Deskripsi Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada kegiatan penutup guru memberikan kesimpulan, penguatan, dan salam. Secara keseluruhan pembelajaran masih terpusat pada guru. Siswa belum diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri pengetahuan mengenai materi yang dipelajari. Siswa juga tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan teman-temannya dalam mempelajari materi. b. Observasi kegiatan siswa Berikut hasil observasi siswa dengan lembar observasi yang disiapkan oleh peneliti lampiran 42, halaman 233: Tabel 5.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Sebelum Penerapan NHT No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan  siswa masih terlihat asyik mengobrol atau sibuk membereskan buku-buku 2 Siswa memahami tujuan pembelajaran SKKDIndikator  Siswa kurang memahami mengenai tujuan pembelajaran karena guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu 3 Siswa di kelas memiliki tingkat prestasi akademik yang berbeda- beda  Siswa yang memiliki tingkat kemampuan akademik tinggi, cenderung lebih aktif dalam pembelajaran No Deskriptor Ya Tidak Catatan 4 Siswa mendapat kesempatan untuk menggali informasi mengenai materi secara mandiri  Siswa lebih banyak diminta memperhatikan penjelasan guru 5 Selama pembelajaran, siswa belajar dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari beberapa siswa  Tidak dibentuk kelompok 6 Siswa mendapat kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menggali informasi mengenai materi atau pun menjawab soal-soal  Tidak dibentuk kelompok 7 Siswa fokus pada pembelajaran yang dilaksanakan  Hanya beberapa siswa yang memperhatikan guru, siswa yang lain nampak kurang anatusias 8 Siswa fokus pada kerja kelompok yang dilakukan  Tidak dibentuk kelompok 9 Siswa membuat kegaduhan selama proses pembelajaran  Siswa yang membuat gaduh selalu diiingatkan oleh guru 10 Siswa berperan aktif dalam kerja kelompok yang dilakukan  Tidak dibentuk kelompok 11 Siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam kerja kelompok  Tidak dibentuk kelompok 12 Siswa diberi kesempatan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelas  Terjadi tanya jawab dengan guru namun hanya beberapa siswa yang berpartisipasi untuk berdiskusi 13 Siswa antusias untuk turut berpendapat dalam diskusi kelas  Beberapa siswa nampak antusias, namun siswa lain kurang antusias 14 Siswa memperhatikan dan menghargai teman lain yang sedang berpendapat  Siswa mendengarkan saat teman lain berpendapat 15 Siswa mencatat hal-hal penting  Sedikit siswa yang nampak mencatat hal- hal penting 16 Siswa merasa kebingungan atas apa yang harus dikerjakan selama proses pembelajaran  Dengan metode ceramah yang dilakukan, No Deskriptor Ya Tidak Catatan siswa tidak mengalami kebingungan 17 Siswa memperhatikan penjelasan guru  Namun beberapa siswa nampak kurang serius dalam mendengarkan penjelasan guru 18 Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami  Ada beberapa siswa yang bertanya, namun siswa yang lain tidak terlibat untuk bertanya atau pun mencoba menjawab pertanyaan teman nya 19 Siswa mengerjakan tugas dengan baik  Saat diberi tugas secara individu, siswa mencoba mengerjakan tugas dengan baik 20 Siswa diminta melakukan refleksi atas apa yang telah dipelajari  Siswa belum diminta melakukan refleksi atas pembelajaran Pada awal pembelajaran, beberapa siswa belum fokus pada pembelajaran. Beberapa siswa masih sibuk merapikan buku-buku di atas meja dan mengobrol dengan teman. Hai ini mungkin dikarenakan pembelajaran dilakukan setelah waktu istirahat. Setelah guru memberikan pertanyaan dan menunjuk siswa untuk menjawabnya, barulah siswa fokus memperhatikan penjelasan guru. Saat guru menampilkan materi melalui media power point , beberapa siswa tampak mencatat inti materi yang ditampilkan pada power point , namun beberapa siswa hanya terlihat diam. Bahkan beberapa siswa terlihat meletakan kepala di atas meja sambil bermalas-malasan. Saat tanya jawab juga terlihat beberapa siswa saja yang antusias menjawab sedangkan siswa lain pasif. Interaksi yang terjadi juga sebatas interaksi guru dengan siswa. Belum ada interaksi sesama siswa yang dapat membuat keterampilan sosial siswa terpupuk. c. Observasi kondisi fisik kelas Hasil observasi kondisi fisik kelas, dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut lampiran 43, halaman 235: Tabel 5.3 Hasil Observasi Kondisi Fisik Kelas No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Ruang kelas mampu menampung jumlah siswa  Luas kelas sesuai dengan jumlah siswa yang ada 2 Ruang kelas mendapat cukup cahaya  Ruang kelas tidak gelap dan tidak terlalu terang 3 Sirkulasi udara di ruang kelas baik  Ada ventilasi sehingga sirkulasi udara lancar 4 Meja dan kursi siswa mencukupi  Jumlah meja dan kursi cukup untuk seluruh siswa 5 Meja dan kursi guru dalam kondisi baik  Meja dan kursi guru dalam kondisi baik 6 Papan tulis dalam kondisi baik  Papan tulis bersih dan layak digunakan 7 Terdapat media pembelajaran ekonomi  Ada beberapa media berupa poster yang ada di dinding kelas berisi konsep- konsep ilmu ekonomi 8 Terdapat LCD  ada LCD di kelas Pembelajaran di sekolah menggunakan sistem moving class sehingga siswa akan menempati kelas yang sama pada jam pelajaran ekonomi. Dari hasil pengamatan kondisi fisik kelas, dapat disimpulkan bahwa kelas dalam kondisi baik dan layak. Kondisi kelas yang demikian dapat mendukung proses pembelajaran yang berlangsung sehingga lebih kondusif dan maksimal. d. Mengisi kuesioner keterampilan sosial Siswa juga diminta mengisi lembar kuesioner keterampilan sosial . Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT . Berikut ditampilkan skor kuesioner keterampilan sosial siswa lampiran 44, halaman 236: Tabel 5.4 Skor Kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Sebelum Penerapan NHT No Nama Siswa Sebelum NHT 1 Adeliani Eva Hapsari 130 2 Adlina Nur Zhafarina 118 3 Aldenisa Bayang Runggawi 126 4 Aldy Deliar Alif Syahputra 126 5 Anandio Muhammad Ardana 98 6 Annisa Rahmawati Trimanto 128 7 Ardi Yusri Hilmi 123 8 Burhan Al Bahij 109 9 Damayanti 145 10 Daud Muhajir 130 11 Devi Yonia Almahanir 125 12 Donny Aryanto Prabowo 133 13 Dwiana Rachamadewi Puspitaningrum 118 14 Elsa Septiana Harlie 145 No Nama Siswa Sebelum NHT 15 Farikha Setyaningtyas Al-Maksumi 121 16 Ginanjar Nata Laksana 126 17 Herbudhi Cahyo Nugroho 124 18 Indah Amalia Putri 116 19 Kemal Halifiah Mufti Ansor 143 20 Khaledazia Malik 114 21 Liesta Apricillya Putri Permatasari 135 22 Muhammad Rizki Firmansyah 117 23 Nada Widya Larasati 131 24 Nur Diana Anggar Kusuma 131 25 Olga Sisca Novaryan Scandisktia 125 26 Rahmat Mukhlisin 135 27 Regita Dwi Utami 149 28 Rizki Distianasari 130 29 Stugestus Kurniawan Jati 120 30 Winda Ayu Putri 146 31 Yolanda Fiegadini Pramesti 119 32 Zulfa Oktafiani 129 JUMLAH 4065 RATA-RATA 127 Dari tabel 5.4 diatas, akan diintepretasikan menggunakan pendekatan PAP tipe I sebagai berikut: Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP Tipe I Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 144 – 160 4 12,5 Sangat Baik 128 – 143 11 34,4 Baik 104 – 127 16 50 Cukup 88 – 103 1 3,1 Kurang Baik – 87 - - Sangat Kurang Baik Dari data tersebut, nampak bahwa sebagian besar siswa, masih termasuk dalam kategori cukup yaitu 16 siswa atau 50. Bahkan ada 1 siswa atau 3,1 yang keterampilan sosialnya termasuk kategori kurang baik. Hanya ada 4 siswa atau 12,5 yang termasuk kategori sangat baik, dan 11 siswa atau sebanyak 34,4 yang termasuk kategori baik. e. Wawancara pada guru Pada kegiatan wawancara, diketahui bahwa guru sangat sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Guru pernah menggunakan metode diskusi kelompok akan tetapi hal ini jarang dilakukan. Seringnya penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan penguasan dikarenakan kepraktisan dalam persiapan mengajar. Guru juga memberikan tugas untuk siswa yang dikerjakan secara berkelompok, namun kegiatan diskusi antar siswa selama proses pembelajaran jarang dilakukan oleh guru lampiran 45, halaman 240. f. Wawancara pada siswa Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa selama pembelajaran ekonomi siswa dikelas cenderung hanya duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru. Jarang diadakan diskusi kelompok di kelas. Siswa juga menyampaikan bahwa dengan metode guru tersebut, mereka mudah tertinggal pelajaran ketika tidak memperhatikan guru atau melamun. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi dengan penerapan metode ini juga bermacam-macam. Ada siswa yang merasa sudah cukup memahami atau kurang memahami lampiran 46, halaman 241. Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi serta alternatif solusi sebagai berikut: a. Identifikasi masalah pembelajaran 1 Siswa tidak aktif dan pembelajaran terpusat pada guru. 2 Tidak ada kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan temannya sebagai upaya memupuk keterampilan sosial siswa. 3 Pemahaman siswa terhadap materi tidak maksimal dikarenakan siswa tidak diberi kesempatan menggali materi secara mandiri. b. Alternatif solusi masalah pembelajaran 1 Penggunaan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. 2 Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan siswa lainnya sebagai upaya memupuk keterampilan sosial siswa. 3 Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menggali materi secara mandiri. Berdasarkan masalah dan alternatif solusi tersebut, peneliti dan guru mitra bermaksud menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT untuk memperbaiki serta memaksimalkan proses pembelajaran yang terjadi di kelas. 2. Siklus Pertama Berikut diuraikan implementasi model pembelajaran NHT pada siklus pertama: a. Perencanaan 1 Pembagian kelompok Model pembelajaran NHT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa akan belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Pendekatan pembelajaran ini berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar . Oleh karena itu, dibentuk kelompok siswa secara heterogen dengan memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan akademik, jenis kelamin, serta asal daerah. Untuk kemampuan akademik, siswa dikelompokkan dengan melihat hasil ulangan harian pada materi yang lalu. Berdasarkan hasil tersebut, dibuatlah kelompok siswa dengan prestasi akademik tinggi, sedang dan kurang. Selanjutnya dibentuk kelompok dengan memperhatikan jenis kelamin dan asal daerah siswa. Berikut hasil ulangan siswa pada indikator menghitung pendapatan nasional dan pendapatan perkapita yang selanjutnya menjadi dasar pembentukan kelompok: Tabel 5. 6 Nilai Ulangan pada Materi Pendapatan Nasional No Nama Siswa Nilai Ulangan Tingkat Prestasi 1 Adeliani Eva Hapsari 88 Tinggi 2 Adlina Nur Zhafarina 70 Sedang 3 Aldenisa Bayang Runggawi 82 Sedang 4 Aldy Deliar Alif Syahputra 83 Sedang No Nama Siswa Nilai Ulangan Tingkat Prestasi 5 Anandio Muhammad Ardana 76 Sedang 6 Annisa Rahmawati Trimanto 82 Sedang 7 Ardi Yusri Hilmi 90 Tinggi 8 Burhan Al Bahij 44 Kurang 9 Damayanti 68 Kurang 10 Daud Muhajir 90 Tinggi 11 Devi Yonia Almahanir 95 Tinggi 12 Donny Aryanto Prabowo 82 Sedang 13 Dwiana Rachamadewi Puspitaningrum 40 Kurang 14 Elsa Septiana Harlie 67 Kurang 15 Farikha Setyaningtyas Al- Maksumi 34 Kurang 16 Ginanjar Nata Laksana 88 Sedang 17 Herbudhi Cahyo Nugroho 72 Sedang 18 Indah Amalia Putri 75 Sedang 19 Kemal Halifiah Mufti Ansor 82 Sedang 20 Khaledazia Malik 67 Kurang 21 Liesta Apricillya Putri Permatasari 88 Sedang 22 Muhammad Rizki Firmansyah 76 Sedang 23 Nada Widya Larasati 70 Sedang 24 Nur Diana Anggar Kusuma 66 Kurang 25 Olga Sisca Novaryan Scandisktia 53 Kurang 26 Rahmat Mukhlisin 90 Tinggi 27 Regita Dwi Utami 72 Sedang 28 Rizki Distianasari 92 Tinggi 29 Stugestus Kurniawan Jati 84 Sedang 30 Winda Ayu Putri 69 Sedang 31 Yolanda Fiegadini Pramesti 96 Tinggi 32 Zulfa Oktafiani 92 Tinggi Dari pembagian kelompok tersebut, terbentuk delapan kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 1 siswa berprestasi tinggi, 2 siswa berprestasi sedang, dan 1 siswa berprestasi rendah. Selanjutnya ke delapan kelompok tersebut disebut kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4, kelompok 5, kelompok 6, kelompok 7, dan kelompok 8. Masing-masing siswa juga diberi nomor sebagai identitas lampiran 7, halaman 147. Skor ulangan tersebut juga digunakan sebagai skor awal yang menggambarkan tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran ekonomi sebelum penerapan model pembelajaran NHT . Pada ulangan tersebut, siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM berjumlah 19 siswa atau 59,38. Siswa yang belum mampu mencapai KKM berjumlah 13 siswa atau 40,62. 2 Menyusun perangkat pembelajaran a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti menyusun RPP yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator yang harus dicapai siswa pada pembelajaran kali ini. RPP juga memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, langkah- langkah pembelajaran, penilaian, serta alat dan sumber belajar. Langkah-langkah pembelajaran yang dibuat sesuai dengan langkah pembelajaran dengan model pembelajaran NHT. Langkah-langkah pembelajaran tersebut dibuat secara rinci agar membantu guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas lampiran 8, halaman 148. b Handout Materi Pembelajaran Handout disini adalah ringkasan materi pembelajaran yaitu indeks harga yang dibuat dengan tujuan membantu siswa dalam mengerjakan soal kerja kelompok. Dalam model pembelajaran NHT siswa menggali sendiri informasi mengenai materi pembelajaran dengan cara mengerjakan soal bersama-sama di dalam kelompok. Siswa boleh membuka buku pegangan, atau sumber belajar lain yang dimiliki. Untuk membantu siswa dalam memberikan sumber informasi mengenai materi, peneliti membuat handout yang berisi ringkasan mengenai materi pembelajaran. Handout ini diharapkan mampu membantu siswa menggali informasi lampiran 11, halaman 156. c Soal kerja kelompok Soal kerja kelompok di sini adalah soal-soal yang harus dikerjakan siswa di dalam kelompok. Dengan mengerjakan soal bersama-sama di dalam kelompok, siswa diharapkan dapat saling bekerja sama dan membantu satu sama lain dalam memahami materi pembelajaran yang sedang dipelajarai. Soal-soal tersebut dibuat berdasarkan kisi-kisi soal yang memuat indikator yang harus dikuasai siswa dalam materi indeks harga lampiran 12, halaman 162. d Lembar skor kelompok Lembar skor ini juga merupakan salah satu bagian dari penilaian proses yang digunakan untuk menilai penampilan siswa saat menyampaikan jawaban di depan kelas ataupun menanggapi jawaban teman. lampiran 13, halaman 167. 3 Menyusun instrumen pengumpulan data a Lembar observasi kegiatan guru Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data mengenai kegiatan guru di kelas pada saat pembelajaran lampiran 17, halaman 178. b Lembar observasi kegiatan siswa Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kegiatan siswa pada saat pembelajaran lampiran 18, halaman 180. c Lembar observasi keterampilan sosial Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui dan mencatat apa yang terjadi selama siswa bekerja sama di dalam kelompok. lampiran 19, halaman 182. d Kuesioner keterampilan sosial Kuesioner ini dipakai untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan model NHT dan setelah melaksanakan pembelajaran dengan model NHT lampiran 15, halaman 173. e Soal tes evaluasi Soal-soal ini dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat terlebih dahulu. Soal-soal tersebut telah mencakup indikator-indikator yang harus dikuasai siswa mengenai materi indeks harga. lampiran 14, halaman 168. f Panduan wawancara siswa Panduan ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada siswa setelah pelaksanaan tindakan lampiran 20, halaman 184. g Panduan wawancara guru Panduan ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada guru setelah pelaksanaan tindakan lampiran 21, halaman 185. h Refleksi siswa Refleksi siswa memuat pertanyaan yang terkait pelaksanaan tindakan lampiran 16, halaman 177. i Refleksi guru Refleksi guru memuat pertanyaan yang terkait pelaksanaan tindakan lampiran 22, halaman 186. b. Tindakan Penelitian dilakukan pada hari Selasa tanggal 9 April 2013 pada jam 10.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB yaitu jam kelima dan keenam pembelajaran. Standar kompetensi yang dipelajari masih mengenai memahami produk domestik bruto PDB, produk domestik regional bruto PDRB, pendapatan nasional bruto PNB, dan pendapatan nasional PN. Sedangkan kompetensi dasar yang dipelajari mengenai mendeskripsikan indeks harga. Jumlah siswa di kelas X5 adalah 32 siswa dan seluruh siswa hadir dalam pembelajaran tersebut. Saat memasuki kelas, siswa segera duduk di dalam kelompok masing-masing dengan acuan papan nama kelompok yang ada di atas meja. Berikut implementasi model NHT dalam tindakan: 1 Kegiatan pembuka a Salam dan presensi Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui siswa yang tidak hadir. Dalam pembelajaran ini, seluruh siswa hadir. b Apresepsi Guru menyampaikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa mengenai perubahan harga yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. c Penyampaian SK, KD, dan indikator Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus dikuasai siswa dalam materi indeks harga ini. 2 Kegiatan inti a Penjelasan mekanisme pembelajaran Guru menjelaskan langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT . b Kerja kelompok Saat kerja kelompok, siswa mendapatkan soal untuk dikerjakan bersama-sama di dalam kelompok. Saat ini dilakukan pula observasi terhadap kegiatan siswa di dalam kelompok oleh fasilitator dengan acuan lembar observasi keterampilan sosial yang telah disiapkan. Dalam diskusi ini, masing-masing kelompok juga harus memastikan setiap anggota kelompok menguasai jawaban soal. Hal ini dikarenakan setelah waktu mengerjakan soal habis, guru akan memanggil nomor siswa secara acak. Nomor yang dipanggil harus menyampaikan hasil diskusi di depan kelas lampiran 47, halaman 242. c Penyampaian hasil kerja kelompok Guru memanggil nomor siswa untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pada pembelajaran ini, guru memanggil 6 nomor siswa untuk menjawab 6 nomor soal. Siswa lain diminta memberikan tanggapan, pertanyaan, atau kritik terhadap perwakilan kelompok yang ada di depan kelas. Siswa antusias dalam memberikan tanggapan serta pertanyaan sehingga tercipta diskusi kelas yang hidup dengan bimbingan guru. Tercatat ada 9 siswa yang menanggapi dengan memberikan pertanyaan dan kritik terhadap jawaban soal yang dirasa kurang tepat. Saat siswa saling memberi kritik dan tanggapan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menemukan kesepakatan. Setelah itu, guru mencoba menengahi dan menyampaikan jawaban yang tepat. Di sini, nampak bahwa pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru dan didominasi oleh guru. Siswa dapat saling berdiskusi satu dengan yang lain dalam mempelajari materi. Hal ini membuat keterampilan sosial siswa dapat terpupuk. Siswa dapat belajar menyampaikan pendapat, memberi kritik dengan sopan, serta memberi kesempatan orang lain untuk berbicara. Lewat cara-cara seperti ini, diharapkan siswa dapat membawa diri dengan baik ketika ada di dalam masyarakat. Dalam pembelajaran model NHT yang dilakukan, terdapat modifikasi dalam tahap penyampaian hasil kerja kelompok. Siswa yang menyampaikan hasil kerja kelompok dan memberi tanggapan atau pertanyaan, diberi nilai. Nilai-nilai dalam diskusi ini direkap dalam lembar skor kelompok. lampiran 48, halaman 246. 3 Kegiatan penutup a Tes Evaluasi Tes evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah dilakukannya pembelajaran. Tes Evaluasi dilakukan secara tertutup. Siswa tidak diperkenankan membuka buku atau catatan dan tidak boleh bekerja sama. Berikut skor tes evaluasi siswa lampiran 49, halaman 247: Tabel 5.7 Skor Hasil Belajar Siswa siklus I No Nama Siswa Skor Siklus I Keterangan 1 Adelina Eva Hapsari 87 Tuntas 2 Adlina Nur Zhafarina 87 Tuntas 3 Aldenisa Bayang 87 Tuntas 4 Aldy Deliar Alif 80 Tuntas 5 Anandio Muhammad 100 Tuntas 6 Annisa Rahmawati 87 Tuntas 7 Ardi Yusri Hilmi 93 Tuntas 8 Burhan Al Bahij 87 Tuntas 9 Damayanti 100 Tuntas 10 Daud Muhajir 73 Tidak Tuntas 11 Devi Yonia Almahanir 93 Tuntas 12 Donny Aryanto 80 Tuntas 13 Dwiana Rachamadewi 87 Tuntas 14 Elsa Septiana Harlie 87 Tuntas 15 Farikha Setyaningtyas 93 Tuntas 16 Ginanjar Nata Laksana 93 Tuntas 17 Herbudhi Cahyo 87 Tuntas 18 Indah Amalia Putri 87 Tuntas 19 Kemal Halifiah Mufti 87 Tuntas 20 Khaledazia Malik 87 Tuntas 21 Liesta Apricillya Putri 100 Tuntas 22 Muhammad Rizki 60 Tidak Tuntas 23 Nada Widya Larasati 47 Tidak Tuntas 24 Nur Diana Anggar 60 Tidak Tuntas 25 Olga Sisca Novaryan 87 Tuntas No Nama Siswa Skor Siklus I Keterangan 26 Rahmat Mukhlisin 87 Tuntas 27 Regita Dwi Utami 93 Tuntas 28 Rizki Distianasari 100 Tuntas 29 Stugestus Kurniawan 87 Tuntas 30 Winda Ayu Putri 80 Tuntas 31 Yolanda Fiegadini 80 Tuntas 32 Zulfa Oktafiani 93 Tuntas JUMLAH 2736 RATA-RATA 85 Dari hasil post test tersebut, terdapat 4 siswa atau 12,5 yang belum tuntas. Namun 28 siswa atau 87,5 telah dapat mencapai KKM yaitu 75. b Mengisi kuesioner keterampilan sosial Setelah waktu pengerjaan post test habis, siswa diminta mengisi kuesioner keterampilan sosial. Skor dari kuesioner ini akan dibandingkan dengan skor kuesioner pra penelitian untuk melihat peningkatan keterampilan sosial siswa. Berikut skor keterampilan sosial pada siklus pertama lampiran 50, halaman 250: Tabel 5.8 Skor Kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Sesudah Penerapan NHT Siklus I No Nama Siswa Siklus I 1 Adelina Eva Hapsari 132 2 Adlina Nur Zhafarina 123 3 Aldenisa Bayang Runggawi 130 4 Aldy Deliar Alif Syahputra 128 5 Anandio Muhammad Ardana 105 6 Annisa Rahmawati Trimanto 128 7 Ardi Yusri Hilmi 129 8 Burhan Al Bahij 128 No Nama Siswa Siklus I 9 Damayanti 146 10 Daud Muhajir 135 11 Devi Yonia Almahanir 129 12 Donny Aryanto Prabowo 130 13 Dwiana Rachamadewi Puspitaningrum 119 14 Elsa Septiana Harlie 146 15 Farikha Setyaningtyas Al-Maksumi 122 16 Ginanjar Nata Laksana 128 17 Herbudhi Cahyo Nugroho 132 18 Indah Amalia Putri 128 19 Kemal Halifiah Mufti Ansor 144 20 Khaledazia Malik 116 21 Liesta Apricillya Putri Permatasari 145 22 Muhammad Rizki Firmansyah 111 23 Nada Widya Larasati 148 24 Nur Diana Anggar Kusuma 132 25 Olga Sisca Novaryan Scandisktia 126 26 Rahmat Mukhlisin 132 27 Regita Dwi Utami 150 28 Rizki Distianasari 156 29 Stugestus Kurniawan Jati 118 30 Winda Ayu Putri 147 31 Yolanda Fiegadini Pramesti 128 32 Zulfa Oktafiani 129 JUMLAH 4200 RATA-RATA 131 Dari skor kuesioner keterampilan sosial tersebut, dapat diintepretasikan ke dalam PAP tipe I sebagai berikut: Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP Tipe I Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 144 – 160 8 25 Sangat Baik 128 – 143 16 50 Baik 104 – 127 8 25 Cukup 88 – 103 - - Kurang Baik – 87 - - Sangat Kurang Baik Berdasarkan pada tabel di atas, setelah penerapan NHT , ada 8 siswa atau 25 termasuk kategori sangat baik, 16 siswa atau 50 termasuk kategori baik, dan 8 siswa atau 25 termasuk kategori cukup. Tidak ada siswa yang termasuk kategori kurang baik dan sangat kurang baik. c Mengisi lembar refleksi Setelah siswa diminta mengisi lembar kuesioner, fasilitator membagikan lembar refleksi untuk diisi oleh siswa. Berikut rangkuman hasil refleksi siswa lampiran 51, halaman 254: Tabel 5.10 Refleksi Siswa Terhadap Komponen dan Model NHT Siklus I No Uraian Komentar 1 Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, kerja di dalam kelompok,dll? Model pembelajaran yang baik. Asyik dan menyenangkan Dari 32 siswa ada 31 siswa atau 96,87 menjawab metode ini baik. 1 siswa atau 3,13 menjawab cukup menyenangkan 2 Apakah anda lebih paham tentang materi indeks harga pada pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together? Ya. Menjadi lebih paham 32 siswa atau 100 menjawab lebih paham mengenai materi pembelajaran 3 Apakah handout, soal kerja kelompok, pre-test dan post-test membantu anda dalam memahami materi? Mengapa? Ya. Membantu karena lebih ringkas. 31 siswa atau 96,87 menjawab handout dan soal-soal membantu dalam memahmi materi 1 siswa atau 3,13 menjawab sedikit membantu 4 Apakah anda senang dengan kerja kelompok yang anda lakukan? Ya. Senang Sebanyak 31 siswa atau 96,87 menjawab senang 1 siswa atatu 3.13 menjawab lumayan senang. No Uraian Komentar 5 Apa saja yang anda lakukan di dalam kelompok? Berdiskusi dan bertukar pendapat untuk menjawab soal-soal 6 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together? Waktu yang tersedia kurang, adanya perbedaan pendapat. 7 Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together ? Dapat memahami materi dan bekerja sama dengan teman 8 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together ? Ya. Berminat. 31 siswa dari 32 siswa atau 96,87 menjawab berminat. 1 siswa menjawab cukup Tabel 5.10 menunjukan respon siswa terhadap model pembelajaran NHT. Dari hasil refleksi, nampak bahwa siswa menikmati pembelajaran. Siswa merasa model ini berbeda dengan model yang biasanya diterapkan sehingga pembelajaran menjadi tidak monoton. Siswa juga menjadi lebih paham dengan model ini karena siswa dituntut tanggung jawab jika harus menyampaikan jawaban soal di depan kelas. Siswa juga dapat bekerja sama dengan teman. Hal ini yang jarang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang masih perlu diperbaiki adalah prencanaan dan pengelolaan waktu. Hal ini dilakukan agar pembelajaran dapat berjalan lancar serta tidak terburu-buru. Secara umum, siklus pertama ini dapat berjalan dengan lancar. Siswa menikmati proses pembelajaran yang dilakukan. Namun, dalam siklus pertama ini masih ada 4 orang siswa yang belum mampu mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu 75. Keterampilan sosial siswa juga dirasa belum maksimal karena masih ada beberapa siswa yang termasuk dalam kategori dibawah baik, yaitu kategori cukup. c. Observasi Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1 Observasi kegiatan guru Observasi kegiatan guru di kelas, dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus pertama. Hasil observasi disajikan sebagai berikut lampiran 52, halaman 257: Tabel 5.11 Hasil Observasi Kegiatan Guru Saat Penerapan NHT Siklus I No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru menyampaikan apersepsi untuk membangkitkan minat belajar siswa  Guru menyampaikan apersepsi dengan menanyakan pengetahuan siswa tentang perubahan harga yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran SKKDindikator pembelajaran  Guru menyampaikan SKKD dan indikator sehingga siswa mengetahui tujuan pembelajaran 3 Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan metode atau model yang akan digunakan  Guru menjelaskan tahap-tahap kegiatan pembelajaran yang akan No Deskriptor Ya Tidak Catatan dilakukan dengan model NHT 4 Guru memberikan materi pembelajaran melalui presentasi kelas  Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menggali informasi secara mandiri 5 Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif  Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT 6 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menggali materi secara mandiri  Guru memberi kesempatan siswa untuk menggali materi bersama-sama dalam kelompok 7 Guru membagi siswa di kelas ke dalam beberapa kelompok  Guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok Kecil 8 Guru memberikan arahan secara jelas mengenai tugas siswa di dalam kelompok  Guru menjelaskan tahap kerja kelompok dengan jelas 9 Guru turut berperan dalam pembentukan kelompok  Guru turut memastikan pembentukan kelompok 10 Guru membimbing siswa dalam diksusi kelompok  Guru berkeliling ke kelompok- kelompok untuk memberikan bimbingan dan arahan pada siswa 11 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan teman dalam kelompok untuk menggali materi atau pun menjawab soal-soal  Banyak kesempatan untuk siswa bekerja sama 12 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami pada guru  Beberapa siswa menanyakan materi yang belum dipahami pada guru No Deskriptor Ya Tidak Catatan 13 Guru membantu siswa yang kesulitan dalam mengerjakan tugas kelompok  Guru membantu siswa yang kesulitan 14 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok tertentu  Guru berinteraksi dengan seluruh kelompok 15 Guru memberikan dorongan agar seluruh siswa aktif dalam kegiatan kelompok  Guru memberikan motivasi secara verbal agar seluruh siswa aktif dan bersungguh- sungguh dalam kerja kelompok 16 Guru memberikan arahan agar siswa bekerja sama dengan baik di dalam kelompok  Guru memberikan motivasi secara verbal agar kelompok bekerjasama dengan baik, bukan mengerjakan tugas sendiri- sendiri 17 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menyampikan pendapat dalam diskusi kelas  Guru memanggil siswa untuk menyampaikan jawaban di depan kelas, siswa lain menanggapi 18 Guru menengahi saat ada perbedaan pendapat antar siswa  Guru menengahi dan menyampaikan jawaban yang benar 19 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di kelas  Guru senantiasa mengingatkan siswa yang gaduh 20 Guru sibuk dengan kegiatan tertentu sehingga tidak mengatur dan mengelola kegiatan di kelas  Perhatian guru terfokus pada pembelajaran 21 Guru menyampaikan kesimpulan materi pembelajaran  Guru memberi kesimpulan dan penguatan diakhir pembelajaran No Deskriptor Ya Tidak Catatan 22 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran  Diadakan tes sebagai evaluasi pembelajaran 23 Guru melakukan tes awal dan tes akhir pembelajaran  Telah dilakukan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa Hasil observasi pada tabel 5.11 tersebut menujukan bahwa secara umum guru mampu melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan baik. Pembelajaran yang biasanya terfokus pada guru, kali ini lebih memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami materi secara bersama-sama di dalam kelompok. Hal ini membuat siswa berinteraksi dengan temannya sehingga memupuk keterampilan sosial siswa. Guru juga menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT secara jelas. Hal ini membuat siswa tidak kebingungan dan tahu apa yang akan mereka kerjakan selama proses pembelajaran berlangsung. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru juga memantau kerja kelompok dengan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain. Jika ada siswa yang merasa kesulitan dan kebingungan, guru membantu siswa tersebut. Saat memimpin diskusi kelas, jika terjadi perbedaan pendapat terkait jawaban soal, guru berusaha menengahi dan menyampaikan jawaban yang tepat. 2 Observasi kegiatan siswa Observasi terhadap siswa dilakukan selama proses pembelajaan berlangsung. Berikut tabel hasil observasi siswa saat pembelajaran siklus pertama lampiran 53, halaman 259: Tabel 5.12 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Saat Penerapan NHT Siklus I No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan  Saat masuk ke dalam kelas, siswa segera masuk ke dalam kelompok dan menyiapkan diri untuk proses pembelajaran 2 Siswa memahami tujuan pembelajaran SKKDIndikator  Penyampaian SKKD dan indikator membuat siswa paham tujuan pembelajaran 3 Siswa di kelas memiliki tingkat prestasi akademik yang berbeda-beda  Siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi, mau membantu teman dalam memahami 4 Siswa mendapat kesempatan untuk menggali informasi mengenai materi secara mandiri  Lewat kerja kelompok, siswa diberi kesempatan mengggali materi secara mandiri 5 Selama pembelajaran, siswa belajar dalam kelompok- kelompok yang terdiri dari beberapa siswa  Digunakan model pembelajaran kooperatif dengan kelompok- kelompok kecil 6 Siswa mendapat kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menggali informasi mengenai materi atau pun menjawab soal-soal  Siswa diberi kesempatan mengggali materi secara mandiri No Deskriptor Ya Tidak Catatan 7 Siswa fokus pada pembelajaran yang dilaksanakan  Sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan sungguh- sungguh 8 Siswa fokus pada kerja kelompok yang dilakukan  Siswa mampu bertanggung jawab dan fokus pada kerja kelompok 9 Siswa membuat kegaduhan selama proses pembelajaran  Siswa yang membuat gaduh selalu diiingatkan oleh guru 10 Siswa berperan aktif dalam kerja kelompok yang dilakukan  Siswa mampu bertanggung jawab dan fokus pada kerja kelompok 11 Siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam kerja kelompok  Siswa mampu bertanggung jawab dan fokus pada kerja kelompok 12 Siswa diberi kesempatan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelas  Guru memanggil beberapa nomor siswa untuk menyampaikan jawaban di depan kelas. siswa lain boleh memberi pendapat 13 Siswa antusias untuk turut berpendapat dalam diskusi kelas  Terjadi diskusi kelas yang hidup 14 Siswa memperhatikan dan menghargai teman lain yang sedang berpendapat  Siswa mendengarkan saat teman lain berpendapat 15 Siswa mencatat hal-hal penting  Namun belum seluruh siswa melakukan hal ini 16 Siswa merasa kebingungan atas apa yang harus dikerjakan selama proses pembelajaran  Guru memberikan arahan secara jelas 17 Siswa memperhatikan penjelasan guru  Guru tidak terlalu banyak menjelaskan. Namun siswa memperhatikan saat guru menjelaskan No Deskriptor Ya Tidak Catatan 18 Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami  Ada beberapa siswa yang bertanya, baik pada guru atau pada teman sekelompok 19 Siswa mengerjakan tugas dengan baik  Saat diberi tugas secara individu, siswa mencoba mengerjakan tugas dengan baik 20 Siswa diminta melakukan refleksi atas apa yang telah dipelajari  Siswa melakukan refleksi secara tertulis. Beberapa siswa diminta menyampaikan refleksi secara lisan. Hasil observasi pada tabel 5.12 di atas menunjukan bahwa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dapat menjalankan dengan baik. Pembelajaran yang sebelumnya terfokus pada guru, kini tidak demikian. Siswa diberi kesempatan untuk menggali informasi secara mandiri dan diberikan tanggung jawab untuk memahami materi. Siswa juga diberi kesempatan untuk bekerja di dalam kelompok yang membuat keterampilan sosial siswa terpupuk. 3 Observasi keterampilan sosial siswa Observasi keterampilan sosial siswa dilakukan oleh fasilitator sebanyak satu orang untuk setiap kelompok. Dengan demikian, satu fasilitator akan melakukan observasi terhadap satu kelompok atau empat orang siswa. Berikut hasil observasi keterampilan sosial siswa di dalam kelompok maupun saat diskusi kelas pada siklus pertama lampiran 54, halaman 261: Tabel 5.13 Skor Observasi Keterampilan Sosial Siswa Saat Penerapan NHT Siklus I No Nama Siswa Hasil Oservasi 1 Adelina Eva Hapsari 128 2 Adlina Nur Zhafarina 88 3 Aldenisa Bayang Runggawi 104 4 Aldy Deliar Alif Syahputra 91 5 Anandio Muhammad Ardana 89 6 Annisa Rahmawati Trimanto 105 7 Ardi Yusri Hilmi 128 8 Burhan Al Bahij 91 9 Damayanti 89 10 Daud Muhajir 132 11 Devi Yonia Almahanir 121 12 Donny Aryanto Prabowo 130 13 Dwiana Rachamadewi P 89 14 Elsa Septiana Harlie 125 15 Farikha Setyaningtyas Al-Maksumi 104 16 Ginanjar Nata Laksana 90 17 Herbudhi Cahyo Nugroho 129 18 Indah Amalia Putri 128 19 Kemal Halifiah Mufti Ansor 129 20 Khaledazia Malik 89 21 Liesta Apricillya Putri Permatasari 105 22 Muhammad Rizki Firmansyah 88 23 Nada Widya Larasati 128 24 Nur Diana Anggar Kusuma 130 25 Olga Sisca Novaryan Scandisktia 89 26 Rahmat Mukhlisin 88 27 Regita Dwi Utami 133 28 Rizki Distianasari 90 29 Stugestus Kurniawan Jati 127 30 Winda Ayu Putri 130 31 Yolanda Fiegadini Pramesti 88 32 Zulfa Oktafiani 131 JUMLAH 3506 RATA-RATA 110 Hasil di atas dapat diintepretasikan sebagai berikut: Tabel 5.14 Hasil Perhitungan Observasi Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP Tipe I Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 144 – 160 - - Sangat Baik 128 – 143 12 37,5 Baik 104 – 127 7 21,9 Cukup 88 – 103 13 40,6 Kurang Baik – 87 - - Sangat Kurang Baik Berdasarkan observasi keterampilan sosial, nampak bahwa keterampilan sosial siswa masih rendah. Ada 12 siswa dari 32 siswa atau 37,5 siswa yang masuk kategori sangat kurang baik. Sebagian besar siswa yaitu 40,6 atau 13 siswa termasuk dalam kategori kurang baik. Dan sebanyak 7 siswa atau sebanyak 21,9 yang masuk ke kategori cukup. Menurut hasil observasi ini, penting dilakukan siklus kedua. d. Evaluasi dan refleksi Pada tahap ini, guru dan peneliti melakukan evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi pembelajaran dengan model NHT . 1 Evaluasi b Wawancara pada siswa Dari wawancara siswa, diketahui bahwa siswa merasa model pembelajaran yang diterapkan berbeda dari model yang biasa diterapkan guru. Hal ini membuat mereka tidak jenuh dengan model pembelajaran yang monoton. Selain itu, siswa juga dapat berdiskusi dengan teman dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini yang jarang dilakukan siswa. Siswa juga lebih mudah memahami materi karena langsung berlatih menjawab soal-soal dan dapat berdiskusi dengan teman dalam kelompok. Kendala yang dirasakan siswa dalam pembelajaran adalah waktu kerja kelompok yang dirasa kurang. Siswa juga kadang mengalami perbedaan pendapat dengan teman di dalam kelompok. Selain itu, beberapa siswa merasa kesulitan jika diminta menggali materi di dalam kelompok karena lebih senang jika guru menerangkan materi pelajaran terlebih dahulu lampiran 55, halaman 265. b Wawancara pada guru Dalam wawancara ini, guru mengungkapkan bahwa model pembelajaran yang digunakan berbeda dari metode yang sering digunakan guru. Dengan model ini, siswa lebih bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Namun, guru merasa cukup kerepotan jika menyiapkan pembelajaran dengan model ini seorang diri. Secara keseluruhan, pembelajaran berlancar lancar. Hal masih perlu diperbaiki adalah pengelolaan waktu. Pengelolaan dan perencanaan waktu harus benar-benar diperhatikan agar sesuai dan tidak terjadi kekurangan waktu lampiran 56, halaman 266. c Refleksi Berikut hasil refleksi guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT siklus I lampiran 57, halaman 267: Tabel 5.15 Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen dan Model NHT Siklus I No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan Sudah baik. Persiapan lebih matang lagi 2 Penilaian guru terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran menggunakan model NHT dalam upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman siswa Sudah baik. Siswa antusias dan berani mengutarakan pendapat 3 Hambatan yang ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT Persiapan dan perencanaan waktu 4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT Siswa lebih berani dalam mengutarakan pendapat 5 Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe NHT tersebut Siswa dapat bekerja sama di dalam Kelompok 6 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT Memperhatikan waktu pembelajaran 7 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe NHT selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas? Ya. Siswa sangat berminat Dari hasil refleksi guru, dapat dilihat bahwa guru menilai komponen pembelajaran yang disiapkan sudah baik namun masih perlu persiapan secara matang. Guru juga melihat siswa antusias mengikuti pembelajaran dan lebih berani mengutarakan pendapat. Hanya saja, hambatan yang dirasakan guru adalah persiapan yang harus lebih matang dan perencanaan waktu yang harus lebih diperhatikan. Manfaat yang dirasakan guru dengan model pembelajaran ini adalah siswa berani mengutarakan pendapat. Siswa juga mendapat kesempatan untuk bekerja sama di dalam kelompok. Menurut guru, siswa berminat dengan penerapan model pembelajaran ini di kelas. Namun, yang harus diperhatikan untuk perbaikan dalam siklus kedua adalah perencanaan waktu. Pada tahap evaluasi dan refleksi ini, diketahui beberapa hal yang masih menjadi kekurangan pada siklus pertama adalah sebagai berikut: a Perencanaan waktu yang kurang baik, sehingga waktu kerja kelompok dirasa kurang. Soal yang ada dirasa terlalu banyak. b Beberapa siswa merasa kesulitan jika langsung dihadapkan pada soal tanpa mendapat penjelasan materi terlebih dahulu dari guru. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut, di buat perbaikan pada siklus kedua sebagai berikut: a Perencanaan waktu yang lebih matang, dengan memperhatikan waktu kerja kelompok disesuaikan dengan jumlah soal. Akan tetapi, soal-soal tetap dirancang agar mencakup seluruh indikator materi. b Karakteristik dari pembelajaran model koopertif tipe NHT adalah adanya kerja sama siswa dalam menggali materi. Untuk itu, dalam memperbaiki masalah kedua, peneliti dan guru mitra mencari alternatif solusi dengan meminta siswa membuat rangkuman mengenai materi yang akan dipelajari sehingga siswa memiliki bekal sebelum mengikuti pembelajaran. Setelah peneliti dan guru mitra bersama-sama melakukan evaluasi dan refleksi, maka dilaksanakan penelitian siklus kedua. 3. Siklus Kedua Berikut diuraikan implementasi model pembelajaran Numbered Head Together NHT pada siklus kedua: a. Perencanaan 1 Pembagian kelompok Pembagian kelompok pada siklus kedua ini, sama dengan kelompok pada siklus pertama. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan, siswa-siswa sudah pernah bekerja sama sebelumnya. Harapannya pada siklus kedua ini siswa menjadi tidak canggung dan dapat bekerja sama dengan lebih baik. 2 Menyusun perangkat pembelajaran a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP pada siklus kedua ini, dibuat sama seperti siklus pertama dengan materi ajar fungsi konsumsi lampiran 23, halaman 187. b Handout materi pembelajaran Handout dibuat sesuai materi ajar yaitu fungsi konsumsi lampiran 26, halaman 195. c Soal kerja kelompok Soal pada siklus kedua ini dibuat lebih sedikit dengan tetap mencakup indikator-indikator yang harus dikuasai siswa lampiran 27, halaman 199. d Lembar skor kelompok Lembar skor kelompok yang digunakan sama seperti lembar skor kelompok pada siklus pertama lampiran 28, halaman 203. 3 Menyusun instrumen pengumpulan data a Lembar observasi kegiatan guru lamp 33, halaman 219. b Lembar observasi kegiatan siswa lamp 34, halaman 221. c Lembar observasi keterampilan sosial lampiran 35, halaman 223. d Kuesioner keterampilan sosial lampiran 31, halaman 214. e Soal pre test lampiran 29, halaman 204. f Soal post test lampiran 30, halaman 209. g Panduan wawancara siswa lampiran 36, halaman 225. h Panduan wawancara guru lampiran 37, halaman 226. i Refleksi siswa lampiran 32, halaman 218. j Refleksi guru lampiran 38, halaman 227. b. Tindakan Penelitian siklus kedua dilakukan pada hari Selasa tanggal 23 April 2013 pada jam 10.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB yaitu jam kelima dan keenam pembelajaran. Standar kompetensi adalah memahami konsumsi dan investasi. Sedangkan kompetensi dasar yang dipelajari mengenai mendeskripsikan fungsi konsumsi dan tabungan. Jumlah siswa di kelas X5 adalah 32 siswa. Ada 4 siswa yang tidak hadir dalam pembelajaran. Sehingga hanya sebanyak 28 siswa yang hadir. Dengan adanya siswa yang tidak hadir, ada 4 kelompok yang beranggotakan 3 siswa. Berikut tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua: 1 Pre Test Pre test dilakukan karena sebelumnya siswa telah diminta meringkas mengenai materi fungsi konsumsi. Pre test dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi ini. Berikut skor pre test siswa lampiran 58, halaman 268: Tabel 5.16 Skor Pre Test Siswa siklus II No Nama Siswa Pre Test Siklus II Keterangan 1 Adelina Eva Hapsari 33 Tidak Tuntas 2 Adlina Nur Zhafarina 60 Tidak Tuntas No Nama Siswa Pre Test Siklus II Keterangan 3 Aldenisa Bayang Runggawi 67 Tidak Tuntas 4 Aldy Deliar Alif Syahputra 40 Tidak Tuntas 5 Anandio Muhammad 53 Tidak Tuntas 6 Annisa Rahmawati - 7 Ardi Yusri Hilmi 53 Tidak Tuntas 8 Burhan Al Bahij 33 Tidak Tuntas 9 Damayanti 47 Tidak Tuntas 10 Daud Muhajir 40 Tidak Tuntas 11 Devi Yonia Almahanir 60 Tidak Tuntas 12 Donny Aryanto Prabowo - 13 Dwiana Rachamadewi 13 Tidak Tuntas 14 Elsa Septiana Harlie 40 Tidak Tuntas 15 Farikha Setyaningtyas 20 Tidak Tuntas 16 Ginanjar Nata Laksana 40 Tidak Tuntas 17 Herbudhi Cahyo Nugroho - 18 Indah Amalia Putri 60 Tidak Tuntas 19 Kemal Halifiah Mufti Ansor 40 Tidak Tuntas 20 Khaledazia Malik 33 Tidak Tuntas 21 Liesta Apricillya Putri 40 Tidak Tuntas 22 Muhammad Rizki 33 Tidak Tuntas 23 Nada Widya Larasati 33 Tidak Tuntas 24 Nur Diana Anggar Kusuma 27 Tidak Tuntas 25 Olga Sisca Novaryan 33 Tidak Tuntas 26 Rahmat Mukhlisin 47 Tidak Tuntas 27 Regita Dwi Utami 33 Tidak Tuntas 28 Rizki Distianasari 47 Tidak Tuntas 29 Stugestus Kurniawan Jati 53 Tidak Tuntas 30 Winda Ayu Putri - 31 Yolanda Fiegadini Pramesti 60 Tidak Tuntas 32 Zulfa Oktafiani 73 Tidak Tuntas JUMLAH 1211 RATA-RATA 43 Seluruh siswa atau 100 siswa belum mampu mencapai KKM pada pre test di siklus kedua ini. Hal ini menunjukan siswa belum memahami materi pembelajaran pada siklus kedua. 2 Kegiatan pembuka a Salam dan presensi Guru mengucapkan salam dan melakukan presensi. Saat presensi, diketahui 4 siswa tidak hadir dalam pembelajaran. 3 orang siswa tidak hadir karena sakit dan satu siswa tidak hadir karena ikut serta dalam tim basket sekolah mengikuti perlombaan basket antar SMA. b Apersesi Guru menyampaikan apersepsi dengan menanyakan pengetahuan siswa mengenai konsumsi sehari-hari. c Penyampaian SK, KD, dan indikator Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus dikuasai siswa dalam materi fungsi konsumsi ini. 3 Kegiatan inti a Penjelasan mekanisme pembelajaran Guru menjelaskan langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT . b Kerja kelompok Pada siklus kedua ini siswa lebih santai dalam melakukan kerja kelompok. Tidak terlalu terburu-buru seperti saat siklus pertama. Hal ini dikarenakan soal pada lembar kerja siklus kedua tidak terlalu banyak. Siswa menjadi lebih nyaman saat berdiskusi dan saling membantu memahami materi. Dengan demikian, perbaikan pada siklus kedua ini berhasil dilakukan lampiran 59, halaman 271. c Penyampaian Hasil Diskusi Kelompok Setelah waktu pengerjaan habis, guru memanggil 9 nomor siswa untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok. Nilai dari 9 siswa yang maju tersebut akan mewakili nilai kelompok masing-masing. Siswa yang memberikan tanggapan dan bertanya ada 3 orang. Kelas juga nampak antusias mendengarkan saat siswa yang sedang menyampaikan jawaban soal. Ketika guru memberikan penguatan, siswa juga memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh lampiran 60, halaman 275. 4 Kegiatan Penutup a Mengisi kuesioner keterampilan sosial Berikut skor keterampilan sosial siswa pada siklus kedua lampiran 61, halaman 276 : Tabel 5.17 Skor Kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Sesudah Penerapan NHT Siklus II No Nama Siswa Siklus II 1 Adelina Eva Hapsari 132 2 Adlina Nur Zhafarina 128 3 Aldenisa Bayang Runggawi 130 4 Aldy Deliar Alif Syahputra 130 5 Anandio Muhammad Ardana 105 6 Annisa Rahmawati Trimanto - 7 Ardi Yusri Hilmi 130 8 Burhan Al Bahij 128 9 Damayanti 144 10 Daud Muhajir 144 No Nama Siswa Siklus II 11 Devi Yonia Almahanir 131 12 Donny Aryanto Prabowo - 13 Dwiana Rachamadewi 130 14 Elsa Septiana Harlie 146 15 Farikha Setyaningtyas Al-Maksumi 129 16 Ginanjar Nata Laksana 133 17 Herbudhi Cahyo Nugroho - 18 Indah Amalia Putri 130 19 Kemal Halifiah Mufti Ansor 144 20 Khaledazia Malik 128 21 Liesta Apricillya Putri Permatasari 145 22 Muhammad Rizki Firmansyah 128 23 Nada Widya Larasati 147 24 Nur Diana Anggar Kusuma 129 25 Olga Sisca Novaryan Scandisktia 129 26 Rahmat Mukhlisin 138 27 Regita Dwi Utami 146 28 Rizki Distianasari 144 29 Stugestus Kurniawan Jati 131 30 Winda Ayu Putri - 31 Yolanda Fiegadini Pramesti 128 32 Zulfa Oktafiani 130 JUMLAH 3737 RATA-RATA 133 Skor kuesioner tersebut, diintepretasikan ke dalam PAP tipe I sebagai berikut: Tabel 5.18 Hasil Perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP Tipe I Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 144 – 160 8 28,6 Sangat baik 128 - 143 19 67,8 Baik 104 – 127 1 3,6 Cukup 88 – 103 - - Kurang baik 0 - 87 - - Sangat kurang baik Dari hasil kuesioner keterampilan sosial siswa tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan sosial siswa di kelas tersebut meningkat. Pada siklus kedua ini, 19 siswa atau 67,8 berhasil masuk kategori baik dan 8 siswa atau 28,6 termasuk kategori sangat baik. Hanya satu siswa atau 3,6 yang tetap pada kategori cukup. b Mengisi lembar refleksi Setelah mengisi kuesioner keterampilan sosial, siswa mengisi lembar refleksi. Berikut rekap hasil refleksi siswalampiran 62, halaman 280: Tabel 5.19 Refleksi Siswa Terhadap Komponen dan Model NHT Siklus II No Uraian Komentar 1 Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, kerja di dalam kelompok,dll? Model pembelajaran yang baik. Asyik dan menyenangkan Dari 28 siswa ada 28 siswa atau 100 menjawab metode ini baik. 2 Apakah anda lebih paham tentang materi fungsi konsumsi pada pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together? Ya. Menjadi lebih paham 28 siswa atau 100 menjawab lebih paham mengenai materi pembelajaran 3 Apakah handout, soal kerja kelompok, pre-test dan post-test membantu anda dalam memahami materi? Mengapa? Ya. Membantu 28 siswa atau 100 menjawab handout dan soal-soal membantu dalam memahmi materi 4 Apakah anda senang dengan kerja kelompok yang anda lakukan? Ya. Senang Sebanyak 28 siswa atau 100 menjawab senang 5 Apa saja yang anda lakukan di dalam kelompok? Berdiskusi dan bertukar pendapat untuk menjawab soal-soal No Uraian Komentar 6 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together? Saat ada anggota yang pasif, kelas sedikit ramai, dan perbedaan pendapat. 7 Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together ? Dapat memahami materi dan bekerja sama dengan teman 8 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together ? Ya. Berminat. 28 siswa dari 28 siswa atau 100 menjawab berminat. Refleksi di atas menunjukan respon siswa terhadap model pembelajaran NHT pada siklus kedua . Dari hasil refleksi, nampak bahwa siswa menikmati pembelajaran. Secara umum, siklus kedua ini juga dirasa lebih berhasil dari siklus pertama. Hal ini dikarenakan kekurangan- kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki. Seluruh siswa merasa senang dengan model pembelajaran yang diterapkan. Mereka juga berminat mengikuti pembelajaran dengan model NHT . Hambatan yang ditemukan pada siklus kedua ini adalah beberapa siswa merasa ada anggota kelompok yang pasif, kelas sedikit ramai, serta perbedaan pendapat. Untuk memperbaiki hambatan tersebut tentu diperlukan kerja sama dan kesadaran bersama antara guru dan siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan maksimal. 5 Post test Post test dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah dilakukannya pembelajaran. Post test dilakukan setelah pembelajaran, yaitu bersamaan dengan ulangan harian siswa pada tangga 14 Mei 2013. Berikut skor post test siswa lampiran 63, halaman 283: Tabel 5.20 Skor Post Test Siswa siklus II No Nama Siswa Post Test Siklus II Keterangan 1 Adelina Eva Hapsari 93 Tuntas 2 Adlina Nur Zhafarina 100 Tuntas 3 Aldenisa Bayang Runggawi 100 Tuntas 4 Aldy Deliar Alif Syahputra 100 Tuntas 5 Anandio Muhammad Ardana 100 Tuntas 6 Annisa Rahmawati Trimanto - 7 Ardi Yusri Hilmi 100 Tuntas 8 Burhan Al Bahij 80 Tuntas 9 Damayanti 80 Tuntas 10 Daud Muhajir 90 Tuntas 11 Devi Yonia Almahanir 100 Tuntas 12 Donny Aryanto Prabowo - 13 Dwiana Rachamadewi 87 Tuntas 14 Elsa Septiana Harlie 80 Tuntas 15 Farikha Setyaningtyas Al- 80 Tuntas 16 Ginanjar Nata Laksana 100 Tuntas 17 Herbudhi Cahyo Nugroho - 18 Indah Amalia Putri 100 Tuntas 19 Kemal Halifiah Mufti Ansor 100 Tuntas 20 Khaledazia Malik 87 Tuntas 21 Liesta Apricillya Putri 100 Tuntas 22 Muhammad Rizki 80 Tuntas 23 Nada Widya Larasati 100 Tuntas 24 Nur Diana Anggar Kusuma 100 Tuntas 25 Olga Sisca Novaryan 80 Tuntas 26 Rahmat Mukhlisin 93 Tuntas 27 Regita Dwi Utami 93 Tuntas 28 Rizki Distianasari 100 Tuntas 29 Stugestus Kurniawan Jati 87 Tuntas No Nama Siswa Post Test Siklus II Keterangan 30 Winda Ayu Putri - 31 Yolanda Fiegadini Pramesti 100 Tuntas 32 Zulfa Oktafiani 100 Tuntas JUMLAH 2610 RATA-RATA 93 Seluruh siswa yaitu 28 siswa atau 100 siswa telah berhasil mencapai KKM pada pelaksanaan post test siklus kedua ini. Sehingga jika dibandingkan dengan skor pre test , jumlah siswa yang mampu mencapai KKM meningkat sejumlah 28 siswa atau 100. Dilihat dari rata-ratanya, peningkatan yang teradi sebesar 116,28. c. Observasi Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut lampiran 64, halaman 286: 1 Observasi kegiatan guru Tabel 5.21 Hasil Observasi Kegiatan Guru Saat Penerapan NHT Siklus II No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru menyampaikan apersepsi untuk membangkitkan minat belajar siswa  Guru menyampaikan apersepsi dengan menanyakan pengetahuan siswa tentang kegiatan konsumsi kehidupan sehari- hari 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran SKKDindikator pembelajaran  Guru menyampaikan SKKDatau pun indikator sehingga siswa mengetahui tujuan pembelajaran No Deskriptor Ya Tidak Catatan 3 Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan metode atau model yang akan digunakan  Guru menjelaskan tahap-tahap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan model NHT 4 Guru memberikan materi pembelajaran melalui presentasi kelas  Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menggali informasi secara mandiri 5 Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif  Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT 6 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menggali materi secara mandiri  Guru memberi kesempatan untuk siswa menggali materi dalam kelompok 7 Guru membagi siswa di kelas ke dalam beberapa kelompok  siswa dibagi dalam kelompok kecil 8 Guru memberikan arahan secara jelas mengenai tugas siswa di dalam kelompok  Guru menjelaskan tahap kerja kelompok dengan jelas 9 Guru turut berperan dalam pembentukan kelompok  Guru turut memastikan kelompok terbentuk dengan tepat 10 Guru membimbing siswa dalam diksusi kelompok  Guru berkeliling ke kelompok- kelompok untuk memberikan bimbingan dan arahan pada siswa 11 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan teman dalam kelompok untuk menggali materi atau pun menjawab soal-soal  Guru memberikan banyak kesempatan untuk siswa bekerja sama 12 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami pada guru  Beberapa siswa menanyakan materi yang belum dipahami pada guru 13 Guru membantu siswa yang kesulitan dalam mengerjakan  Guru membantu siswa yang No Deskriptor Ya Tidak Catatan tugas kelompok kesulitan 14 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok tertentu  Guru berinteraksi dengan seluruh kelompok 15 Guru memberikan dorongan agar seluruh siswa aktif dalam kegiatan kelompok  Guru memberikan motivasi secara verbal agar seluruh siswa aktif dan bersungguh- sungguh dalam kerja kelompok 16 Guru memberikan arahan agar siswa bekerja sama dengan baik di dalam kelompok  Guru memberikan motivasi secara verbal agar kelompok bekerjasama dengan baik. Bukan mengerjakan tugas sendiri- sendiri 17 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menyampikan pendapat dalam diskusi kelas  Guru memanggil beberapa nomor siswa Untuk menyampaikan jawaban kelompok di depan kelas 18 Guru menengahi saat ada perbedaan pendapat antar siswa  Guru menengahi dan menyampaikan jawaban yang benar 19 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di kelas  Guru senantiasa mengingatkan siswa yang gaduh 20 Guru sibuk dengan kegiatan tertentu sehingga tidak mengatur dan mengelola kegiatan di kelas  Perhatian guru terfokus pada pembelajaran 21 Guru menyampaikan kesimpulan materi pembelajaran  Guru memberi kesimpulan dan penguatan diakhir pembelajaran 22 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran  Diadakan post test sebagai evaluasi pembelajaran 23 Guru melakukan tes awal dan tes akhir pembelajaran  Telah dilakukan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa Hasil observasi tersebut menujukan bahwa secara umum guru mampu melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus kedua ini dengan baik. Guru juga turut memantau kerja kelompok. Saat diskusi kelas, guru senantiasa memberikan penguatan-penguatan terhadap jawaban siswa sehingga siswa lebih memahami materi. Guru juga memberikan motivasi agar siswa aktif dalam kerja kelompok yang dilakukan. 2 Observasi kegiatan siswa Berikut observasi kegiatan siswa lampiran 65, halaman 288: Tabel 5.22 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Saat Penerapan NHT Siklus II No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan  Saat masuk ke dalam kelas, siswa segera masuk ke dalam kelompok dan menyiapkan diri untuk proses pembelajaran 2 Siswa memahami tujuan pembelajaran SKKDIndikator  Penyampaian SKKD dan indikator membuat siswa paham tujuan pembelajaran 3 Siswa di kelas memiliki tingkat prestasi akademik yang berbeda-beda  Terlihat dari proses pembelajaran, siswa yang berprestasi tinggi cenderung leih aktif 4 Siswa mendapat kesempatan untuk menggali informasi mengenai materi secara  Lewat kerja kelompok, siswa diberi kesempatan No Deskriptor Ya Tidak Catatan Mandiri mengggali materi secara mandiri 5 Selama pembelajaran, siswa belajar dalam kelompok- kelompok yang terdiri dari beberapa siswa  Digunakan model pembelajaran kooperatif dengan kelompok- kelompok kecil 6 Siswa mendapat kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menggali informasi mengenai materi atau pun menjawab soal-soal  Lewat kerja kelompok, siswa diberi kesempatan mengggali materi secara mandiri 7 Siswa fokus pada pembelajaran yang dilaksanakan  Sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan sungguh- sungguh 8 Siswa fokus pada kerja kelompok yang dilakukan  Siswa mampu bertanggung jawab dan fokus pada kelompok 9 Siswa membuat kegaduhan selama proses pembelajaran  Siswa yang membuat gaduh selalu diingatkan oleh guru 10 Siswa berperan aktif dalam kerja kelompok yang dilakukan  Siswa mampu bertanggung jawab dan fokus pada kerja kelompok 11 Siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam kerja kelompok  Siswa mampu bertanggung jawab dan fokus pada kerja kelompok 12 Siswa diberi kesempatan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelas  Guru memanggil beberapa nomor siswa untuk menyampaikan jawaban di depan kelas.siswa lain boleh memberi pendapat 13 Siswa antusias untuk turut berpendapat dalam diskusi kelas  Terjadi diskusi kelas yang hidup 14 Siswa memperhatikan dan menghargai teman lain yang sedang berpendapat  Siswa mendengarkan saat teman lain berpendapat 15 Siswa mencatat hal-hal penting  Namun belum seluruh siswa mencatat No Deskriptor Ya Tidak Catatan 16 Siswa merasa kebingungan atas apa yang harus dikerjakan selama proses pembelajaran  Guru memberikan arahan dengan jelas 17 Siswa memperhatikan penjelasan guru  Guru tidak terlalu banyak menjelaskan. namun siswa memperhatikan saat guru menjelaskan 18 Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami  Ada beberapa siswa yang bertanya, baik pada guru atau pada teman sekelompok 19 Siswa mengerjakan tugas dengan baik  Saat diberi tugas secara individu, siswa mencoba mengerjakan tugas dengan baik 20 Siswa diminta melakukan refleksi atas apa yang telah dipelajari  Siswa melakukan refleksi secara tertulis. Beberapa siswa juga diminta menyampaikan refleksi lisan Hasil observasi di atas menunjukan bahwa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus kedua, dapat berjalan dengan lancar. Pembelajaran telah terfokus pada siswa. Siswa dapat menggali informasi secara mandiri dan diberikan tanggung jawab untuk paham terhadap materi. Siswa juga diberi kesempatan untuk bekerja di dalam kelompok yang membuat keterampilan sosial siswa semakin tergali dan meningkat. 3 Observasi terhadap keterampilan sosial Berikut hasil observasi keterampilan sosial siswa pada siklus kedua lampiran 66, halaman 290: Tabel 5.23 Skor Observasi Keterampilan Sosial Siswa Saat Penerapan NHT Siklus II No Nama Siswa Siklus II 1 Adelina Eva Hapsari 149 2 Adlina Nur Zhafarina 129 3 Aldenisa Bayang Runggawi 128 4 Aldy Deliar Alif Syahputra 136 5 Anandio Muhammad Ardana 129 6 Annisa Rahmawati Trimanto - 7 Ardi Yusri Hilmi 137 8 Burhan Al Bahij 128 9 Damayanti 134 10 Daud Muhajir 128 11 Devi Yonia Almahanir 128 12 Donny Aryanto Prabowo - 13 Dwiana Rachamadewi 134 14 Elsa Septiana Harlie 128 15 Farikha Setyaningtyas Al-Maksumi 129 16 Ginanjar Nata Laksana 130 17 Herbudhi Cahyo Nugroho - 18 Indah Amalia Putri 144 19 Kemal Halifiah Mufti Ansor 134 20 Khaledazia Malik 130 21 Liesta Apricillya Putri Permatasari 144 22 Muhammad Rizki Firmansyah 129 23 Nada Widya Larasati 128 24 Nur Diana Anggar Kusuma 128 25 Olga Sisca Novaryan Scandisktia 133 26 Rahmat Mukhlisin 144 27 Regita Dwi Utami 129 28 Rizki Distianasari 144 29 Stugestus Kurniawan Jati 145 30 Winda Ayu Putri - 31 Yolanda Fiegadini Pramesti 149 32 Zulfa Oktafiani 147 JUMLAH 3775 RATA-RATA 135 Berikut intepretasi skor observasi keterampilan sosial pada siklus kedua dalam PAP tipe I: Tabel 5.24 Hasil Perhitungan Observasi Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP Tipe I Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 144 – 160 8 28,6 Sangat Baik 128 – 143 20 71,4 Baik 104 – 127 - - Cukup 88 – 103 - - Kurang Baik – 87 - - Sangat Kurang Baik Dari tabel di atas, nampak bahwa pada siklus kedua ini, terjadi peningkatan dari hasil observasi. Pada siklus kedua, sebanyak 8 dari 28 siswa atau 28,6 termasuk kategori sangat baik. Sementara 20 siswa atau 71,4 termasuk kategori baik dan tidak ada siswa yang termasuk kategori cukup, kurang baik dan sangat kurang baik. d. Evaluasi dan Refleksi 1 Evaluasi a Wawancara pada siswa Siswa mengatakan cukup berminat mengikuti pembelajaran dengan model ini. Mereka merasa model ini menambah variasi pembelajaran sehingga tidak monoton lampiran 67, halaman 294. b Wawancara pada guru Pada wawancara guru siklus kedua, guru menyampaikan bahwa model pembelajaran NHT mampu membuat siswa bekerja sama. Siswa juga sangat berminat mengikuti pembelajaran dengan model ini lampiran 68, halaman 295. c Refleksi Berikut hasil refleksi guru pada siklus kedua lampiran 69, halaman 296: Tabel 5.25 Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen dan Model NHT Siklus II Dari hasil refleksi tersebut dapat dilihat bahwa guru menilai komponen pembelajaran yang disipakan sudah baik namun masih perlu persiapan secara matang. Guru juga melihat siswa No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan Baik. Persiapan sudah lebih matang 2 Penilaian guru terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran menggunakan model NHT dalam upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman siswa Baik. Siswa antusias dan berani mengutarakan pendapat 3 Hambatan yang ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT Persiapan 4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT Siswa lebih berani dalam berpendapat dan lebih memahami materi 5 Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe NHT tersebut Siswa dapat bekerja sama di dalam kelompok 6 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT Sudah baik. Pengelolaan waktu sudah lebih baik 7 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe NHT selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas? Ya. Siswa berminat antusias mengikuti pembelajaran dan lebih berani mengutarakan pendapat.

B. Analisis Komparasi Keterampilan Sosial dan Pemahaman Belajar

Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 1. Analisis komparatif keterampilan sosial Berikut disajikan intepretasi skor kuesioner keterampilan sosial siswa kelas X5 sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT , sesudah siklus pertama, dan sesudah siklus kedua ke dalam PAP tipe I yang menunjukan perbandingan pencapaian kategori keterampilan sosial siwa dari waktu ke waktu: Tabel 5.26 Hasil Perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP Tipe I Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan Sebelum NHT Siklus I Siklus II Sebelum NHT Siklus I Siklus II 144 – 160 4 8 8 12,5 25 28,6 Sangat baik 128 – 143 11 16 19 34,4 50 67,8 Baik 104 – 127 16 8 1 50 25 3,6 Cukup 88 – 103 1 - - 3,1 - - Kurang baik – 87 - - - - - - Sangat kurang baik Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebelum pra penelitian, ada 4 siswa atau 12,5 siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik, pada siklus pertama dan kedua terjadi peningkatan menjadi 8 siswa. Siswa yang termasuk dalam kategori baik juga mengalami peningkatan dari 11 siswa atau 34,4 pada saat sebelum penerapan NHT , menjadi 16 siswa atau 50 pada siklus pertama dan 19 siswa atau 67,8 pada siklus kedua. Sedangkan siswa yang masuk dalam kategori cukup, menurun dari 16 siswa atau 50 pada saat sebelum penerapan NHT , menjadi 8 siswa atau 25 sesudah siklus pertama, dan 1 siswa atau 3,6 sesudah siklus kedua. Siswa yang termasuk kategori kurang baik berjumlah 1 siswa saat sebelum penerapan NHT dan tidak ada siswa yang masuk kategori kurang baik sesudah penerapan NHT siklus pertama dan kedua. Peningkatan ini turut didukung hasil observasi yang memperlihatkan peningkatan kondisi keterampilan sosial siswa dari siklus pertama dan siklus kedua. Akan tetapi, berdasarkan hasil kuesioner keterampilan sosial, target keterampilan sosial yaitu bahwa seluruh siswa harus termasuk dalam kategori minimal baik, tidak tercapai. Sesudah siklus kedua, masih ada siswa yang keterampilan sosialnya masih dalam kategori cukup. Hal ini kemudian dicocokan dengan hasil observasi. Menurut hasil observasi, seluruh siswa dapat mencapai kategori baik. Dengan demikian, walaupun berdasarkan kuesioner target keterampilan sosial belum tercapai, target keterampilan sosial telah tercapai menurut hasil observasi. 2. Analisis komparatif pemahaman belajar Berikut perbandingan hasil belajar siswa sebelum penerapan NHT dan sesudah penerapan NHT siklus I dan siklus II: Tabel 5.27 Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum NHT , Sesudah NHT Siklus Pertama, dan Sesudah NHT Siklus Kedua No Nama Siswa Sebelum NHT Sesudah NHT Siklus I Sesudah NHT S iklus II 1 Adeliani Eva Hapsari 88 87 93 2 Adlina Nur Zhafarina 70 87 100 3 Aldenisa Bayang Runggawi 82 87 100 4 Aldy Deliar Alif Syahputra 83 80 100 5 Anandio Muhammad Ardana 76 100 100 6 Annisa Rahmawati Trimanto 82 87 - 7 Ardi Yusri Hilmi 90 93 100 8 Burhan Al Bahij 44 87 80 9 Damayanti 68 100 80 10 Daud Muhajir 90 73 90 11 Devi Yonia Almahanir 95 93 100 12 Donny Aryanto Prabowo 82 80 - 13 Dwiana Rachamadewi 40 87 87 14 Elsa Septiana Harlie 67 87 80 15 Farikha Setyaningtyas Al- 34 93 80 16 Ginanjar Nata Laksana 88 93 100 17 Herbudhi Cahyo Nugroho 72 87 - 18 Indah Amalia Putri 75 87 100 19 Kemal Halifiah Mufti Ansor 82 87 100 20 Khaledazia Malik 67 87 87 21 Liesta Apricillya Putri Permatasari 88 100 100 22 Muhammad Rizki Firmansyah 76 60 80 23 Nada Widya Larasati 70 47 100 24 Nur Diana Anggar Kusuma 66 60 100 25 Olga Sisca Novaryan Scandisktia 53 87 80 26 Rahmat Mukhlisin 90 87 93 27 Regita Dwi Utami 72 93 93 28 Rizki Distianasari 92 100 100 29 Stugestus Kurniawan Jati 84 87 87 30 Winda Ayu Putri 69 80 - 31 Yolanda Fiegadini Pramesti 96 80 100 32 Zulfa Oktafiani 92 93 100 JUMLAH 2423 2736 2610 RATA-RATA 76 85 93 Dari tabel di atas, nampak bahwa sebelum penerapan NHT ada 13 siswa atau 40,63 yang memiliki skor hasil belajar kurang dari KKM. Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM berjumlah 19 siswa atau 59,37. Hal ini mengalami peningkatan sesudah penerapan NHT siklus pertama. Ada 28 siswa atau 87,5 yang mampu mencapai KKM dan hanya 4 siswa atau 12,5 yang belum mencapai KKM. Maka kepada keempat siswa tersebut diberikan penugasan berupa pekerjaan rumah berupa soal mengenai indeks harga dari guru. Jika siswa mengalami kesulitan, diperbolehkan mendiskusikan pekerjaan rumah itu dengan teman lain atau dengan guru. Jika dilihat dari rata-rata, peningkatan yang terjadi sesudah penerapan siklus pertama ini sebesar 11,84 yaitu dari skor rata- rata sebesar 76 menjadi 85. Pada penerapan NHT siklus kedua, dari 28 siswa yang hadir pada pembelajaran seluruh siswa yaitu 28 siswa atau 100 mampu mencapai KKM dalam tes evaluasi. Jika dikaji berdasarkan rata- rata, maka peningkatan skor hasil belajar yang terjadi sebesar 9,41 yaitu dari skor rata-rata evaluasi sesudah siklus pertama sebesar 85 menjadi 93.

C. Pembahasan

1. Peningkatan keterampilan sosial sesudah penerapan NHT Dari deskripsi data dan analisis komparasi, keterampilan sosial siswa terus mengalami perbaikan. Peningkatan ini terlihat dari hasil kuesioner siswa maupun hasil observasi. Pada siklus pertama, berdasarkan hasil kuesioner, siswa yang termasuk dalam kategori minimal baik meningkat sejumlah 9 siswa atau 28,1. Peningkatan terjadi dari 15 siswa atau 46,9 menjadi 24 siswa atau 75. Demikian pula pada siklus kedua, peningkatan siswa yang termasuk kategori minimal baik meningkat sejumlah 3 siswa atau 21,5. Peningkatan terjadi dari 24 siswa atau 75 pada siklus pertama menjadi 27 siswa atau 96,5 pada siklus kedua. Peningkatan ini merupakan akibat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dapat berjalan dengan lancar. Guru mitra mampu melaksanakan mekanisme pembelajaran dan mengelola kelas dengan baik saat pelaksanaan tindakan. Oleh karena itu, siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik meliputi kegiatan kerja kelompok, menyampaikan hasil jawaban kelompok serta memberikan tanggapan. Saat melakukan kerja kelompok, siswa antusias untuk bertanya hal yang belum dipahami, saling menjelaskan, dan menghormati perbedaan pendapat sehingga keterampilan sosial siswa mengalami peningkatan. Saat menyampaikan hasil jawaban kelompok, siswa juga belajar menerima tanggung jawab serta menerima kritik dari orang lain sehingga keterampilan sosial siswa meningkat. Dalam kegiatan menanggapi teman yang sedang berpendapat, siswa yang memberikan tanggapan juga belajar menyampaikan ketidaksetujuan dengan cara yang sopan. Siswa yang tidak memberi tanggapan juga belajar untuk menghargai orang lain yang sedang berbicara. Dengan demikian, keterampilan sosial siswa dapat meningkat. 2. Peningkatan Pemahaman Sesudah Penerapan NHT Pemahaman belajar siswa terus meningkat pada saat siklus pertama dan siklus kedua. Hal ini terlihat dari skor tes yang mengalami peningkatan pada siklus pertama. Untuk memantapkan, dilakukan siklus kedua. Skor tes pada siklus kedua ini pun mengalami peningkatan. Pada siklus pertama, siswa yang memiliki skor hasil belajar yang telah mencapai KKM berjumlah 19 siswa atau 59,37. Selanjutnya terjadi peningkatan jumlah siswa yang mampu mencapai KKM sesudah penerapan NHT siklus pertama. Sesudah NHT siklus pertama, jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM berjumlah 28 siswa atau 87,5. Artinya terjadi peningkatan sejumlah 9 siswa atau 28,13. Pada siklus kedua, seluruh siswa yang hadir dalam pembelajaran yaitu 28 siswa atau 100 telah mampu mencapai KKM. Artinya terjadi peningkatan sebesar 12,5.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBANTUAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA

0 12 238

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM REFRIGERASI.

0 0 32

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (nht) untuk meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa kelas x SMA Negeri 2 Klaten pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X5 SMA Negeri 6 Yogyakarta.

0 1 324