guru memberi tugas, kemudian hanya siswa bernomor, yang berhak menjawab mencegah dominasi siswa tertentu. Secara sederhana,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
NHT
adalah pembelajaran secara kelompok dengan menggunakan penomoran
dalam menjawab tugas diskusi dan mengecek pemahaman tiap siswa terhadap materi yang disampaikan guna mencegah dominasi siswa
tertentu.
2. Tahap-tahap
NHT
Langkah-langkah model pembelajaran
Numbered Head Together
adalah sebagai berikut Suyanto, 2009:116-117: a.
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya. c.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannyamengetahui
jawabannya. d.
Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil, lalu melaporkan hasil kerjasama mereka.
e. Tanggapan dari temankelompok yang lain, kemudian guru
melanjutkan menunjuk nomor yang lain. Demikian seterusnya. f.
Kesimpulan.
3. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe
NHT
yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim 2000: 18, antara lain adalah :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar lebih tinggi
D. Pengertian Keterampilan Sosial
Syamsul Bachri Thalib 2010:159 mendefinisikan keterampilan sosial adalah kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku. Kegagalan seorang remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan
membuat orang tersebut sulit menyesuaikan diri, merasa dikucilkan hingga akhirnya membuatnya rendah diri. Keterampilan sosial yang penting untuk
dikuasai adalah kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat dan keluhan orang lain, menerima
kritik, dan sebagainya. Davis dan Forsythe dalam Syamsul Bachri Tahlib 2010;159 juga menyatakan dalam kehidupan remaja terdapat delapan
aspek yang menuntut keterampilan sosial yaitu keluarga, lingkungan, kepribadian, rekreasi, pergaulan dengan lawan jenis, pendidikansekolah,
persahabatan dan solidaritas, kelompok, dan lapangan kerja. Lungdgren dalam Rusman, 2011:210 mengungkapkan bahwa
aspek keterampilan sosial yang seharusnya dimiliki siswa, terbagi dalam tiga dimensi sebagai berikut:
3. Keterampilan tingkat awal:
a Menggunakan kesepakatan
b Menghargai kontribusi
c Mengambil giliran dan berbagi tugas