3. Kekuatan alam yang luar biasa bisa menimbulkan ketakutan pada manusia.
Kekuatan itu pula bisa menimbulkan bencana pada manusia. Salah satu cara untuk menghindarkan bencana itu dari kita adalah melakukan acara
ruwatan.
2.1.3 Pendidikan Karakter Kebangsaan 2.1.3.1 Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia berkarakter, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dari uraian di atas tentu tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Banyak
sekali permasalahan-permasalahan pendidikan yang muncul di Indonesia Wattie, 2012.
2.1.3.2 Karakter
Secara etimologis, kata karakter dalam bahasa Inggris adalah character. Dalam bahasa Yunani yaitu eharassein yang berarti
“to engrave” Ryan and Bohlin dalam Suyadi, 2013: 5. Kata
“to engrave” dapat diartikan menjadi mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan Echols dan Shadily, 1995:
214. Istilah “karakter” ini sama artinya dalam bahasa Inggris yaitu mengukir,
melukis, memahatkan, atau menggoreskan Echols dan Shadily dalam Suyadi, 2013: 5.
Dalam bahasa Indonesia “karakter” diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seorang yang satu dengan yang lainnya. Dalam kebahasaan yang lain arti karakter yaitu huruf, ruang, angka,
atau simbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar papan ketik Pusat Bahasa Depdiknas dalam Suyadi, 2013: 5. Orang yang berkarakter ialah orang yang
bertabiat, bersifat, berakhlak atau berbudi pekerti yang baik yang membuat orang tersebut berbeda dengan yang lain.
Selain makna karakter secara etimologis, karakter juga dapat dimaknai secara terminologis. Menurut Thomas Lickona dalam Suyadi: 2013, secara
terminologis, seperti yang dikutip oleh Marzuki, mendefinisikan karakter sebagai: “A reliable inner disposition to respond to situations in a morraly good
way .” Lickona menyatakan, “Character so conceived has three
interrelated part: moral knowing, moral feeling, and moral behavior ”.
Karakter yang baik good karakter meliputi pengetahuan mengenai kebaikan moral knowing, komitmen mengenai kebaikan moral feeling, dan
kebiasaan melakukan kebaikan moral behavior. Dengan begitu, karakter tertuju pada pengetahuan cognitives, sikap attitudes, dan motivasi motivations, serta
perilaku behaviors dan keterampilan Marzuki, 2011: 470 dalam Suyadi, 2013: 5.
Berdasarkan definisi karakter secara etimologis dan terminologis yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai umum
perilaku manusia yang mencakup segala aktivitas sehari-hari, baik itu antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI