Perdamaian accord setelah pernyataan pailit

bertanggung jawab untuk mengurus dan mewakili perseroan adalah direksi. Dalam Pasal 104 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tersebut dinyatakan, dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi sedang kekayaan perseroan tidak cukup untuk menutupi kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota direksi secara tanggung renteng bertanggungjawab atas kerugian itu.

g. Perdamaian accord setelah pernyataan pailit

Debitor yang telah dinyatakan pailit dapat menawarkan atau mengajukan perdamaian kepada semua kreditor secara bersama-sama dan harus diajukan dalam jangka waktu 8 delapan hari sebelum rapat pencocokan piutang dengan menyerahkan rencana perdamaian tersebut kepada kepaniteraan Pengadilan Niaga. Keputusan atas perdamaian tersebut harus dilakukan setelah selesai pencocokan piutang atau paling lambat 21 dua puluh satu hari berikutnya. Kepada kurator dan panitia kreditor sementara diwajibkan memberikan pendapat tertulis tentang rencana perdamaian dalam rapat pencocokan piutang. 163 Kreditor separatis dan kreditor preferen tidak boleh memberi suara voting berkenaan dengan rencana perdamaian kecuali kreditor tersebut melepaskan haknya untuk didahulukan menjadi kreditor konkuren sebelum pemungutan suara tentang rencana perdamaian dilakukan. 164 Rencana perdamaian diterima apabila disetujui dalam rapat kreditor oleh lebih ½ setengah jumlah kreditor konkuren yang hadir dan haknya diakui atau sementara diakui yang mewakili paling sedikit 23 dua pertiga dari jumlah piutang kreditor 163 Pasal 144 sd Pasal 147 UU No. 37 Tahun 2004 164 Pasal 149 ayat 1, 2 UU No. 37 Tahun 2004 konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut. 165 Apabila dari hasil pemungutan suara hanya ½ setengah dari kreditor yang hadir dalam rapat dan mewakili paling sedikit ½ setengah dari jumlah piutang kreditor yang mempunyai hak suara menyetujui untuk menerima rencana perdamaian, maka boleh dilakukan pemungutan suara kedua dalam jangka waktu paling lambat 8 delapan hari setelah yang pertama. 166 Pengadilan Niaga harus menetapkan sidang paling cepat 8 delapan hari dan paling lama 14 empat belas hari setelah diterimanya rencana perdamaian yakni untuk mensahkan homologasi atau tidak mensahkan rencana perdamaian tersebut. 167 Pengadilan Niaga harus menolak pengesahan perdamaian apabila : 1 Harta debitor jauh lebih besar dari pada jumlah yang disetujui dalam perdamaian 2 Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin danatau 3 Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persengkokolan dengan satu atau lebih kreditor atau upaya lain yang tidak jujur. 168 Apabila pengesahan homologasi ditolak, kreditor yang menyetujui rencana perdamaian maupun debitor pailit berhak mengajukan kasasi, dalam hal pengesahan dikabulkan maka kreditor yang menolak perdamaian atau yang tidak hadir pada pemungutan suara, dan kreditor yang menyetujui perdamaian tetapi kemudian mengetahui perdamaian dicapai karena penipuan atau persekongkolan atau upaya lain yang tidak jujur, berhak mengajukan kasasi. 169 165 Pasal 151 UU No. 37 Tahun 2004 166 Pasal 152 ayat 1, UU No. 37 Tahun 2004 167 Pasal 156 ayat 3, UU No. 37 Tahun 2004 168 Pasal 159 ayat 2, UU No. 37 Tahun 2004 169 Pasal 160 ayat 1, 2, UU No. 37 Tahun 2004 Perdamaian yang dihomologasi berlaku bagi semua kreditor konkuren baik yang telah mengajukan diri dalam kepailitan maupun tidak. 170 Apabila pengesahan perdamaian telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka berakhirlah kepailitan. 171 Tetapi bila pengesahan ditolak dan putusan penolakan pengesahan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka harta debitor pailit berada dalam keadaan insolvent, namun kurator atau kreditor dapat mengusulkan supaya perusahaan debitor dilanjutkan dan usul tersebut wajib diterima apabila disetujui oleh kreditor yang mewakili lebih dari ½ setengah dari semua piutang yang diakui atau diterima dengan sementara dari kreditor konkuren. 172 Apabila usul melanjutkan perusahaan debitor pailit ditolak, maka kurator harus memulai pemberesan. 173 Menawarkan suatu perdamaian oleh debitor pailit adalah tidak lazim bila dibandingkan dengan hukum kepailitan negara-negara Anglo Saxon common law system yang memberi kesempatan mengajukan perdamaian reorganization, rehabilitation, restructuring diajukan sebelum permohonan pernyataan pailit diajukan ke pengadilan atau diajukan sebelum pengadilan memutus debitor dinyatakan pailit. 174 Namun karena Indonesia menganut sistem hukum kepailitan negara-negara Eropah Kontinental civil law system yang mengikuti prosedur yang menyatakan pailit dulu si debitor namun masih diberi kesempatan melakukan perdamaian, tetapi bila tidak tercapai perdamaian itu barulah si debitor dinyatakan insolvent dan kurator berhak melakukan tugas pemberesan terhadap harta debitor. 170 Pasal 162 ayat UU No. 37 Tahun 2004 171 Pasal 166 ayat UU No. 37 Tahun 2004 172 Pasal 180 ayat UU No. 37 Tahun 2004 173 Pasal 184 ayat UU No. 37 Tahun 2004 174 Sutan Remy Sjahdeini, op.cit. h.391-392

h. Perdamaian dalam PKPU