode ceramah : Studi eksperimen di SMPN I Cikarang Barat

0 3 148

Penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran PKn di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor: Penelitian Tindakan Kelas

7 30 116

Pengaruh penerapan metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari

7 66 115

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Diajar Dengan Menggunakan Modul dan Tanpa Menggunakan Modul Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Kelas X SMK-TI YAPIM Medan.

0 2 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN CERAMAH DAN CERAMAH-MODUL PADA SISWA KELAS X MEKANIK OTOMOTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 17 AGUSTUS 1945 KOTA SEMARANG.

0 0 90

EFEKTIFITAS METODE DEMONSTRASI PADA PEMB

0 0 54

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS EKONOMI SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN METODE CERAMAH KELAS III SLTP NEGERI 1 MUARA BADAK TAHUN PELAJARAN 20002001

0 0 27

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DENGAN YANG MENGGUNAKAN METODE CERAMAH BERVARIASI PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X DI SMK PGRI 1 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN - PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE CERAMAH DI SMK JAKARTA TIMUR 2 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE CERAMAH DI SMK JAKARTA TIMUR 2 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 6