Potensi dan Masalah Pengumpulan Data

Dharma Yogyakarta. Hal ini untuk melihat apakah buku cerita anak yang disusun oleh peneliti sudah mencapai hasil produk yang maksimal dan layak. Validasi prototipe ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian dari pakar terhadap produk yang dikembangkan. Hal itu meliputi dari segi bahasa apakah sudah sesuai dengan kaidah penulisan EYD atau belum, apakah bahasa mudah dipahami anak usia 9-10 tahun. Melalui kritik dan saran yang diperoleh maka peneliti dapat menemukan kelebihan dan kekurangan dari produk yang dikembangkan.

3.3.5 Revisi Prototipe

Revisi prototipe dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran dari para ahli. Hasil kritik dan saran dari para ahli menjadi landasan bagi peneliti untuk memperbaiki kekurangan dari prototipe buku cerita anak tentang ruwatan agar menjadi lebih baik dan mudah dipahami oleh anak-anak usia 9-11 tahun. Pada saat pertama kali memberikan draf cerita kepada dosen pembimbing, cerita saya ditolak. Kemudian saya mencoba memperbaiki ceritanya disertai dengan melengkapi gambar yang akan ada di dalam cerita. Setelah itu, saya tunjukkan lagi kepada dosen. Gambar yang ada di dalam cerita disetujui hanya saja kurang diwarnai dan seluruh gambar harus disesuaikan, sehingga tidak besar kecil. Jalannya ceritanya pun sudah disetujui hanya nama tokoh dan tempat yang masih kurang pas. Setelah gambar selesai diwarnai dan ceritanya pun telah diperbaiki, prototipe siap diberikan kepada validator untuk mendapatkan kritik dan saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.3.6 Uji Coba Prototipe

Uji coba prototipe dilakukan kepada anak usia 9-10 tahun di SD Negeri Nanggulan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Anak usia 9-10 tahun ialah siswasiswi kelas IV di SD Negeri Nanggulan. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah buku cerita anak tentang ruwatan yang telah dibuat, layak dan mempunyai kualitas yang baik untuk menambah pengetahuan anak tentang salah satu tradisi Jawa yaitu ruwatan dan menumbuhkan karakter kebangsaan dalam diri anak yang membacanya.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Instrumen adalah alat ukur dalam penelitian Sugiyono 2010. Syaodih 2006 menuturkan bahwa wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang dilakukan secara lisan dalam bentuk pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara bertujuan untuk memperoleh data dari sumber. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak mengenai tradisi ruwatan. Kuesioner digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak, menganalisis kebutuhan anak, dan untuk mengetahui seberapa perlunya buku cerita bergambar mengenai tradisi ruwatan untuk anak. Lembar kuesioner berupa instrumen pra penelitian, instrumen validasi prototipe, dan instrumen uji coba prototipe berupa refleksi anak yang diberikan kepada 28 anak di SD Negeri Nanggulan Maguwoharjo. Adapun kisi-kisi dan kuisioner wawancara yang digunakan pada pra penelitian ditujukan untuk anak dan orang tua. Sedangkan sesudah uji coba adalah kisi-kisi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI