Hasil  dari tabel diatas  menunjukkan nilai    F
hitung
dari  masing-masing data pre  test  dan  post  test  pada  kelompok  siswa  yang  diajar  menggunakan  metode
ceramah  dan  MPI  dengan  siswa  yang  diajar  dengan  metode  ceramah  dan demonstrasi
masih dibawah ≤ F
tabel
pd taraf signifikansi 5 yaitu 1,86, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi homogen.
4.2.3 Uji  Hipotesis
Uji hipotesis ini  bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya  Perbedaan  hasil belajar  antara  siswa  yang  diajar  menggunakan  metode  ceramah  dan  demonstrasi
dengan  siswa  yang  diajar  menggunakan  metode  ceramah  dan  MPI  pada Mata
Pelajaran  Membuat Pola Pattern Making  pokok bahasan membuat  pola  busana anak  di  SMK  Al-
Musyafa‟  Kendal .  Pengujian  hipotesis  menggunakan  t-test,
membandingkan  sebelum  dan  sesudah  threatment  atau  perlakuan,  atau membandingkan  kelompok  eksperimen  1  dengan  kelompok  eksperimen  2.
Diagram dan tabel  rata-rata hasil pre test dan post test dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 4.1. Diagram Rata-Rata Hasil Pre test dan Post test
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
Metode Ceramah dan MPI Metode Ceramah dan Demonstrasi
32.76 31.89
77.20 69.45
Pre test Post test
P e
m b
e la
ja ra
n
Tabel 4.5  Hasil Uji t Membuat Pola Pattern Making
Data Kelompok
Rata- rata
t
hitung
t
tabel
Kriteria
Pre- test
Metode ceramah dan MPI 32,76
1,260 1,67
Tidak ber- Metode ceramah dan demonstrasi
31,89 beda nyata
Post- test
Metode ceramah dan MPI 77,20
8,0544 1,67
Berbeda Metode ceramah dan demonstrasi
69,45 Nyata
Sumber : Data penelitian Lampiran halaman 179 dan 194 Hasil penelitian nilai rata-rata hasil belajar menggunakan metode ceramah
dan  demonstrasi dan  metode  ceramah  dan MPI  pada kelompok  eksperimen1 dan kelompok  eksperimen2  membuat  pola  menunjukkan  bahwa  pengajaran
menggunakan  metode  ceramah  dan  demonstrasi  tidak  lebih  baik  dari  pada pengajaran dengan menggunakan metode ceramah dan MPI. Bila t
hitung
lebih kecil atau sama dengan  t tabel,  maka Ho  diterima. Hasil  data penelitian ternyata t
hitung
lebih  besar  dari  pada  t  tabel  dengan  demikian  Ho  ditolak  dan  Ha  diterima. Kesimpulannya  adalah  terdapat  Perbedaan  hasil  belajar  antara  siswa  yang  diajar
menggunakan  metode  ceramah  dan  demonstrasi  dengan  siswa  yang  diajar menggunakan  metode  ceramah  dan  MPI  pada
Mata  Pelajaran  Membuat  Pola Pattern  Making  pokok  bahasan  membuat  pola  busana  anak  di  SMK  Al-
Musyafa‟ Kendal.
4.3 Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini diuraikan dalam permasalahan, yaitu; 1 apakah  ada  perbedaan  hasil  belajar  Mata  Pelajaran  Membuat  Pola  Pattern
Making  yang  diajar  menggunakan  metode  ceramah  dan  demonstrasi  dengan metode  ceramah  dan  demonstrasi  pada  siswa  kelas  X  di  SMK  Al-
Musyafa‟ Kendal.  Pembelajaran  pada  kelompok  eksperimen  1  menggunakan  metode
ceramah  dan  MPI.  Pada  kelompok  eksperimen  2  diajar  menggunakan  metode ceramah dan demonstrasi.
Hasil  analisis  uji  prasyarat  menyatakan  bahwa  data  hasil  belajar  tes objektif  dan  praktek  pada  kelompok  eksperimen  1  yang  diajar  menggunakan
metode  ceramah  dan  demonstrasi  dan  eksperimen  2  yang  diajar  dengan  metode ceramah  dan  demonstrasi    pada  saat  pretest  dan  postest  dinyatakan  berdistribusi
normal  dan  homogen  sehingga  dapat  dilakukan  analisis  parametik.  Analisis parametik  yang  dipakai  pada  penelitian  ini  adalah  t-test.  Hasil  analisis  t-test
pretest  eksperimen  1  dan  eksperimen  2  menyimpulkan  bahwa  kedua  kelas mempunyai  kemampuan  awal  yang  sama.  Hal  ini  dikarenakan  baik  pada
kelompok eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 saat pretest, kedua kelompok sama-sama belum mendapatkan materi membuat pola busana anak.
Metode  ceramah  dan  MPI  merupakan  kombinasi  metode  dan  media pembelajaran. Metode ceramah  digunakan  guru dalam  mengajarkan  siswa  materi
berbentuk teori pada pokok bahasan membuat pola busana anak, sedangkan media disini digunakan sebagai alat bantu mengajar memudahkan guru dalam mengajar.
Media  yang  dimaksud  adalah  Multimedia  Pembelajaran  Interaktif  MPI  yang
menggunakan  teknologi  komputer  dalam  pengoperasianya,  sebelum  digunakan media MPI diuji kelayakan media serta kesesuaian materi oleh pakar media. Hasil
evaluasi  media  menunjukkan  bahwa  media  tersebut  layak  digunakan  setelah beberapa kali dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan. Pembuatan media
ini  memakan  waktu  yang  cukup  lama  dan  memerlukan  biaya  yang  besar  dalam membuatnya. Hasil uji kelayakan media dapat dilihat pada lampiran.
Proses  pembelajaran  dengan  kombinasi  metode  dan  media  ini  menuntut siswa  aktif  dalam  proses  pembelajaran.  Sesuai  dengan  pengertian  MPI  yaitu
media  yang  dapat  dikontrol  oleh  penggunanya,  didalam  media  materi  dikemas secara menarik  dilengkapi dengan gambar-gambar, animasi, sound serta evaluasi
untuk mengukur hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan cara ini dapat dilakukan dengan  atau  tanpa  guru.  Karena  fungsi  guru  disini  hanya  membantu  dan
mengarahkan siswa. Berbeda  dengan  siswa  yang  diajar  menggunakan  metode  ceramah  dan
demonstrasi.  Metode  ceramah  digunakan  mengajarkan  teori  dan  metode demonstrasi  digunakan  untuk  mengajarkan  materi  berbentuk  praktek  pokok
bahasan  membuat  pola  busana  anak.  Pembelajaran  ini  dilakukan  di  dalam  kelas, guru  merupakan  satu-satunya  sumber  belajar  bagi  mereka  karena  mereka  tidak
memiliki  bahan  lain  sebagai  referensi  belajar  seperti  buku,  aktifitas  siswa  dalam pembelajaran ini hanya mengamati, mendengarkan serta mempraktekkan apa yang
telah diajarkan oleh guru, Kedua kombinasi metode pembelajaran ini memiliki persamaan, perbedaan,
kelebihan  serta  kekurangan.  Persamaanya  kedua  metode  mengajarkan  materi
pelajaran  yang  sama  dengan  menggunakan  ceramah  untuk  materi  teori  dan  pada materi  praktek  sama-sama  mengajarkan  langkah-langkah  pembuatan  pola  secara
runtut.  Perbedaanya  proses  pembelajaran  dilakukan  pada  tempat  berbeda kelompok eksperimen 1  yang  diajar  dengan  metode  ceramah  dan  MPI  dilakukan
di laboratorium komputer dan kelompok eksperimen 2 yang diajar dengan metode ceramah dan demonstrasi dilakukan di dalam kelas.
Kelebihan  metode  ceramah dan demonstrasi tidak memerlukan  waktu lama dalam  persiapanya,  menghemat  biaya  dalam  pembelajaran  dan  dapat  dilakukan
pada  kelas  besar  maupun  kecil.  Kelebihan  metode  ceramah  dan  MPI  yaitu memudahkan  guru  dalam  mengajar,  menuntut  siswa  aktif  dalam  dalam
pembelajaran  karena  pembelajaran  dapat  dilakukan  mandiri  tanpa  guru,  media dapat  mengukur  hasil  belajar  siswa  karena  terdapat  evaluasi  di  dalamnya  serta
mengehemat  waktu  dalam  pembelajaran  dan  pembelajaran  dapat  dilakukan  pada kelas besar maupun kecil.
Kekurangan  metode  ceramah  dan  demonstrasi  yaitu:  guru  dijadikan  satu- satunya  sumber belajar  bagi  mereka, memakan  waktu lama dalam  pembelajaran,
demonstrasi  hanya  dapat  dilakukan  sekali  dengan  papan  tulis,  guru  tidak  bisa mengawasi siswa satu per satu karena guru mendemostrasikan di depan kelas dan
memerlukan  tenaga  dan  keahlian  dalam  mengajar.  Kekurangan  metode  ceramah dan  MPI  yaitu;  pembelajaran  hanya  bisa  dilakukan  menggunakan  teknologi
komputer,  memakan  waktu  lama,  tenaga,  biaya  yang  cukup  mahal  dan  keahlian khusus dalam membuat media.
Dari  segi  waktu,  pembelajaran  materi  membuat  pola  busana  anak  pada kelas  eksperimen  2  yang  diajar  dengan  metode  ceramah  dan  demonstrasi
membutuhkan waktu 4 x 45 menit. Pada kelas eksperimen 1 yang diajar dengan metode  ceramah dan MPI, pembelajaran untuk materi ini dilakukan hanya  dalam
waktu 3 x 45 menit. Dengan demikian, kelas eksperimen 1 lebih efisien dari segi waktu  yaitu  dengan  selisih  waktu  satu  jam  pelajaran.  Efisiensi  waktu  satu  kali
pertemuan  dapat  digunakan  untuk  pembelajaran  materi  berikutnya  agar  semua kompetensi dasar yang terdapat di Mata  Pelajaran Membuat Pola dapat dipelajari
oleh siswa secara tuntas. Hasil  analisis  t-test  pada  postest    kelompok  eksperimen  1  maupun  kelas
eksperimen  2  menunjukan  perbedaan.  Hasil  postest  kedua  kelas  meningkat, namun  hasil  belajar  kelas  eksperimen  2  yang  diajar  menggunakan  metode
ceramah  dan  MPI  jauh  lebih  baik  daripada  kelompok  ekpserimen  1  yang  diajar dengan  metode  ceramah  dan  demonstrasi  Gambar  Diagram  4.1  dan  lihat  pada
tabel 4.5. Hal ini dikarenakan  siswa pada kelas  eksperimen 2 dapat  mempelajari sendiri  materi  secara  visual  dan  audio  sesuai  dengan  kecepatan  masing-masing
siswa  dalam  memahami.  Pada  kelompok  eksperimen  2  guru  hanya  menjelaskan langkah-langkah pembuatan pola busana anak hanya sekali di papan tulis.
Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar  teori dan praktek saat pretest dan post  test  pada  kedua  kelompok  meningkat  akan  tetapi  hasil  belajar  pada  pada
kelompok  ini  berbeda.  Hasil  belajar  siswa  pada  materi  berbentuk  praktek menunjukan  peningkatan  yang  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  hasil  belajar
materi  berbentuk  teori.  Hal  ini  dikarenakan  siswa  lebih  mudah  mempraktekan
daripada  menghafal  teori  dan  dapat  disimpulkan  bahwa  pembelajaran  kelas eksperimen  1  yang  diajar  dengan  metode  ceramah  dan  MPI  lebih  baik
dibandingkan dengan kelas eksperimen 2 yang diajar dengan metode ceramah dan demonstrasi.
Meski  keduanya  mengalami  peningkatan  dari  hasil  pre  test  dan  post  test, namun  peningkatan  pada  kelompok  eksperimen  2  tidak  mengalami  peningkatan
yang  signifikan,  hal  ini terlihat  dari  hasil  mean kelompok  yang tidak  mencukupi dari  standar  KKM  yang  telah  ditetapkan,  dapat  dikatakan  bahwa  pembelajaran
dalam  kelompok  ini  kurang  berhasil.  Faktor  lain  yang  mempengaruhi  kurang berhasil kelompok eksperimen 2 yaitu; bakat, minat siswa, dan intelegensi siswa.
Bakat  yang  dimaksud  adalah  bakat  dalam  bidang  busana,  siswa  yang memiliki  bakat  lebih  cepat  menerima  pelajaran  dibanding  dengan  siswa  yang
tidak  memiliki  bakat  yang  cenderung  lamban.  Minat  yang  dimaksud  adalah keinginan  lebih  dalam  mengikuti  pelajaran,  pada  pembelajaran  kelompok
eksperimen  ini  siswa  cenderung  bosan  dan  terlihat  pasif  dalam  menerima pelajaran, agar  siswa aktif guru  mengajukan tanya jawab  pada siswa. Intelegensi
yang  dimaksud  adalah  kecerdasan  masing-masing  siswa  ada  yang  cepat,  sedang dan lamban.  Faktor ini berpengaruh dalam hasil belajar siswa, siswa dengan daya
intelegensi tinggi cepat  dalam  menerima  pelajaran pokok  bahasan  membuat pola busana anak begitupun sebaliknya.
Berbeda  dengan  kelompok  eksperimen  1  yang  mengalami  peningkatan cukup  signifikan  dan  melebihi  standar  KKM  yang  telah  ditentukan,  sehingga
strategi belajar ini  dapat dikatakan berhasil  meningkatkan hasil belajar siswa dan
bisa  digunakan  sebagai  bahan  pertimbangan  dalam  proses  pembelajaran  mata pelajaran lainya.
Faktor –faktor  lain  yang  mempengaruhi  keberhasilan  belajar  siswa  yang
diajar  dengan  menggunakan  metode  ceramah  dan  MPI  antara  lain;  intelegensi siswa,  minat,  motivasi,  sarana  dan  fasilitas.  Intelegensi  yang  dimaksud  adalah
kemampuan  siswa  yang  ahli  dalam  mengoperasikan  komputer  serta  kecakapan siswa  dalam  mengontrol  cara  belajarnya  sendiri  menggunakan  media  sesuai
dengan  kemampuan  menerima  pengetahuanya  intelegensi  cepat,  sedang  atau lambat. Sarana dan fasilitas yang tersedia yaitu adanya LCD pada masing-masing
kelas  dan  laboratorium  komputer  sehingga  MPI  efektif  digunakan,  minat  siswa dalam  mengikuti  pembelajaran  baik  terlihat  dari  antusias  siswa  dalam  mengikuti
pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengoperasikan MPI. Minat  yang  dimaksud  adalah  keinginan  lebih  untuk  mengikuti  pelajaran,
pada  proses  pembelajaran  ini  minat  siswa  cenderung  baik,  siswa  terlihat  lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti pelajaran dan mengontrol media.motivasi
yang dimaksud adalah keinginan untuk mendapatkan hasil  belajar lebih baik dari sebelumnya,  hal  ini  terlihat  dari  keaktifan  siswa  pada  kelompok  eksperimen  1
dalam  menerima  pelajaran  dengan  metode  ceramah  dan  MPI  dan  hasil  belajar yang baik dibandingankan dengan kelompok yang diajar dengan metode ceramah
dan demonstrasi.
4.4 Keterbatasan Penelitian