c. Mengangkat seorang ahli atau beberapa ahli untuk melakukan pemeriksaan
tentang keadaan harta debitor dan menerima laporan dalam jangka waktu tertentu.
298
d. Memberi persetujuan terhadap pinjaman debitor terhadap pihak ketiga serta
menganggunkan harta kekayaan debitor.
299
e. Memohonkan agar PKPU diakhiri dengan alasan debitor melakukan tindakan
beritikad buruk dalam pengurusan hartanya, telah merugikan atau mencoba merugikan kreditornya, lalai melaksanakan tindakan-tindakan yang
diwajibkan kepadanya oleh pengadilan niaga atau Pengurus demi kepentingan harta debitor, atau bila keadaan harta debitor tidak memungkinkan dilanjutkan
PKPU atau debitor tidak dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya tarhadap kreditor pada waktunya.
300
Dalam hal Pengadilan Niaga menetapkan PKPU Sementara, wajib menunjuk seorang hakim Pengawas dari Hakim Pengadilan Niaga serta
mengangkat satu atau lebih Pengurus yang bersama degan debitor mengurus harta debitor.
2. Kurator
Dalam putusan pernyataan pailit juga diangkat dan ditunjuk seorang Kurator yang tugasnya adalah untuk melakukan pengurusan dan atau pemberesan
terhadap harta pailit, karena degan adanya pernyataan pailit si debitor tidak dapat lagi menguasai dan mengurus harta kekayaannya. Penunjukan Kurator ini adalah
atas usul dari debitor maupun kreditor sedang kewenangan pengangkatannya
298
Pasal 238 UU Nomor 37 Tahun 2004
299
Pasal 240 ayat 4, 5 UU Nomor 37 Tahun 2004
300
Pasal 255 UU Nomor 37 Tahun 2004
berada pada Pengadilan Niaga Majelis Hakim. Kreditor maupun debitor masing- masing dapat mengusulkan lebih dari satu orang calon Kurator, namun
Pengadilan Niaga akan memutuskan siapa dan berapa orang yang akan diangkat menjadi Kurator dalam suatu Kepailitan. Sebelum berlakunya UU Nomor 4
Tahun 1998 yang menjadi Kurator hanya Balai Harta Peninggalan BHP saja, tetapi setelah berlaku UU Nomor 4 Tahun 1998 selain BHP dapat juga pihak lain
bertindak sebagai Kurator yakni :
301
a. Orang perseorangan yang berdomisili di Indonesia, yang memiliki keahlian
khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus dan atau membereskan harta pailit, dan
b. Terdaftar pada kementerian yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
bidang hukum dan peraturan perundang-undangan. Kurator dapat diganti sewaktu-waktu atas kehendak dari pihak-pihak yang
berkepentingan dengan penetapan pengadilan yakni :
302
a. Atas permohonan Kurator sendiri.
b. Atas permohonan Kurator lainnya, jika ada.
c. Usul Hakim Pengawas, atau
d. Permintaan Debitor Pailit.
Selain atas permohonan dan pihak-pihak tersebut, Pengadilan Niaga harus memberhentikan atau mengangkat Kurator atas permohonan atau atas usul
kreditor konkuren berdasarkan putusan rapat kreditor dengan putusan yang
301
Pasal 70 ayat 2 UU Nomor 37 Tahun 2004 jo Pasal 67 A UU No. 4 Tahun 1998
302
Pasal 71 ayat 1 UU Nomor 37 Tahun 2004
diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ separuh jumlah piutang kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut.
303
Kurator yang diangkat haruslah independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan dengan debitor dan kreditor, yang dimaksud adalah bahwa
kelangsungan keberadaan kurator tidak tergantung pada debitor atau kreditor dan kurator tidak memiliki kepentingan ekonomis yang berbeda dari kepentingan
ekonomis debitor atau kreditor.
304
Telah dianggap terjadi benturan kepentingan apabila terjadi antara lain hal-hal sebagai berikut :
305
a. Kurator menjadi salah satu kreditor.
b. Kurator memiliki hubungan kekeluargaan dengan pemegang saham
pengendali atau dengan pengurus dari perseroan debitor. c.
Kurator memiliki saham lebih dari 10 pada salah satu perusahaan kreditor atau pada perseroan debitor.
d. Kurator adalah pegawai, anggota direksi atau anggota komisaris dari salah
satu perusahaan kreditor atau dari perusahaan debitor. Dari ketentuan-ketentuan Undang-Undang Kepailitan dapat dikemukakan
beberapa tugas-tugas dan wewenang Kurator sebagai berikut : a.
Melakukan pengurusan dan atau pemberesan harta pailit.
306
b. Mengumumkan putusan Hakim tentang pernyataan pailit dalam Berita Negara
dan surat kabar yang ditetapkan oleh Hakim Pengawas.
307
303
Pasal 71 ayat 2 UU Nomor 37 Tahun 2004
304
Pasal 15 ayat 3 dan Penjelasannya
305
Sutan Remy Sjahdeini, op.cit. h. 213
306
Pasal 16 1 UU Nomor 37 Tahun 2004
307
Pasal 15 ayat 4 UU Nomor 37 Tahun 2004
c. Melaksanakan semua upaya untuk mengamankan harta pailit dan menyimpan
semua surat, dokumen, uang, perhiasan, efek, dan surat berharga lainnya.
308
d. Meminta penyegelan harta pailit kepada Pengadilan Niaga dengan alasan
untuk mengamankan harta pailit dengan melalui Hakim Pengawas.
309
e. Membuat pencatatan harta pailit termasuk surat, dokumen, uang dan
perhiasan, efek dan surat berharga lainnya. Pencatatan inventarisasi ini dapat dilakukan di bawah tangan dengan persetujuan Hakim pengawas.
310
f. Menyusun daftar utang dan piutang harta pailit, jumlah piutang masing-
masing kreditor.
311
g. Melanjutkan usaha debitor pailit atas persetujuan panitia Kreditor sementara,
bila panitia kreditor tidak ada diangkat maka untuk melanjutkan usaha debitor tersebut Kurator harus memerlukan izin dari Hakim Pengawas.
312
h. Membuka surat dan telegram yang dialamatkan kepada debitor pailit, sedang
surat dan telegram yang tidak berkaitan dengan harta pailit harus diserahkan kepada debitor pailit.
313
i. Menerima pengaduan dan keberatan yang berkaitan dengan harta pailit.
314
j. Memberikan sejumlah uang yang ditetapkan oleh Hakim Pengawas untuk
biaya hidup debitor pailit dan keluarganya.
315
k. Mengalihkan harta pailit sejauh diperlukan untuk menutup biaya kepailitan
atas persetujuan Hakim Pengawas.
316
308
Pasal 98 UU Nomor 37 Tahun 2004
309
Pasal 99 ayat 1 UU Nomor 37 Tahun 2004
310
Pasal 100 ayat 1, 2, Pasal 101 ayat 1 UU Nomor 372004
311
Pasal 102 UU Nomor 37 Tahun 2004
312
Pasal 104 ayat 1, 2, Pasal 101 ayat 1 UU Nomor 372004
313
Pasal 105 ayat 1 UU Nomor 37 Tahun 2004
314
Pasal 105 ayat 4 UU Nomor 37 Tahun 2004
315
Pasal 07 UU Nomor 37 Tahun 2004
l. Menyimpan uang, perhiasan, efek dan surat berharga lainnya, kecuali bila
oleh Hakim Pengawas ditentukan lain.
317
m. Mengadakan perdamaian guna mengakhiri suatu perkara, yakni setelah
meminta saran dari panitia kreditor sementara dan dengan izin dari Hakim Pengawas.
318
n. Memanggil debitor untuk memberikan keterangan yang diperlukan oleh
Hakim Pengawas, panitia kreditor dan Kurator.
319
o. Memberikan pendapat tertulis tentang rencana perdamaian dalam rapat
pencocokan piutang.
320
p. Melakukan pinjaman dari pihak ketiga hanya dalam rangka meningkatkan
nilai harta pailit.
321
q. Menyampaikan laporan kepada Hakim Pengawas mengenai keadaan harta
pailit dan pelaksanaan tugasnya setiap 3 tiga bulan, laporan tersebut bersifat terbuka untuk umum.
322
Kurator mempunyai dua kewajiban hukum dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Kewajiban tersebut adalah : a. statutory duties, yaitu kewajiban-
kewajiban yang ditentukan oleh Undang-undang; b. fiduciary duties atau ficuciary obligations yang diemban oleh Kurator karena Kurator memiliki fiduciary
relationships terhadap :
323
316
Pasal 108 UU Nomor 37 Tahun 2004
317
Pasal 109 UU Nomor 37 Tahun 2004
318
Pasal 110 UU Nomor 37 Tahun 2004
319
Pasal 110 UU Nomor 37 Tahun 2004
320
Pasal 146 UU Nomor 37 Tahun 2004
321
Pasal 69 b UU Nomor 37 Tahun 2004
322
Pasal 74 ayat 1, 2 UU Nomor 37 Tahun 2004
323
Sutan Remy Sjahdeini, op.cit. h. 224-225
a. Pengadilan, yang dalam UU Kepailitan Indonesia diwakili oleh Hakim
Pengawas. b.
Debitor. c.
Para Kreditor d.
Para Pemegang Saham. Dengan adanya fiduciary relationships ini maka Kurator akan mengemban
kepercayaan dari pengadilan, debitor, para kreditor dan para pemegang saham untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya demi kepentingan pihak-
pihak tersebut karena dengan demikian kurtor bertanggung jawab kepada pihak- pihak tersebut. “Kurator adalah perwakilan pengadilan dan dipercayai dengan
mempertaruhkan reputasi pengadilan untuk melaksanakan kewajibannya dengan tidak memihak”
324
3. Pengurus