Revisi Prototipe Uji Coba Prototipedi SD Negeri Nanggulan, Maguwoharjo, Depok,

4.3.2 Kelemahan Prototipe

a. Jenis huruf yang digunakan dalam cerita kurang menarik untuk anak usia 9-10 tahun. b. Ukuran huruf dalam prototipe buku cerita bergambar masih terlalu kecil.

BAB V PENUTUP

Bab V ini akan memaparkan tentang 1 kesimpulan, 2 keterbatasan penelitian, dan 3 saran. Berikut ini adalah penjelasannya.

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil prototipe pengembangan buku cerita anak tentang ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Langkah-langkah pengembangan prototipe buku cerita anak tentang ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan mengadopsi enam langkah menurut Sugiyono yaitu: 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain prototipe, 4 validasi prototipe, 5 revisi prototipe, dan 6 uji coba prototipe. 5.1.2 Kualitas prototipe buku cerita anak tentang ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan mendapatkan skor 31 dari seorang ahli sastra dan bahasa dengan item yang dinilai berjumlah 9 item. Kemudian dicari rata-ratanya dengan cara skor yang didapatkan oleh ahli : jumlah item, yaitu 31: 9 sehingga mendapat rata-rata 3,44 yaitu sangat baik dan layak diujicobakan.

5.2 KETERBATASAN PENELITIAN

Produk yang dikembangkan peneliti mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya sebagai berikut. 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5.2.1 Prototipe buku cerita anak hanya divalidasi oleh seorang validator dengan latar belakang sastra dan bahasa, tidak melibatkan validator yang memahami tradisi Jawa. 5.2.2 Tradisi Jawa yang termuat dalam prototipe buku cerita anak yang peneliti buat terbatas pada tradisi ruwatan saja.

5.3 SARAN

Saran untuk peneliti yang akan mengembangkan produk berupa buku cerita bergambar adalah sebagai berikut ini. 5.3.1 Prototipe buku cerita anak tentang ruwatan sebaiknya divalidasi oleh dua orang validator dengan latar belakang sastra dan bahasa, serta yang memahami tradisi Jawa. 5.3.2 Tradisi Jawa yang termuat dalam prototipe buku cerita anak sebaiknya ditambahkan, sehingga tidak hanya tradisi ruwatan saja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR REFERENSI Ahmadi, Rulam. 2014. PENGANTAR PENDIDIKAN Asas Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Albiladiyah, Ilmi S dan Gatut Murniatmo. 1981. Risalah Sejarah dan Budaya. Yogyakarta: Departemen Pndidikan dan Kebudayaan. Arif, Choirul. 2013. Makna Simbolik Ruwatan Cukur Rambut Gembel Di Desa Dieng Kejajar Wonosobo. Jurnal tidak dipublikasikan. Bratawidjaja, Thomas Wiyasa. 1988. Upacara Tradisional Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Darmoko. 2002. Ruwatan: Upacara Pembebasan Malapetaka Tinjauan Sosiokultural Masyarakat Jawa. Depok. VOL. 6, NO. 1. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Herawati, Nanik. 2010. Mutiara Adat Jawa. Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang. HP, Harjana. 2006. Cara Mudah mengarang Cerita Anak-anak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Kesuma, Dharma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kurniawan, Heru. 2013. Menulis Kreatif Cerita Anak. Jakarta Barat: kademia. Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter; Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Haritage Foundation. Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang. Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Salim, Yenny dan Peter Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press. 102 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI