pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli.
Dalam perkembangan selanjutnya istilah ADR memberi kesan bahwa pengembangan mekanisme penyelesian sengketa secara konsensus hanya dapat
dilakukan di luar pengadilan out of court, sedang saat ini sudah diterapkan mediasi di pengadilan sebagai annexed court berdasarkan PERMA Nomor 2
Tahun 2003. Hadimulyo memperkenalkan Strategi Penyelesaian Sengketa terdiri dari :
konsiliasi, fasilitasi, negosiasi dan mediasi ditambah dengan pengalaman di bidang birokrasi yakni konsultasi dan koordinasi, sedang fasilitasi adalah bantuan
pihak ketiga untuk menghasilkan suatu pertemuan atau perundingan yang produktif.
197
Beberapa bentuk PSA yang penting diuraikan sebagai berikut :
a. Negosiasi
Negosiasi merupakan salah satu bentuk PSA dimana para pihak yang bersengketa melakukan perundingan secara langsung ada kalanya didampingi
pengacaranya masing-masing untuk mencari penyelesaian sengketa yang sedang mereka hadapi ke arah kesepakatan bersama konsensus atas dasar win-win
solution. Negosiasi dapat diwujudkan dalam bentuk komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki
berbagai kepentingan yang sama maupun yang berbeda.
198
Secara umum
197
Hadimulyo, Mempertimbangkan ADR, Kajian Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Jakarta : ELSAM, 1997, h. 31-32.
198
Suyud Margono, op.cit. h. 49
negosiasi dapat diartikan sebagai suatu upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melalui proses peradilan dengan tujuan tercapai kesepakatan bersama atas
dasar kerja sama yang lebih harmonis dan kreatif.
199
Pengertian sehari-hari dari negosiasi adalah berunding atau bermusyawarah, asal katanya adalah negotiation
yang berarti perundingan, sedang yang mengadakan perundingan disebut negotiator. Manusia selalu melakukan negosiasi dalam kehidupannya sehari-hari
baik dalam kehidupan bisnis, pribadi, keluarga, pergaulan, mitra kerja, majikan, karyawan, teman bahkan dengan lawan sengketa. Bila seorang pelaku bisnis,
pengacara hendak melakukan negosiasi akan diperhadapkan dengan kegiatan besar, sehingga perlu mempersiapkan diri tentang apa yang harus dilakukannya
sewaktu melakukan negosiasi agar berjalan dengan baik. Melakukan negosiasi haruslah menggunakan strategi agar dapat dijalankan sebaik mungkin untuk
mencapai hasil yang saling menguntungkan. Gery Goodpaster mengemukakan strategi negosiasi sebagai berikut:
200
1 Bersaing kompetitif : strategi negosiasi dengan tawar menawar secara
kompetitif juga disebut hard bargaining tawar menawar bersikeras, distributive, positional, zero sum bargaining menang dalam tawar menawar
sebesar kekalahan pihak lawan atau win lose bargaining tawar menawar menang kalah. Maksud negosiasi bersaing ini adalah memperoleh
keuntungan maksimal yang diperoleh pelaku tawar menawar kompetitif terhadap siapa dilakukan negosiasi. Secara sederhana strategi ini
199
Jony Emirson, Hukum Bisnis Indonesia, Jakarta : Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Dirjendikti DepPenNas, PT. Prehalindo, 2002, h. 494.
200
Gary Goodpaster, Seri Dasar Hukum Ekonomi 9, Panduan Negosiasi dan Mediasi, terjemahan Nogar Simanjuntak, Jakarta : ELIPS, 1999, h. 22-25
mengutamakan keuntungan langsung tanpa memikirkan hubungan antara pihak-pihak bernegosiasi.
2 Berkompromi : strategi dengan tawar menawar kompromi kooperatif atau
juga disebut soft bargaining tawar menawar lunak atau win some lose some tawar menawar memberi dan menerima. Pelaku negosiasi kompromi ini
berpedoman pada pendapat bahwa mereka harus memberi ganti rugi atas beberapa yang mereka inginkan agar setidaknya mendapat sesuatu, dengan
perkataan lain mereka tidak hanya peduli atas keuntungan yang mereka terima, tetapi juga keuntungan yang didapat pihak lawan dengan siapa mereka
berurusan. Dalam jenis negosiasi ini, negosiator tidak mendapat semua yang diinginkan, tetapi hanya sebagian daripadanya.
3 Berkolaborasi atau menyelesaikan masalah : strategi negosiasi ini dilakukan
dengan kolaborasi atau bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan atau tujuan semua pihak. Tawar menawar ini disebut juga tawar menawar
integratif atau tawar menawar penyelesaian masalah. Kadang-kadang juga dinamai tawar menawar kepentingan atau tawar menawar positive sum atau
win-win. Dalam tawar menawar ini para pihak bertujuan memenuhi kepentingan mereka sendiri seperti juga kepentingan pihak pelaku mitra
tanding negosiasinya. Para negosiator mengusahakan keuntungan maksimal mereka sendiri dan keuntungan bagi pihak mitra tandingnya. Untuk ini
mereka sebagai para pihak harus berkolaborasi guna menyelesaikan problem dari penentuan tindakan bersama apa yang dapat mereka lakukan guna
memenuhi kepentingan masing-masing.
Tidak ada yang dapat memaksakan seorang negosiator harus memilih salah satu strategi negosiasi yang telah dikemukakan, kecuali mungkin budaya
setempat, adat istiadat, kebiasaan pelaksanaan dalam bidang tertentu, atau tempat negosiasi yang mengharuskan para pihak negosiator untuk melakukan negosiasi
dalam salah satu cara tertentu. Keadaan, harapan dan masalah serta kepribadian para pihak, kepentingan para pihak dan masalah yang timbul di antara mereka dan
pengetahuan para pihak mengenai metode tawar menawar sangat memungkinkan membentuk pilihan mereka atas strategi negosiasi yang cocok bagi mereka yang
sejalan dengan strategi bentuk dasar yang yang telah disebutkan atau gabungan kombinasi dari keduanya.
Ada 7 tujuh prinsip umum negosiasi yang harus dilaksanakan, yaitu :
201
1 Negosiasi melibatkan dua pihak atau lebih
2 Pihak-pihak itu harus membutuhkan ketertiban satu sama lain dalam mencapai
hasil yang diinginkan bersama. 3
Pihak-pihak yang bersangkutan setidak-tidaknya pada awalnya menganggap negosiasi sebagai cara yang lebih memuaskan untuk menyelesaikan sengketa
dibandingkan dengan metode-metode yang lain. 4
Masing-masing pihak harus beranggapan bahwa ada kemungkinan untuk membujuk pihak lain untuk memodifikasi posisi awal mereka.
5 Setiap pihak harus mempunyai harapan akan sebuah hasil akhir yang mereka
terima dan suatu konsep tentang seperti apa hasil akhir itu. 6
Masing-masing pihak harus mempunyai suatu tingkat kuasa atas kemampuan pihak lain untuk bertindak.
201
Alan Fowler, dikutip oleh Runtung Sitepu dalam Modul Penyelesaian Sengketa Alternatif, Medan : PPS USU, 2003, h. 5
7 Proses negosiasi itu sendiri pada dasarnya merupakan salah satu interaksi di
antara orang-orang, terutama antara komunikasi lisan yang langsung, walaupun kadang-kadang dengan elemen tertulis.
b. Mediasi