Penilaian Alat dan Sumber Belajar Alat

2. Angka Indeks Gabungan

Indeks Agregatif Tidak Tertimbang Indeks agregatif tidak tertimbang merupakan indeks yang terdiri dari beberapa barang, misalnya indeks harga sembilan macam bahan pokok. Indeks agregatif tidak tertimbang digunakan untuk unit-unit yang mempunyai satuan yang sama. Rumusnya sebagai berikut: Untuk indeks produksi agregatif tidak tertimbang, tinggal mengganti huruf P dengan Q Quantity Contoh : Harga Barang Perdagangan dalam satuan ton Selama 2011 - 2013 Jenis Barang Harga dalam jutaan rupiah 2011 Po 2012 2013 Pn Karet 23 25 29 Timah 24 25 30 Kopi 18 20 22 Minyak Sawit 5 5,5 6 Jumlah 70 75,5 87 Hitunglah indeks harga agregatif tidak tertimbang untuk tahun 2013 dengan tahun dasar 2011 Penyelesaian: 29 , 124 100 70 87 100 11 13 11 13 x x P P I Angka indeks pada waktu dasar tahun 2008=100 Indeks Agregatif Tertimbang Indeks agregatif tertimbang adalah indeks yang dalam pembuatannya telah dipertimbangkan faktor-faktor yang akan mempengaruhi naik turunnya angka indeks tersebut. Ada banyak jenis indeks harga agregatif tertimbang. Tiga diantaranya adalah yang akan kita pelajari yakni Laspeyers, Paasche, dan Fisher. Rumus masing-masing sebagai berikut: Indeks Laspeyers Rumus Indeks Harga Keterangan: Indeks Laspeyers Pn = harga waktu tahun n harga waktu tahun 0 produksi waktu tahun 0, sebagai timbangan Rumus Indeks Produksi L I P Q 100 x P oQo P nQo I L 100 x QoP o QnP o I L 100 , x P o P n o In Sehingga dapat dilihat bahwa ketika menghitung menggunakan indeks Laspeyers, yang digunakan sebagai timbangan adalah tahun dasar. Saat menghitungan indeks harga, faktor timbangannya adalah jumlah barang tahun dasar Q dan saat menghitung indeks produksi, faktor timbangannya adalah harga tahun dasar P . 2 Indeks Paasche Rumus Indeks Harga Rumus Indeks Produksi Perbedaan indeks Laspeyers dengan Indeks Paasche adalah faktor penimbangnya. Jika indeks laspeyers menggunakan tahun dasar, maka indeks paasche menggunakan timbangan tahun saat indeks dihitung tahun n. Saat menghitungan indeks harga, faktor timbangannya adalah jumlah barang tahun n Qn dan saat menghitung indeks produksi, faktor timbangannya adalah harga tahun n P n Agar kalian lebih paham, kita lihat contoh berikut: Hitunglah indeks harga agregatif tertimbang dengan menggunakan rumus Laspeyers dan Paasche pada tahun 2013 dengan menggunakan tahun dasar 2012 dari data berikut Harga dan Jumlah Barang Menurut Jenis Untuk Tahun 2012-2013 Jenis Barang Harga Rp Per Kg Jumlah kg 2012 Po 2013 Pn 2012 Qo 2013 Qn Pn.Qo Po.Qo Pn.Qn Po.Qn Beras 7.300 7.800 60 70 468.000 438.000 546.000 511.000 Minyak 12.500 12.000 40 45 480.000 500.000 540.000 562.000 Gula 11.000 12.000 30 30 360.000 330.000 360.000 330.000 Telur 16.000 19.000 20 25 380.000 320.000 475.000 400.000 Jumlah 46.800 50.800 150 170 1.688.000 1.588.000 1.921.000 1.803.500 Penyelesaian: Indeks Laspeyers 100 x P oQo P nQo I L Cara 1: Dengan melihan jumlah pada kolom Pn.Qo dan Po.Qo Maka = 100 x P oQn P nQn I P 100 x QoP n QnP n I P 100 12 12 12 13 12 13 x Q P Q P I = 000 . 588 . 1 000 . 688 . 1 x100 = 106,30 Cara 2: 100 12 13 12 13 12 13 x Q P Q P I = 20 000 . 16 30 000 . 11 40 500 . 12 60 300 . 7 20 000 . 19 30 000 . 12 40 000 . 12 60 800 . 7 x 100 = 000 . 588 . 1 000 . 688 . 1 x100 = 106.30 Indeks Paasche 100 x P oQn P nQn I P Cara 1: Dengan melihan jumlah pada kolom Pn.Qn dan Po.Qn Maka = 100 13 12 13 13 12 13 x Q P Q P I = 500 . 803 . 1 000 . 921 . 1 x100 = 106,51 Cara 2: 100 12 12 12 13 12 13 x Q P Q P I = 100 25 000 . 16 30 000 . 11 45 500 . 12 70 300 . 7 25 000 . 19 30 000 . 12 45 000 . 12 70 800 . 7 x = 100 500 . 803 . 1 000 . 921 . 1 x = 106,51 Kesimpulannya adalah bahwa hasil kedua rumus tersebut tidak jauh berbeda

3. Indeks Fisher

Angka indeks tertimbang Fisher dikemukakan oleh Irving Fisher. Rumusnya sebagai berikut: L= Laspeyers P Paasche Contoh: Dengan menggunakan data harga dan jumlah barang menurut jenis untuk tahun 2009- 2010 di muka, maka dengan L= 106,30 dan P=106,51, hitunglah indeks harga agregatif tertimbang Fisher Penyelesaian: 40 , 106 51 , 106 30 , 106 x LxP I 100 x P oQn P nQn x P oQo P nQo LxP I

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBANTUAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA

0 12 238

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM REFRIGERASI.

0 0 32

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (nht) untuk meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa kelas x SMA Negeri 2 Klaten pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X5 SMA Negeri 6 Yogyakarta.

0 1 324