Bagi Siswa Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Perencanaan planning Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. b. Tindakan acting Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan observing Selanjutnya diadakan pengamatan observing yang teliti terhadap proses pelaksanaannya. d. Refleksi reflecting Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Tahap pelaksanaan PTK menurut Wina Sanjaya 2009:56 juga dapat digambarkan dengan siklus seperti berikut : Gambar 2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Dst Refleksi Studi Pendahuluan Perencanaan Tindakan Implementasi 1 Observasi 1 Refleksi 1 Perencanaan Observasi 2 Refleksi 2 Implementasi 2 Perencanaan Empat tahap di atas merupakan suatu siklus yang akan selalu terulang kembali. Sehingga akan terus terdapat perbaikan pada siklus yang selanjutnya. Jika ternyata tindakan yang dilakukan belum mampu memecahkan masalah pembelajaran yang ada, maka yang harus dilakukan adalah merevisi rencana yang sebelumnya didahului proses identifikasi masalah yang terjadi. Harapannya PTK dapat menjadi solusi dari permasalahan pembelajaran yang terjadi.

7. Syarat-syarat PTK

Syarat-syarat PTK adalah sebagai berikut Arikunto, dkk, 2006:23: a. Penelitian tindakan kelas tertuju pada hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran. b. Penelitian tindakan kelas menuntut dilakukannya pencermatan secara terus-menerus, objektif, dan sistematis. c. Penelitian tindakan kelas harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus. d. Penelitian tindakan kelas terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. e. Penelitian tindakan harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya sehingga pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan. f. Penelitian tindakan harus benar-benar menunjukan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar. Dengan dipenuhinya berbagai persyaratan di atas, maka PTK akan dapat diterima sebagai penelitian tindakan kelas yang benar-benar telah diupayakan dengan baik.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBANTUAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA

0 12 238

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM REFRIGERASI.

0 0 32

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (nht) untuk meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa kelas x SMA Negeri 2 Klaten pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X5 SMA Negeri 6 Yogyakarta.

0 1 324