perbuatan perusahaan debitor yang merugikan para kreditor yang diduga dilakukan dengan itikad buruk.
1. Tanggung Jawab Pengurus Perusahaan.
Terjadinya kesulitan keuangan suatu perusahaan tidaklah selalu disebabkan bisnis yang tidak baik dijalankan, tetapi karena para pengurus tidak
memiliki kemampuan mengelola perusahaan, malah lebih jauh kemungkinan itu diakibatkan tindakan-tindakan para pengurus perusahaan yang mendahulukan
kepentingan pribadi daripada kepentingan perusahaan. Bilamana suatu perusahaan berada dalam keadaan keuangan yang sulit karena kelalaian atau
ketidakmampuan pengurus, maka para pengurus harus bertanggung jawab secara pribadi. Dalam Undang-Undang Kepailitan tidak ada diatur tentang tanggung
jawab pengurus akibat perusahaan dinyatakan pailit akibat kelalaian atau karena kesalahan dari pengurus, tetapi secara khusus dalam pasal 104 ayat 2 dan ayat
3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UUPT telah diatur tanggung jawab pengurus perusahaan.
Sudah merupakan ketentuan umum bahwa bila dalam pengurusan perusahaan telah dilakukan tindakan-tindakan berlandaskan itikad baik, pengurus
dari suatu perusahaan yang mengalami kerugian atau yang dinyatakan pailit tidak dapat dimintai atau dituntut pertanggung jawaban secara finansial. Berpegang
pada asas pemisahan, dimana suatu perusahaan adalah suatu subjek hukum yang terpisah dari para pengurusnya, maka utang-utang perusahaan harus dilunasi dari
hasil penjualan harta kekayaan perseroan itu sendiri, bukan dari harta kekayaan para pengurusnya. Dalam hal ini masih berlaku pengecualian, yakni bilamana
para pengurus melakukan kesalahan atau kelalaian dengan beritikad buruk bad faith sehingga perusahaan dinyatakan pailit, maka para pengurus perusahaan
harus bertanggung jawab secara pribadi, bila kekayaan dari perusahaan tidak cukup untuk menutupi kerugian akibat kepailitan tersebut. Untuk itu setiap
anggota direksi pengurus perusahaan secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian itu. Namun Pasal 104 ayat 4 UUPT menegaskan bahwa
anggota direksi yang dapat membuktikan bahwa kepailitan bukan karena kesalahan atau kelalaiannya, tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng
atas kerugian yang diderita oleh perusahaan tersebut.
2. Tugas dan Kewajiban Pengurus Perusahaan