B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugiyanto
2009:37, pembelajaran
kooperatif
cooperative learning
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Slavin menyatakan keberhasilan belajar dalam kelompok tergantung pada
kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok EtinRaharjo, 2007:4.
Trianto 2009:56 juga menyatakan pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari
konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan
penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
2. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Konsep dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut EtinRaharjo, 2007:6-10
:
a. Perumusan tujuan belajar harus jelas
b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar
c. Ketergantungan yang bersifat positif
d. Interaksi yang bersifat terbuka
e. Tanggung jawab individu
f. Kelompok bersifat heterogen
g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif
h. Tindak lanjut
follow up
i. Kepuasan dalam belajar
3. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif
Keuntungan pembelajaran kooperatif adalah Sugiyanto, 2009:42: a.
Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. b.
Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-
pandangan. c.
Mempermudah siswa melakukan penyesuaian sosial. d.
Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa. g.
Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikan.
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif. j.
Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.
4. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Beberapa tipe pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut Sugiyanto, 2009:44-46,55:
a. Metode STAD
Students Teams Achivement Division
Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan- kawan dari unversitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling
sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan metode STAD untuk
mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis.
Langkahnya : 1
Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota. Tiap tim
memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan tinggi, sedang, rendah.
2 Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan
kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.
3 Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu
guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.
4 Tiap siswa dan tim diberi skor atas penguasaannya terhadap
bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh penghargaan jika
mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu.
b. Metode
Jigsaw
Langkahnya : 1
Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
2 Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan
setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
3 Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki
tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu
mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut „kelompok pakar’
expert group
. 4
Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula
home teams
untuk mengajar anggota yang lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam
kelompok pakar. 5
Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam „
home teams
’, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang
dipelajari. c.
Metode
two stay two stray
Langkahnya : 1.
Siswa dibagi
ke dalam
beberapa kelompok
yang beranggotakan 4 siswa.
2. Siswa bekerja sama dalam kelompok seperti biasa.