Malaysia Reorganisasi Perusahaan Menurut Ketentuan Perundang-undangan di Beberapa Negara Common Law

Jika rencana perdamaian tersebut telah disetujui, selanjutnya harus dimintakan pengesahan homologasi kepada pengadilan. Bila pengadilan berpendapat bahwa isi dari perdamaian tersebut tidak rasional dan tidak bermanfaat bagi sejumlah besar para kreditor, atau jika dalam hal pengadilan harus menolak perkara itu sebagai perkara kepailitan Bankruptcy, berdasarkan kewenangan dan pertimbangannya pengadilan harus menolak untuk mengesahkan rencana perdamaian tersebut Section 18 9 Companies Act. Pengadilan tidak akan mengesahkan suatu rencana jika tidak mengatur pembayaran utang yang harus didahulukan sebagaimana urutan prioritas dalam pembagian asset dalam kepailitan Backruptcy. Jika pengadilan mengesahkan rencana perdamaian tersebut, maka perdamaian itu akan mengikat bagi semua kreditor termasuk yang tidak menyetujui, dan penetapan Receiver harus dicabut.

3. Malaysia

Undang-undang Kepailitan yang berlaku di Malaysia adalah Bankruptcy Act Act 360 yang biasa disebut Bankruptcy Act 1967 yang berlaku untuk seluruh wilayah Federasi Malaysia. Menurut Undang-Undang ini permohonan pailit Bankruptcy Petition dapat diajukan oleh debitor maupun kreditor, dan berdasarkan permohonan itu Pengadilan Tinggi High Court yang berwenang menangani kasus kepailitan Bankruptcy Case, 409 akan mengeluarkan suatu penetapan yang tujuannya untuk menyelematkan seluruh harta kekayaan debitor. 409 Bankruptcy case ditangani oleh Mahkamah Tinggi High Court yang terdiri dari: 1. Mahkamah Jenayah Tinggi Pidana, 2. Mahkamah Civil Tinggi Perdata dan 3. Mahkamah Dagang Tinggi Dagang + Bankruptcy, dan bila putusan ditolak, memerintahkan Pejabat Pemegang Harta untuk tidak melaksanakan putusan Mahkamah Tinggi dan perkaranya diteruskan ke Mahkamah Dagang Appeal. Hasil wawancara dengan: Puan Azwar Nida Bte. Affandi, Hakim Bankrap Mahkamah Dagang Tinggi, Kualalumpur, 25 Nopember 2004. Penetapan ini disebut juga Receiving Order yang isinya juga menunjuk dan menetapkan Official Assignee sebagai Receiver yang mengurusi harta kekayaan debitor. 410 Kreditor atau para Kreditor dapat mengajukan pailit terhadap debitor apabila terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 411 a. Apabila piutang kreditor atau para kreditor bersama-sama berjumlah + 10.000 ringgit. b. Utang tersebut sudah harus dibayar tunai dengan segera atau pada waktu tertentu dikemudian hari. c. Peristiwa atau keadaan yang mendasari adanya permohonan pailit telah terjadi dalam waktu 6 enam bulan sebelum permohonan diajukan. d. Debitor berdomisili di dalam wilayah federasi atau di negara lain tapi kegiatan bisnisnya atau perwakilannya berada di wilayah federasi. Pada waktu rapat para kreditor pertama atau rapat berikutnya, berdasarkan adanya resolusi yang memenuhi syarat, para kreditor dapat memutuskan untuk menawarkan suatu rancangan tentang pelunasan utang-utang debitor atau rancangan kesepakatan mengenai kewajiban debitor yang tujuannya untuk memperoleh kesepakatan perdamaian. Rencana perdamaian tidak akan mengikat bagi para kreditor kecuali pada rapat para kreditor berikutnya telah memperoleh persetujuan dari paling sedikit ¾ tiga perempat dari jumlah kreditor yang diakui, dan renacna perdamaian yang telah disetujui ini harus memperoleh pengesahan dari pengadilan. Sehingga setelah memperoleh persetujuan dari para kreditor selanjutnya debitor ataupun 410 Section 4, Section 8 Bankruptcy Act 1967 411 Section 5 1 Bankruptcy Act 1967 Official Assignee harus mengajukan permohonan pengesahan atas rencana perdamaian itu kepada pengadilan. Sebelum pengadilan mengesahkan rencana tersebut harus lebih dahulu mendengar laporan dari Official Assignee mengenai isi rencana, perilaku dari debitor dan juga harus mendengar tanggapan dari para kreditor atau kuasanya. Bila pengadilan berpendapat bahwa isi dari rencana tersebut tidak rasional dan tidak akan memberi manfaat bagi kreditor secara keseluruhan, atau jika menurut undang-undang, pengadilan harus menolak perkara itu sebagai perkara kepailitan Bankruptcy atau bila terbukti berdasarkan Undang-Undang pengadilan harus menolaknya usaha berdasarkan kewenangan dan pertimbangannya pengadilan harus menolak pengesahan rencana perdamaian tersebut. Jika pengadilan mengesahkan rencana perdamaian tersebut haruslah dibubuhi dengan meterai dan cap yang dilekatkan pada lembar-lembar isi rencana, atau dapat juga isi rencana perdamaian itu disatukan dengan penetapan pengesahannya. Suatu rencana yang telah disetujui dan disahkan akan mengikat seluruh kreditor sebesar piutangnya yang telah dibuktikan dalam proses kepailitan Bankruptcy. Isi persetujuan dalam rencana perdamaian dapat dilaksanakan oleh pengadilan berdasarkan adanya permohonan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Ketidakpatuhan terhadap pelaksanaan yang dilakukan oleh pengadilan dianggap sebagai suatu penghinaan atau pelecehan terhadap pengadilan Contempt of Court. Bila terbukti ada cacat dalam melakukan pembayaran cicilan dalam rangka pelaksanaan perdamaian atau jika terbukti bahwa perdamaian telah dibuat dengan cara tidak adil atau pengesahannya dicapai karena penipuan, maka berdasarkan permohonan dari para kreditor, pengadilan dapat menyatakan bahwa debitor dalam keadaan pailit sekaligus membatalkan rencana perdamaian itu. Tetapi pengadilan tidak berhak membatalkan penjualan atau tindakan lainnya yang telah dilakukan dalam upaya menjalankan isi perdamaian. Pengajuan rencana perdamaian dilakukan oleh para kreditor pada rapat para kreditor pertama atau pada rapat penundaan berikutnya, yakni pada saat belum ada pernyataan pailit terhadap debitor sehingga debitor tidak sempat atau belum dinyatakan pailit. Namun menurut ketentuan lainnya dari Bankruptcy Act 1967 pengajuan rencana perdamaian dapat juga diajukan oleh para kreditor setelah debitor dinyatakan pailit, hal itu diuraikan dalam ketentuan sebagai berikut: Where a debtor is adjudged bankrupt the creditors may, if they think fit, at any time after the adjudication, by special resolution, resolve to entertain a proposal for a composition in satisfaction of the debts due to them under the bankruptcy, or for a scheme of arrangement of the Bankrupt’s affairs, and there upon the same proceedings shall be taken and the same consequences shall ensue as in the case of a composition or scheme entertained at the first meeting of creditors. 412 Bila debitor telah dinyatakan pailit oleh pengadilan, berdasarkan resolusi yang telah memenuhi syarat, setiap waktu dan bila dianggap perlu para kreditor dapat menawarkan suatu rencana penyelesaian utang yang diinginkannya berdasarkan kepailitan atau suatu rencana kesepakatan mengenai kepailitan, dan untuk itu 412 Section 26 1 Bankruptcy At 1967 hukum acara yang berlaku dan akibatnya adalah sama dengan rencana perdamaian yang diajukan pada rapat para kreditor pertama. Jika pengadilan menyetujui atau mengesahkan rencana perdamaian itu, pengadilan dapat membatalkan kepailitan debitor, sedang harta pailit dikembalikan kepada debitor atau kepada seorang tertentu yang ditunjuk oleh pengadilan sesuai dengan keadaan tertentu yang diumumkan oleh pengadilan. Bila terbukti ada cacat dalam melakukan pembayaran cicilan dalam rangka pelaksanaan isi perdamaian atau bila terbukti bagi pengadilan bahwa perdamaian telah dibuat dengan cara tidak adil atau dengan penundaan yang tidak perlu, atau bila pengesahan dari pengadilan dicapai karena penipuan, maka berdasarkan permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan dapat menyatakan bahwa debitor dalam keadaan pailit dan sekaligus membatalkan rencana perdamaian. Namun pengadilan tidak berhak membatalkan penjualan atau tindakan lainnya yang telah dilakukan dalam upaya menjalankan isi perdamaian. Apabila debitor dinyatakan pailit dengan cara tersebut di atas semua utang-piutang yang diakui dan dibuat sebelum pernyataan pailit, harus diakui dalam kepailitan tersebut. Dalam ketentuan Undang-Undang Kepailitan Malaysia atau Bankruptcy Act 1967 ini, rencana perdamaian dapat diajukan sebelum debitor dinyatakan pailit yakni pada rapat kreditor pertama dan juga dapat diajukan rencana perdamaian pada waktu setelah debitor dinyatakan pailit oleh pengadilan. Tetapi dalam Undang-Undang tersebut tidak ada diatur secara tegas tentang Reorganisasi.

C. Reorganisasi Perusahaan Menurut Ketentuan Perundang-undangan di