kreditor tidak menyetujui memberikan PKPU secara tetap, maka debitor harus dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga.
e. Kreditor dalam Kepailitan
Kreditor adalah subjek hukum baik perseorangan maupun badan hukum yang mempunyai hak untuk menagih sejumlah uang dari debitor setelah lewat
waktu yang diperjanjikan atau karena kewajiban telah timbul karena undang- undang. Kreditor dapat menyita dan melaksanakan penjualan benda milik debitor
guna pelunasan piutangnya. Benda-benda mana yang dapat disita dan urutan- urutannya serta cara penjualannya haruslah memperhatikan hak debitor serta
menurut ketentuan hukum yang berlaku. Pada asasnya debitor tidak mempersoalkan siapa kreditornya selama
semua kewajiban prestasi dan syarat-syaratnya sama. Kalau kreditornya tertentu yakni berupa tagihan atas nama maka “cara pengoperannya dilakukan dengan
formalitas tertentu dengan membuat akte cassie”
148
atau dengan cara membuat pengakuan utang schuld-bekentenis baik atas tunjuk maupun atas bawa.
Para kreditor dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis sesuai dengan tingkat kedudukannya yang dapat dibedakan dari cara pelunasannya oleh debitor.
Mariam Darus Badrulzaman dalam bukunya Aneka Hukum Bisnis menyatakan: Hasil penjualan asset debitor yang dibayarkan kepada kelompok kreditor
sebagai berikut : 1
Biaya eksekusi untuk benda bergeraktidak bergerak yang tertentu Pasal 1139 ayat 1 KUH perdata
2 Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan suatu barang Pasal
1139 ayat 4 KUH Perdata 3
Kreditor pada butir 1 dan 2 di atas adalah berdasarkan hak istimewa khusus speciale voorrechten terhadap hasil penjualan benda tertentu
Pasal 1134, 1138, 1139 ayat 1 dan 4 KUH Perdata.
148
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan pada umumnya, Bandung : Alumni, 1993, h.26
4 Biaya perkara karena pelelangan Pasal 1149 ayat 1 atas benda bergerak
dan tidak bergerak pada umumnya. 5
Upah karyawan Pasal 1149 ayat 94 atas benda bergerak dan tidak bergerak berupa : Pasal 1138, 1149 KUH Perdata
6 Kreditor Negara untuk pelunasan pajak Pasal 1134 alinea 2 jo. UU
tentang ketentuan Pajak No. 6 Tahun 1983 7
Kreditor pemegang gadai dan hipotek Pasal 1133 KUH Perdata 8
Kreditor berdasarkan hak istimewa privilege, selebihnya baik khusus dan umum pasal 1134, 1139 KUH Perdata
9 Kreditor yang mempunyai kedudukan sama pari pasu, konkuren yang
dibayar seimbang pond-pond gewijs menurut besar kecilnya hutang Pasal 1132 KUH Perdata.
149
Dari pengelompokan tersebut di atas dapat dilakukan pembagian kreditor
ke dalam 3 tiga bagian besar, yaitu : 1
Kreditor Separatis Secured Creditor 2
Kreditor Preferen 3
Kreditor Konkuren Unsecured Creditor Kreditor separatis pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan,
hipotek, atau agunan atas kebendaan lainnya berada di luar kepailitan karena dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan.
150
Namun ditentukan kemudian bahwa bahwa hak eksekusi kreditor separatis ini
ditangguhkan untuk paling lama 90 sembilan puluh hari sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan.
151
Penangguhan ini tidak berlaku terhadap tagihan kreditor yang dijamin dengan uang tunai dan hak kreditor untuk
memperjumpakan utang.
152
Jangka waktu penangguhan stay tersebut demi hukum berakhir pada saat kepailitan diakhiri lebih cepat atau pada saat
dimulainya keadaan insolvensi.
153
Sedang hak eksekusi kreditor separatis ini
149
Mariam Darus Bz, op.cit. h.131-132
150
Pasal 55 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004
151
Pasal 56 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004
152
Pasal 56 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004
153
Pasal 57 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004
harus dilaksanakan dalam jangka waktu paling lambat 2 dua bulan setelah dimulainya keadaan insolvensi.
154
Kreditor preferen,
155
mempunyai kedudukan istimewa yang harus didahulukan dari kreditor lainnya. Biaya perkara, biaya eksekusi maupun
privilege khusus dan umum serta utang pajak adalah tagihan-tagihan yang harus didahulukan pelunasannya.
Kreditor konkuren adalah kreditor-kreditor yang tidak mempunyai hak istimewa dan bukan pula pemegang hak tanggungan, dan kedudukannya masing-
masing adalah sama. Pembayaran utang kepada kreditor konkuren adalah menurut keseimbangan yang biasa disebut pembayaran secara “pari passu pro rata parte”.
Pembayaran secara berimbang ini juga berlaku apabila ternyata dalam verifikasi jumlah harta lebih kecil dari jumlah utang.
Berpegang pada asas concursus creditorium, bila putusan pernyataan pailit telah ditetapkan, maka diterima suatu anggapan hukum bahwa seluruh kreditor
menjadi pihak dalam putusan tersebut dan terikat atas isi putusan itu. Berdasarkan pada asas dan anggapan hukum tersebut, maka setiap kreditor berhak mengajukan
upaya hukum kasasi maupun peninjauan kembali atas putusan pernyataan pailit itu.
f. Debitor dalam Kepailitan