Perdamaian dalam PKPU Murni

Menimbang, bahwa mengenai imbalan jasa Pengurus, karena belum ada pengajuan hitungan dari Pengurus dan Hakim Pengawas, maka akan ditetapkan kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman No.: M.09– HT.05.10 Tahun 1998 ; Menimbang, bahwa mengenai ongkos perkara, sudah selayaknya dibebankan kepada Pemohon ; Memperhatikan : Pasal 265, 269 dan 273 UU no. 4 Tahun 1998 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang ada kaitannya dengan perkara ini : Memutuskan : – Menyatakan Perjanjian Perdamaian tertanggal 15 Agustus 2002 yang dibuat dan ditandatangani oleh Pemohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU PT. BERNAS MADU SARI BMS dan para Krediturnya adalah sah dan mengikat ; – Menghukum Pemohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU dan para krediturnya untuk mentaati Perjanjian Perdamaian yang telah disepakati tersebut ; – Menyatakan imbalan Jasa pengurus ditetapkan kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. M.09–HT.05.10 Tahun 1998 ; – Menghukum Pemohon membayar ongkos perkara yang hingga kini ditaksir sebesar Nihil;

3. Perdamaian dalam PKPU Murni

a. Sebagai Debitor, Djumharbey Anwar yang kedudukannya sebagai Direktur Utama PT Perusahaan dagang dan industri Ometraco telah mengajukan Permohonan PKPU murni kepada Pengadilan Niaga Di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang terdaftar dengan Nomor 015PKPU2000PN. Niaga.Jkt.Pst. Berdasarkan permohonan tersebut Pengadilan Niaga tersebut telah memutuskan dengan menyatakan sah dan berlaku serta mengikat Perdamaian antara Debitor Pemohon PKPU dengan seluruh Kreditornya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Perdamaian tertanggal 25 September 2000. Dengan demikian Pengadilan Niaga tersebut telah menyatakan berakhir PKPU dan menghukum Debitor Pemohon PKPU dan seluruh Kreditor yang bersangkutan untuk tunduk dan mematuhi dan melaksanakan isi Perdamaian yang dimaksud, dan Putusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Putusan Nomor 015PKPU2000PN. Niaga.Jkt.Pst. tertanggal 28 September 2000. 433 Kasus Posisi : Djumharbey Anwar, pekerjaan Direktur utama PT Perusahaan dagang dan industri Ometraco, beralamat di Wisma PEDE, Lt.3, jln. MT. Haryono kav. 17, Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Suria Nataatmadja, SH dkk, PengacaraAdvokat, Kantor Hukum Suria Nataatmadja Associates di Jln. Malaka Nomor 19D Jakarta, sebagai Pemohon PKPU, telah mengajukan permohonan dengan alasan-alasan sebagai berikut : a. Pemohon PKPU adalah Perusahaan induk holding company yang utama usahanya adalah melakukan investasi dan atau penyertaan pada perusahaan lain ; 433 Himpunan Putusan-putusan pengadilan Niaga, Depkeh dan HAM RI Dirjen Badan Peradilan Umum dan TUN, Jakarta, 2001, h. 49–62 b. Bahwa Pemohon PKPU memiliki utang kepada para kreditur sebagaimana diuraikan dalam daftar Kreditur Pemohon PKPU yang menyatakan nama, jumlah utang pokok, tanggal jatuh tempo dan alamat dari masing-masing kreditur Pemohon PKPU Bukti P–1 ; c. Bahwa Pemohon PKPU memiliki harta kekayaan aktiva berupa uang tunai, deposito, surat berharga dan penyertaan, tagihan, bangunan dan mobil, satu dan lain sebagaimana tercantum dalam Bukti P-2 ; d. Bahwa posisi keuangan Perseroan Pemohon PKPU adalah sebagaimana diuraikan dalam Neraca Pembukuan pasiva dan Aktiva tertanggal 30 Juni 2000 dan nilai harta kekayaan Pemohon PKPU adalah sebesar Rp. 56.111.712.566,- Bukti P-3 ; e. Bahwa mengingat keadaan ekonomi sebagai akibat dari masa krisis moneter yang berkepanjangan dan hasil dari kegiatan usaha Pemohon PKPU pada saat ini yang tidak dapat diharapkan, maka Pemohon PKPU merasa tidak akan melanjutkan pembayaran atas utang-utangnya dan karenanya pada kesempatan ini mengajukan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ; f. Bahwa Pemohon PKPU sedang mempersiapkan rencana perdamaian untuk diajukan kepada para kreditur dalam waktu dekat ; g. Bahwa pada kesempatan ini pula Pemohon PKPU mohon agar Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan negeri Jakarta Pusat mengangkat Majelis Hakim yang ada pada Pengadilan Niaga yang akan memeriksa dan memutus perkara Permohonan PKPU ini ; h. Bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 214 dari Undang-Undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998, kami mmohon agar Pengadilan dapat menunjuk seorang pengurus yaitu Drs. Ken Bernadi dari Kantor Akuntan Publik Drs. Bernadi Rekan, jalan Cikini Raya No. 9. Jakarta Pusat, yang telah terdaftar di Direktorat Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia No. C– HT.05.1422 Tahun 1999 tanggal 30 Maret 1999, sebagai pengurus dari Pemohon PKPU; Berdasarkan alasan-alasan dan bukti tersebut, Pemohon PKPU mohon kepada Yang Terhormat Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan negeri Jakarta Pusat, agar berkenan memeriksa dan memutuskan sebagai berikut : a. Mengabulkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Pemohon PKPU; b. Menetapkan dan menunjuk Majelis Hakim Niaga yang ada pada Pengadilan Niaga; c. Menunjuk Hakim Pengawas. d. Mengangkat Drs. Ken Bernadi dari Kantor Akuntan Publik Drs. Bernadi Rekan, sebagai Pengurus dari Pemohon PKPU ; atau : mohon Putusan yang seadil-adilnya ex aequo et bono ; Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut di atas, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan putusan Nomor : 015PKPU2000PN. NiagaJkt.Pst., tanggal 8 Agustus 2000 telah menjatuhkan putusan, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : ISI PUTUSAN : 1 Mengabulkan Penundaan sementara Kewajiban Pembayaran Utang yang diajukan oleh Pemohon P.T. Perusahaan Dagang Industri Ometraco, disingkat P.T. Ometraco, beralamat di Wisma Pede, lantai 3, jalan MT. Haryono Kav. 17 Jakarta Selatan. 2 Menunjuk Mahdi Soroinda Nasuition, S.H. Hakim Niaga pada Pengadilan negeri Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas. 3 Mengangkat Drs. Ken Bernadi dari Kantor Akuntan Publik Drs. Bernadi Rekan, Jalan Cikini Raya No. 9 Jakarta pusat sebagai Pengurus yang bersama dengan debitur mengurus harta debitur. 4 Menetapkan hari persidangan berikutnya pada hari Kamis, tanggal 21 September 2000, pukul 10.00 WIB bertempat di ruangan sidang Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat di Jalan Gajah Mada No. 17 Jakarta pusat. 5 Memerintahkan Pengurus untuk memanggil debitur dan para kreditur yang dikenal dengan surat tercatat atau melalui kurir untuk menghadap dalam persidangan pada hari yang ditetapkan dalam dictum pada angka 4 di atas. 6 Menangguhkan penentuan besarnya biaya pengurusan harta debitur termasuk imbalan jasa bagi Pengurus sampai dengan berakhirnya tugas kepengurusan yang dilakukan oleh Pengurus. 7 Menangguhkan putusan mengenai ongkos perkara sampai dengan berakhirnya Penundaan Kewajiban Pembayaran utang PKPU. Menimbang, bahwa pada hari persidangan sebagaimana ditetapkan dalam amar putusan angka 4 tersebut diatas, hadir Hakim Pengawas dan juga Pengurus; Menimbang, bahwa untuk debitur hadir Djumharbey Anwar dalam jabatannya selaku Direktur Utama P.T. Ometraco didampingi oleh kuasa hukumnya yang sah bernama P. Heru Tumbelaka, S.H ; Menimbang, bahwa kreditur yang hadir dalam persidangan adalah masing- masing kuasa hukum yang sah dari : 1. BADAN PENYEHATAN PERBANKKAN NASIONAL BPPN. 2. BCA–SURABAYA 3. BANK DANAMON JAKARTA 4. BANK BUMI DAYA SURABAYA 5. BII–JAKARTA. 6. P.T. ABDI GUNA KARYA GEMILANG. 7. EASTUEST VENTURE LIMITED. 8. LEXOR CLUB LIMITED. 9. YORRICK HOLDING LIMITED. 10. SEEWILL INTERNATIONAL LIMITED. 11. WAN LIN ASSETS LIMITED. 12. P.T. ARSI BINA VENTURINDO. 13. TYPEDEEP ENTERPRISE LIMITED. Menimbang, bahwa dalam Persidangan Hakim Pengawas telah menyampaikan laporan ; Menimbang, bahwa dalam laporannya tersebut pada pokoknya Hakim Pengawas melaporkan, hal-hal sebagai berikut : a. Jumlah seluruh kreditur : 13. b. Kreditur yang hadir : 12, yang tidak hadir : BPN Singapura. c. Kreditur yang menerima : 10 dengan jumlah suara : 34.221 suara. d. Kreditur yang menolak : 2 dengan jumlah suara : 9.815 suara. e. Hasil voting menunjukkan bahwa mayoritas kreditur atau lebih dari 23 dari seluruh tagihan menerima rencana Perdamaian yang diusulkan Pemohon PKPU. Menimbang, bahwa selanjutnya Pengurus menyampaikan laporannya dalam persidangan ; Menimbang, bahwa isi pokok laporan Pengurus adalah bahwa voting atau pemungutan suara terhadap rencana Perdamaian yang diajukan debitur telah dilaksanakan dalam rapat kreditur dibawah pimpinan Hakim Pengawas yang diselenggarakan pada tanggal 20 September 2000; Menimbang, bahwa dalam laporan tersebut, Pengurus mengemukakan bahwa hasil voting, adalah sebagai berikut : a. Yang menyetujui rencana perdamaian yang diajukan debitur sebanyak 8 delapan Kreditur. b. Yang tidak menyetujui rencana perdamaian sebanyak 3 tiga Kreditur. Menimbang, bahwa laporan Hakim Pengawas dan laporan Pengurus beserta lampiran-lampirannya terlampir dalam Berita Acara Sidang yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan putusan ini. Menimbang, bahwa tidak ada bantahan atau pernyataan berkeberatan yang diajukan dalam persidangan baik oleh debitur maupun para kreditur yang hadir terhadap laporan Hakim Pengawas dan juga terhadap laporan Pengurus. Menimbang, bahwa untuk mempertegas hal diatas khususnya yang berkaitan dengan hasil yang dilaporkan baik oleh Hakim Pengawas maupun Pengurus, Hakim Ketua Majelis meminta tanggapan dari Para Kreditur; Menimbang, bahwa dari tanggapan yang disampaikan oleh para kreditur dalam persidangan dihubungkan dengan laporan Pengurus dan Hakim Pengawas antara lain dapat diketahui bahwa Kreditur-Kreditur yang menyetujui usul perdamaian yang diajukan oleh Debitur adalah : 1. TYPEDEEP ENTERPRISES Limited, dengan jumlah tagihan = Rp. 8.758.725.000,- 2. SEEWELL INTERNATIONAL Limited, dengan jumlah tagihan = Rp. 116.742.500.000,- 3. P.T. ARSI BINA VENTURINDO, dengan jumlah tagihan = Rp. 21.725.000.000,- 4. YORRICK HOLDING Limited, dengan jumlah tagihan = Rp. 39.125.000.000,- 5. WAN LIN ASSETS Limited, dengan jumlah tagihan = Rp. 26.075.000.000,- 6. LEXOR CLUB Limited, dengan jumlah tagihan = Rp. 9.410.222.000,- 7. P.T. ABDI GUNA KARYA GEMILANG, jumlah tagihan = Rp. 41.991.080.000,- 8. EASTVEST VENTURE Limited, dengan jumlah tagihan = Rp. 78.383.920.000,- Jumlah tagihan = RP. 342.221.447.000,- Menimbang, bahwa selain hal diatas dapat pula diketahui bahwa Kreditur yang tidak menyetujui usul perdamaian yang diajukan oleh Debitur adalah : 1. BPPNBCA, dengan jumlah tagihan sebesar = Rp. 50.557.087.096,- 2. BPPNBank Danamon, jumlah tagihan sebesar = Rp. 26.384.663.531,- 3. BII, dengan jumlah tagihan sebesar = Rp. 21.306.328.978,- Jumlah tagihan = Rp. 98.248.079.605,- Menimbang, bahwa usul perdamaian yang telah disetujui oleh 8 delapan kreditur dari 11 sebelas yang mengikuti voting dituangkan kedalam Perjanjian Perdamaian tertanggal 25 September 2000 dan ditandatangani oleh para Kreditur yang telah menyetujuinya; Menimbang, bahwa perjanjian perdamaian tersebut dengan beberapa lampiran diserahkan kepada Majelis Hakim dan terlampir dalam Berita Acara sidang; Menimbang, bahwa selanjutnya untuk segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan telah dicatat seluruhnya dalam Berita Acara Sidang yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari putusan ini; Tentang Hukumnya : Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah agar Pengadilan Niaga pada Pengadilan negeri Jakarta Pusat mengabulkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU bagi Pemohon ; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 212 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, pemberian PKPU tersebut dimaksudkan pada umumnya untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran seluruh atau sebagaian utang kepada kreditur konkuren; Menimbang, bahwa permohonan Pemohon tersebut diatas telah dikabulkan oleh pengadilan sesuai ketentuan Pasal 214 ayat 2 Undang-undang no. 4 Tahun 1998, dengan Putusan Nomor 015PKPU2000PN. Niaga.Jkt.Pst., tanggal 8 Agustus 2000, yang dalam amarnya, pada pokoknya pengadilan mengabulkan Penundaan sementara Kewajiban Pembayaran utang untuk Pemohon; Menimbang, bahwa berkaitan dengan permohonannya ini, Pemohon telah mengajukan rencana perdamaian usulan penyelesaian utang P.T. Ometraco Revised tertanggal 8 September 2000, terlampir didalamnya daftar aktiva dan perincian utang P.T. OMETRACO; Menimbang, bahwa sesuai laporan Pengurus dan Hakim Pengawas pengajuan tagihan Para Kreditur Konkuren dari Debitur Pemohon PKPU telah diterima oleh Pengurus, untuk itu telah pula diadakan pencocokan verifikasi dalam rapat-rapat yang dipimpin oleh Hakim Pengawas; Menimbang, bahwa dalam laporan Pengurus tercantum besarnya tagihan para kreditur dengan hak suara yang dimiliki oleh masing-masing Kreditur itu; Menimbang, bahwa telah dilaporkan juga bahwa rencana perdamaian yang diusulkan oleh debitur seperti tersebut diatas sudah dibicarakan dan terhadap rencana perdamaian itu telah dilakukan pemungutan suara voting dalam rapat Kreditur yang dipimpin Hakim Pengawas ; Menimbang, bahwa khusus yang menyangkut voting tersebut diatas, para Kreditur yang hadir dalam persidangan telah pula memberikan keterangan dan tanggapannya masing-masing ; Menimbang, bahwa rencana perdamaian yang telah dituangkan kedalam perjanjian perdamaian dan yang telah ditandatangani oleh Kreditur-Kreditur yang menyetujuinya diajukan dalam persidangan ; Menimbang, bahwa berdasar laporan Hakim Pengawas, laporan Pengurus, tanggapan Para Kreditur dan Debitur serta perjanjian perdamaian yang telah ditandatangani tersebut diatas yang satu dan yang lainnya saling bersesuaian, terbukti bahwa hasil voting yang telah dilaksanakan di bawah pimpinan Hakim Pengawas terhadap usul perdamaian yang diajukan oleh Debitur adalah sebagai berikut : 1. Kreditur Konkuren yang hadir dalam rapat kreditur dan ikut voting yang juga hadir dalam sidang Majelis Hakim pada tanggal 21 September 2000 adalah : 1. BCABPPN, dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 50.557.087.096,- hak suara :5.056; 2. Bank DanamonBPPN dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 26.384.663.531,- hak suara : 2.638; 3. BII, dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 21.306.328.978,- hak suara : 2.131; 4. P.T. Abdi Guna Karya Gemilang, dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 41.991.080.000,- hak suara : 4.199; 5. Eastvest Venture Limited, dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 78.383.920.000,- hak suara : 7.838; 6. Lexor Club Limited, dengan jumlah tagihan Rp. 9.410.222.000,- hak suara : 941; 7. Yorrick Holding Limited, dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 39.125.000.000,- hak suara : 3.913; 8. Seewell International Limited, dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 116.742.500.000,- hak suara : 114.674; 9. Wan Lin Assets Limited, dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 26.075.000.000,- hak suara : 2.608; 10. P.T. Arsi Bina Venturindo, dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 21.725.000.000,- hak suara : 2.173; 11. Typedeep Enterprises Limited, dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 8.758.725.000,- hak suara: 876. 2. Dari 11 sebelas Kreditur tersebut diatas, yang menyetujui usul perdamaian dari debitur, sebanyak 8 delapan Kreditur dengan total jumlah tagihan yang diakui seluruhnya sebesar Rp. 342.211.447.000,- tiga ratus empat puluh dua milyar dua ratus sebelas juta empat ratus empat puluh tujuh ribu rupiah, Kreditur-Kreditur yang menyetujui usulan perdamaian dimaksud disini adalah Kreditur-Kreditur yang menyetujui usulan perdamaian dimaksud disini adalah Kreditur-Kreditur pada angka 1.4 sampai dengan 11 tersebut diatas. 3. Dari 11 sebelas Kreditur tersebut diatas, yang tidak menyetujui usul perdamaian dari Debitur adalah sebanyak 3 tiga kreditur dengan total jumlah tagihan seluruhnya sebesar Rp. 98.248.0796.605,- sembilan puluh delapan milyar dua ratus empat puluh delapan juta tujuh puluh sembilan ribu enam ratus lima rupiah; Kreditur-Kreditur yang tidak menyetujui usulan perdamaian yang dimaksud disini adalah kreditur tersebut pada angka 11.2 dan 3 tersebut diatas. Menimbang, bahwa harus dipertimbangkan berikut ini apakah berdasar hasil voting tersebut diatas, usul perdamaian yang diusulkan oleh debitur telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-undang sebagai rencana perdamaian yang dapat diterima; Menimbang, bahwa Pasal 78 ayat 1 Undang-Undang No. 4 tahun 1998 menentukan : bahwa segala putusan rapat Kreditur ditetapkan berdasarkan ketentuan Pasal 78 ayat 1, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini; Menimbang, bahwa ternyata untuk pengambilan putusan dalam rapat kreditur yang berkaitan dengan rencana perdamaian, Undang-Undang No.4 Tahun 1998 telah menentukan lain, yaitu seperti ditentukan oleh Pasal 265 ayat 1; Menimbang, bahwa oleh karena tentang diatas, Undang-Undang No. 4 tahun 1998 telah menentukan lain dari yang ditentukan oleh Pasal 78 ayat 1 Undang-Undang No. 4 tahun 1998, maka untuk menetapkan apakah rencana perdamaian yang diusulkan oleh debitur tersebut diatas termasuk katagori dapat diterima atau tidak, harus didasarkan atas ketentuan Pasal 265 ayat 1 Undang- Undang No. 4 tahun 1998, bukan pasal 78 ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 Jo. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1998 tanggal 13 Nopember 1998; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 265 ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, rencana perdamaian dapat di terima apabila disetujui oleh lebih dari ½ satu per dua Kreditur Konkuren yang haknya di akui atau sementara di akui yang hadir pada rapat permusyawaratan hakim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 252 termasuk Kreditur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 264, yang bersama-sama mewakili paling sedikit 23 dua per tiga bagian dari seluruh tagihan yang di akui dari Kreditur Konkuren diatas dihubungkan dengan ketentuan pasal 265 ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, Majelis berpendapat bahwa rencana perdamaian yang diusulkan oleh Debitur Pemohon PKPU telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Pasal 265 ayat 1 Undang- Undang No. 4 tahun 1998 sebagai rencana perdamaian yang dapat diterima; Bahwa hasil voting menunjukkan bahwa rencana perdamaian telah disetujui oleh lebih dari ½ satu per dua Kreditur Konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat yang piutangnya diakui. di setujui oleh delapan dari sebelas Kreditur; Bahwa, jumlah seluruh piutang dari Kreditur-Kreditur yang menyetujui rencana perdamaian tersebut secara bersama-sama telah mewakili lebih dari 23 bagian dari seluruh tagihan yang di akui dari Kreditur Konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut; Bahwa, hal diatas terbukti dari hasil voting yang menunjukkan bahwa total tagihan yang di akui dari seluruh Kreditur Konkuren yang hadir dalam rapat adalah sebesar Rp. 440.459.526.605,- empat ratus empat puluh milyar empat ratus lima puluh sembilan juta lima ratus dua puluh enam ribu enam ratus lima rupiah, sedang total tagihan yang di akui dari para Kreditur konkuren yang hadir dalam rapat dan “yang menyetujui” rencana perdamaian adalah sebesar Rp. 342.221.447.000,- tiga ratus empat puluh dua milyar dua ratus sebelas juta empat ratus empat puluh tujuh ribu rupiah; Menimbang, bahwa rencana perdamaian usulan penyelesaian utang P.T. Ometraco yang menurut hukum telah dapat di terima telah dituangkan kedalam bentuk Perjanjian Perdamaian tertanggal 25 September 2000 dan ditandatangani oleh Debitur Pemohon PKPU serta para Kreditur yang menyetujuinya; Menimbang, bahwa Pasal 269 ayat 1 Undang-Undang No. 4 tahun 1998, mewajibkan pengadilan memberikan putusan mengenai pengesahan terhadap perdamaian tersebut. Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan putusan mengenai pengesahan mengenai perdamaian akan diteliti lebih dahulu apakah dalam perdamaian ini terdapat hal-hal yang mengharuskan pengadilan untuk menolak pengesahan perdamaian sebagaimana diuraikan oleh Pasal 269 ayat 2 Undang-Undang no. 4 Tahun 1998; Menimbang, bahwa ternyata hal-hal yang diuraikan dalam Pasal 269 ayat 2 UU No. 4 Tahun 1998 khususnya yang diuraikan pada huruf a, huruf b, dan huruf c tidak terbukti adanya dalam Persidangan; Menimbang, bahwa tentang imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh para ahli dan pengurus seperti yang diuraikan dalam Pasal 269 ayat 2 huruf d, tidak dipermasalahkan oleh Pengurus karena Debitur Pemohon PKPU berjanji akan memenuhinya sesuai yang akan ditetapkan oleh Majelis Hakim; Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan diatas tidak ada alasan yang sah menurut hukum untuk menolak mengesahkan perdamaian yang telah dicapai dalam permohonan PKPU ini, oleh karena itu dan dengan berlandaskan kepada ketentuan Pasal 269 ayat 1 Undang-Undang no. 4 Tahun 1998, pengadilan wajib memberikan putusan mengenai pengesahannya; Menimbang, bahwa dengan adanya putusan pengesahan perdamaian maka secara hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU menjadi berakhir; Menimbang, bahwa dengan berakhirnya Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU maka dalam putusan ini pengadilan harus menetapkan biaya permohonan PKPU ini yang besarnya akan disebutkan nanti dalam amar putusan ini; Menimbang, bahwa tentang imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh Pengurus sehubungan dengan tugas kepengurusan ini akan ditetapkan kemudian dengan sebuah penetapan tersendiri setelah ada permintaan dari Pengurus dan tanggapan Hakim Pengawas atas permintaan itu; Mengingat ketentuan Pasal 265, Pasal 268 dan ketentuan Pasal 269 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang No. 4 tahun 1998 serta ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan; Memutuskan : 1. Menyatakan perdamaian yang tertuang dalam Perjanjian Perdamaian tanggal 25 September 2000 dan yang ditandatangani oleh Debitur Pemohon PKPU P.T. OMETRACO serat ditandatangani pula oleh 8 delapan Krediturnya sah dan mengikat. 2. Menyatakan Penundaan Kewajiban pembayaran Utang PKPU ini demi hukum berakhir. 3. Menghukum Debitur atau Pemohon Penundaan Kewajiban pembayaran Utang Pemohon PKPU dan seluruh Kreditur-Krediturnya tunduk dan mematuhi serta melaksanakan isi perdamaian tersebut. 4. Menghukum Debitur atau Pemohon Penundaan Kewajiban pembayaran Utang Pemohon PKPU untuk membayar biaya permohonan ini sebesar Rp. 5.000.000,- lima juta rupiah. 5. Menyatakan besarnya biaya pengurusan harta Debitur termasuk imbalan jasa bagi Pengurus akan ditetapkan kemudian dengan penetapan tersendiri. b. PT Sekar Laut. Tbk berkedudukan di Surabaya, dijalankan oleh Harry Sunogo, Direktur Utama PT Sekar Laut Tbk, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Iwan Kuswardi, Advokat, selanjutnya disebut sebagai Pemohon PKPU terhadap : 1. BNP Paribas, Singapore 2. Omnistar Investment Holding Limited, Singapore 3. Shadforth Agents Limited, Singapore 4. Malvina Investment Limited, Singapore 5. KP2LN Jakarta III, Jalan Prapatan no. 10 Jakarta PT Sekar Laut Tbk, sebagai debitor telah mengajukan peramohonan PKPU dengan melampirkan Rencana Perdamaian terhadap para kreditornya nomor 1 sd 5 tersebut diatas. Pengadilan Niaga Surabaya dalam Putusan Nomor 08 PKPU2005PN Niaga Sby, telah mengabulkan permohonan PKPU dari Pemohon untuk sementara yakni selama 45 empat puluh lima hari sejak putusan diucapkan. Setelah mendengar debitor pemohon PKPU, laporan Hakim Pengawas dan Pengurus, dan telah membaca Rencana Perdamaian tertanggal 21 September 2005, maka pada sidang berikutnya pada tanggal 22 september 2005 Pengadilan Niaga Surabaya telah menjatuhkan putusan yang isinya mengesahkan Perjanjian Perdamaian tertanggal 21 September 2005 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Pemohon sebagai Pihak Pertama dan Para Kreditor 1 sd 5 sebagai pihak kedua. Perjanjian Perdamaian Nomor 08 PKPU2005PN Niaga Sby tanggal 21 September 2005 isinya adalah sebagai berikut : 434 Pihak pertama adalah Pemohon dalam permohonan PKPU yang diajukan di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya dengan register Nomor 08 PKPU2005PN Niaga Sby. Pihak kedua adalah advokat yang ditunjuk berdasarkan Surat Kuasa Khusus, kuasa mana memberikan wewenang kepadanya untuk memberikan hak suara, memberikan persetujuan Rencana Perdamaian maupun Perdamaian yang ditawarkan oleh pihak pertama kepada para kreditornya. Pihak pertama dan Pihak kedua telah saling sepakat untuk menandatangani Perdamaian ini yang merupakan peningkatan dari Rencana Perdamaian I maupun Rencana Perdamaian II yang telah diterima oleh Pihak kedua yang disampaikan secara lisan dalam Rapat Kreditor tanggal 13 September 2005. Bahwa pihak pertama dan PT Pangan Lestari sebagai Debitor baik sendiri maupun bersama-sama dalam Perdamaian ini mengaku dan mengikatkan 434 Salinan Putusan Nomor 08PKPU2005PN Niaga Sby, diperoleh dari Kepaniteraan Pengadilan Niaga Surabaya. diri kepada prinsipal dari pihak kedua sebagai kreditor sindikasi jika masing-masing mempunyai utang kepada Omnistar Invesment Holdings Lilimted, Shadforth Agents Limited, Malvina Investments Limited, pengakuan dan pengikatan diri dari Pihak Pertama dibenarkan oleh Pihak Kedua yang secara lisan telah diberikan dihadapan Hakim Pengawas maupun Pengurus PT Sekar Laut Tbk pada Rapat Kreditor tanggal 13 September 2005 dengan perincian jumlah utang pokok sebagai berikut : 1. Omnistar Invesment Holdings Lilmited sebesar USD 8.362.350,- 2. Shadforth Agents Limited sebesar USD 6.504.050,- 3. Malvina Investments Limited sebesar USD 8.362.350,- Bahwa disamping kreditor sindikasi diatas, Pihak Pertama juga mengaku dan mengikatkan diri kepada anggota sindikasi yang lain sekaligus juga Agen dari kreditor sindikasi yakni BNP Paribas Singapore Branch, Tung centre 20 Collyer Quay, Singapore 049319 jika pihak pertama mempunyai utang pokok kepada BNP Paribas Singapore Branch sebesar USD 4.645.750,- pengakuan dan pengikatan diri ini telah dituangkan serta disampaikan dalam Rencana Perdamaian I Maupun Rencana Perdamaian II yang diajukan dihadapan Hakim Pengawas dan Pengurus PT Sekar Laut Tbk dalam rapat kreditor tanggal 05 September 2005 dan tanggal 13 September 2005. Bahwa pihak pertama juga mengaku mengikatkan diri kepada PT Bank Negara Indonesia Tbk. qq KP2LN Jakarta III Jln. Prapatan 10 Jakarta jika mempunyai utang sebesar Rp. 54.308.354.325,- pengakuan dan pengikatan diri ini telah dituangkan dan disampaikan dalam Rencana Perdamaian I maupun Rencana Perdamaian II yang diajukan dihadapan Hakim Pengawas dan Pengurus PT Sekar Laut Tbk dalam rapat kreditor tanggal 05 September 2005 dan tanggal 13 September 2005. Bahwa pada saat Pengurus PT Sekar Laut Tbk mengundang para kreditor yang dikenal maupun yang tidak dikenal dari Pihak pertama untuk hadir dalam rapat kreditor guna mengajukan dan memverifikasi piutangnya, BNP Paribas Singapore Branch, Tung centre 20 Collyer Quay, Singapore sebagai kreditor sindikasi yang dikenal Pengurus PT Sekar Laut Tbk sekalipun telah dipanggil secara patut, tidak hadir dan tidak pula mengirimkan wakilnya guna hadir dalam rapat kreditor tanggal 05 September 2005 maupun rapat kreditor tanggal 13 September 2005. Bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk. qq KP2LN Jakarta III Jln. Prapatan 10 Jakarta pada saat rapat kreditor pertama tanggal 05 September 2005 hadir dan memberikan penjelasan melalui surat tertanggal 29 Agustus 2005 Nomor S-1465WPL.03KP.032005 dengan isi sebagaimana lampiran I dalam lembar lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perdamaian ini, sedang pada rapat kreditor yang kedua PT Bank Negara Indonesia Tbk. qq KP2LN Jakarta III Jln. Prapatan 10 Jakarta tidak hadir dan tidak pula mengirimkan wakilnya. Bahwa pihak pertama menyelesaikan seluruh kewajiban utangnya kepada Omnistar Invesment Holdings Lilimted, Shadforth Agents Limited, Malvina Investments Limited, dan BNP Paribas Singapore Branch dengan cara melakukan Restrukturisasi melalui permohonan PKPU Nomor 08 PKPU2005PN Niaga Sby, di Pengadilan Negeri Surabaya dan telah mengajukan Rencana Perdamaian I maupun Rencana Perdamaian II yang telah disetujui oleh Kuasa dari kreditor sindikasi yang hadir dalam rapat kreditor tanggal 13 September 2005 dengan cara sebagai berikut : A. Konversi menjadi kepemilikan Saham 1. Dari semua jumlah utang pihak pertama kepada Omnistar Invesment Holdings Lilimted, Shadforth Agents Limited, Malvina Investments Limited, dan BNP Paribas Singapore Branch yang seluruhnya berjumlah USD. 27.874.500,- sebagian utang sebesar USD 25.087.050 akan dikonversi menjadi kepemilikan saham PT Sekar Laut Tbk dengan perhitungan tabel terlampir yang garis besarnya adalah : Total Saham sebelum pelaksanaan rencana perdamaian adalah Modal Saham disetor 75.600.000 lembar saham parbalue Rp. 500,- = Rp. 37.800.000.000, total saham setelah pelaksanaan rencana perdamaian 690.740.500 lembar saham parbalue Rp. 500,- = Rp. 344.370.250.000,- 2. Untuk utang pihak pertama kepada PT Bank Negara Indonesia Tbk. qq KP2LN Jakarta III sebesar Rp. 54.308.354.325,- seluruhnya akan dikonversi menjadi kepemilikan saham dengan perhitungan pengurangan bunga sebesar 50 sebagaimana tercantum dalam label. B. Pembayaran bertahap : Terhadap jumlah sisa utang pihak pertama kepada Kreditor Sindikasi yakni Omnistar Invesment Holdings Lilimted, Shadforth Agents Limited, Malvina Investments Limited, dan BNP Paribas Singapore Branch sebesar USD 2.787.450 atau 10 dari total utang pihak pertama kepada kreditor sindikasi akan dibayar secara bertahap dengan skema pembayaran : jangka waktu pinjaman 10 tahun 2005-2015, grace period 2 tahun, pembayaran pokok dimulai tahun 2005 hingga 2015, bunga pinjaman 2 pertahun, pembayaran dilakukan setiap 3 bulan sekali, yaitu pada akhir Januari, April, Juli, dan Oktober yang dimulai 31 Januari 2005 hingga 31 Oktober 2015. Apabila tanggal pembayaran jatuh pada hari libur perbankan Indonesia, maka pembayaran dilakukan pada satu hari kerja perbankan berikutnya. Total jumlah pembayaran adalah 8 tahun x 4 x USD 87.107.81 = USD 2.787.450,- pelunasan terkhir tanggal 31 Oktober 2015. Omnistar Invesment Holdings Lilimted, Shadforth Agents Limited, Malvina Investments Limited, yang merupakan kreditor Sindikasi sebagai pihak kedua harus melepaskan seluruh jaminan berupa jaminan fiducia, hak tanggungan dan corporate guarantee dan lain-lain setelah dilakukan konversi utang menjadi kepemilikan saham dan setelah pembayaran bertahap diselesaikan. BNP Paribas Singapore Branch sebagai agen Sindikasi sekaligus anggota sindikasi meskipun tidak hadir dan tidak pula mengirimkan wakilnya untuk hadir dalam rapat kreditor, harus tunduk pada Perdamaian ini dengan mengingat ketentuan pasal 286 UU nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU, demikian pula halnya dengan PT Bank Negara Indonesia, Tbk. qq KP2LN Jakarta III yang tidak hadir dalam rapat kreditor tanggal 13 September 2005 juga harus tunduk pada Perdamaian ini. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka PT Bank Negara Indonesia Tbk. qq KP2LN Jakarta III harus melepaskan seluruh jaminan berupa hak tanggungan, personal guarantee dan corporate guarantee, setelah dilakukan konversi utang menjadi kepemilikan saham, demikian pula halnya dengan BNP Paribas Singapore Branch harus melepaskan seluruh jaminan berupa hak tanggungan, fidusia dan corporate guarentee, setelah dilakukan konversi utang menjadi kepemilikan saham dan setelah pembayaran bertahap diselesaikan. Surat keterangan lunas atas seluruh utang-utang dari PT Sekar Laut. Tbk dan PT Pangan Lestari harus diberikan kepada pihak pertama setelah konversi utang menjadi kepemilikan saham telah selesai dilakukan oleh pihak pertama kepada PT Bank Negara Indonesia, Tbk, sedangkan surat keterangan lunas baru dapat diberikan oleh kreditor sindikasi kepada pihak pertama apabila pihak pertama telah selesai membayar sisa utang pokok. Ketentuan mengenai pemberian opsi membeli kembali buy back option saham hanya diberlakukan kepada pihak kedua beserta anggota sindikasi yang lain yakni, BNP Paribas Singapore Branch dengan syarat dan kondisi sebagai berikut : Apabila pelaksanaan implementasi restrukturisasi utang yang berupa konversi utang menjadi kepemilikan saham telah dilaksanakan, maka para pemegang saham pendiri founders PT Sekar Laut, Tbk. akan mengalami dilusi yang cukup besar, karenanya guna memberikan apresiasi atas upaya para pemegang saham pendiri menjalankan dan mengembangkan perseroan selama lebih dari 30 tiga puluh tahun dan memberikan semangat bagi para pemegang saham untuk tetap menekuni usaha ini serta tetap mempertahankan kepemilikan saham para pemegang saham pendiri di perseroan, maka pihak kedua yang terdiri dari Omnistar Invesment Holdings Lilimted, Shadforth Agents Limited, Malvina Investments Limited, beserta anggota sindikasi yang lain yakni, BNP Paribas Singapore Branch setuju untuk memberikan opsi membeli kembali 25 dari seluruh saham biasa yang diterbitkan untuk kepentingan kreditor sindikasi kepada para pemegang saham pendiri dengan harga Rp. 1,- per lembar dalam jangka waktu 1 satu tahun. Perseroan akan menyisihkan sejumlah 25 dari total jumlah baru yang dikeluarkan untuk kepentingan kreditor sindikasi untuk selanjutnya dijual kepada para pemegang saham pendiri. Karenanya pada saat pelaksanaan konversi saham yang akan diserahkan kepada masing-masing kreditor sindikasi akan berkurang secara proposional. Atas penjualan sejumlah 25 dari total saham yang dikeluarkan oleh PT Sekar Laut Tbk untuk kepentingan Kreditor sindikasi kepada para pemegang saham pendiri dan manajemen, maka jumlah saham yang akan diterima oleh kreditor sindikasi akan berkurang secara proposional. Perdamaian beserta Lampiran merupakan ringkasan dari rencana Perdamaian II PT Sekar Laut Tbk, tanggal 7 September 2005 yang telah disetujui oleh kreditor yang hadir pada tanggal 13 September 2005 dan mengikat bagi seluruh kreditor dan jika ada perbedaan maka seluruh ketentuan dalam Rencana Perdamaian II adalah sah dan mengikat. Pihak pertama akan membayar seluruh biaya-biaya yang timbul dari pelaksanaan Perdamaian dalam PKPU di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya yang besarnya akan ditetapkan oleh Pengadilan dan harus dibayar tunai dan sekaligus pada saat Pengurus menyerahkan Salinan Penetapan biaya Pengurus kepada pihak pertama. Pihak pertama dan pihak kedua telah saling sepakat untuk menyatakan perdamaian ini mulai efektif untuk dilaksanakan sejak hari dan tanggal penandatanganannya Perdamaian dengan tidak mengenyampingkan ketentuan jadwal dan pelaksanaan dalam ketentuan-ketentuan diatas.

4. Pembatalan Perdamaian