lakon “Murwakala” membutuhkan biaya yang cukup besar karena harus ada
banyak sesaji dan mengundang dalang yang terkenal.
5. Ruwatan Massal
Dalam ruwatan missal bisa menghemat biaya. Ruwatan missal biasanya dilakukan secara bersama-sama dan ada yang mengkoordinasinya. Semua
ubarampe yang diperlukan sudah dipersiapkan oleh panitia. Ruwatan massal, selain hemat dan lebih praktis, juga tidak melelahkan karena sudah ada panitia
yang mengaturnya.
6. Ruwatan Agung
Ruwatan agung dilakukan oleh banyak orang. Ruwatan ini dilakukan ketika kondisi Negara atau masyarakat mengalami sesuatu yang luar biasa.
Sebagai contoh ialah ketika di seuatu desa terjadi gempa bumi, tanah longsor, kebanjiran, dan lain-lain maka di desa tersebut perlu dilakukan ruwatan agung.
2.1.2.5 Tujuan Ruwatan
Herawati 2010: 14 mengatakan bahwa kepercayaan sebagian masyarakat Jawa masih melestarikan adat istiadat Jawa. Pelaksanaan ruwatan memiliki
beberapa tujuan yaitu, sebagai berikut. 1.
Untuk menghindarkan diri dari malapetaka. Keberadaan Batara Kala ini ada pada upacara ruwatan dengan lakon
“Batara Kala”. Kala berarti waktu.
2. Dalam upacara ruwatan, tokoh Batara Kala tidak harus ada karena
tujuannya ialah untuk menghindarkan diri dari pengaruh jahat yang ditimbulkan oleh makhluk halus atau alam.
3. Kekuatan alam yang luar biasa bisa menimbulkan ketakutan pada manusia.
Kekuatan itu pula bisa menimbulkan bencana pada manusia. Salah satu cara untuk menghindarkan bencana itu dari kita adalah melakukan acara
ruwatan.
2.1.3 Pendidikan Karakter Kebangsaan 2.1.3.1 Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia berkarakter, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dari uraian di atas tentu tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Banyak
sekali permasalahan-permasalahan pendidikan yang muncul di Indonesia Wattie, 2012.
2.1.3.2 Karakter
Secara etimologis, kata karakter dalam bahasa Inggris adalah character. Dalam bahasa Yunani yaitu eharassein yang berarti
“to engrave” Ryan and Bohlin dalam Suyadi, 2013: 5. Kata
“to engrave” dapat diartikan menjadi mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan Echols dan Shadily, 1995:
214. Istilah “karakter” ini sama artinya dalam bahasa Inggris yaitu mengukir,