pertama pemohon pailit sehubungan dengan perkara pailit nomor 05Pailit2001PN Niaga Sby, demikian pula pihak pertama karena
persetujuan perdamaian ini tidak mempunyai kewajiban pembayaran kepada pihak kedua para kreditor I, II, III baik berupa apapun juga
sehubungan dengan perkara pailit Nomor 05Pailit2001PN Niaga Sby. Bahwa pihak pertama pemohon pailit dengan pihak kedua para
kreditor I, II, III sepakat mengakhiri perkara pailit nomor 05Pailit2001PN Niaga Sby, melalui persetujuan perdamaian ini yang
akan ditanda tangani pada bagian akhir surat persetujuan perdamaian ini, maka perkara pailit nomor 05Pailit2001PN Niaga Sby dianggap telah
selesai. Bahwa kesepakatan perdamaian ini adalah sah dan bersifat mengikat
kedua belah pihak yaitu pihak pertama pemohon pailit dengan pihak kedua para kreditor I, II, III.
Dalam diktum Penetapan Pengadilan Niaga Surabaya telah menyatakan : 1.
Mengesahkan perdamaian yang dilakukan antara pemohon pailit Debitor Pailit, PT Karya Cemerlang Bhakti Persada dengan para Kreditornya, telah
disepakati dan ditanda tangani bersama pada tanggal 17 Juli 2001. 2.
Menyatakan kepailitan PT Karya Cemerlang Bahakti Persada berakhir. 3.
Membebankan biaya perkara kepada Pemohon Pailit Debitor Pailit
2. Perdamaian dalam PKPU sebagai Counter terhadap Pailit
PT Bank CIC Internasional Tbk, selaku Kreditor telah mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap PT Bernas Madu Sari BMS selaku
Debitor, permohonan telah diajukan ke Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang terdaftar dengan Nomor 11Pailit2002PN.Niaga.Jkt.Pst
tertanggal 5 Juni 2002. Setelah Debitor menerima Surat Panggilan sidang untuk hadir pada tanggal 17 Juni 2002, maka pada sidang berikutnya sebagai upaya
counter terhadap permohonan pernyataan pailit tersebut, Debitor telah mengajukan permohonan PKPU yang terdaftar dengan Nomor
03PKPU2002PN.Niaga.Jkt.Pst tertanggal 24 Juni 2002, dan selanjutnya Debitor telah mengajukan Rencana Perdamaian yang ternyata rencana tersebut kemudian
telah disetujui oleh para kreditor dengan suara mayoritas. Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan
putusan terhadap permohonan tersebut sebagai berikut : a.
Putusan PKPU Sementara Putusan Nomor 03PKPU2002PN.Niaga.Jkt.Pst. jo. Nomor 11Pailit
2002 PN. Niaga.Jkt.Pst tanggal 5 Juli 2002.
430
Kasus Posisi : PT Bernas Madu Sari BMS, berkantor di Gedung Plaza Centris, Lt.12 Jln. HR
Rasuna Said Kav. B5 Jakarta Selatan yang dalam perkara ini diwakili oleh Isnoewarso Rasjid dan Melvin Korompis, masing-masing bertindak selaku
Direktur Utama dan Komisaris Utama untuk dan atas nama PT BMS, dalam hal ini memberi kuasa kepada Amalia Santoso, SH dkk., AdvokatKonsultan Hukum,
beralamat kantor di Jln. Proklamasi 77A Jakarta Pusat, sebagai Pemohon PKPU, telah mengajukan Permohonan PKPU terhadap :
PT Bank CIC Internasional, beralamat di Sentral Senayan 1 Office Tower Jln. Asia Afrika Nomor 8 Jakarta, dalam hal ini diwakili oleh Anthony C Kartawira
dan Hamidi SE, masing-masing sebagai Direktur, dalam hal ini memberi kuasa kepada Suprapto, SH dkk., Advokat dan Konsultan Hukum dari Kantor Suprapto,
Lukas Budiono Partners, berkantor di Jln. Kebon Sirih Kav. 17–19 Jakarta 10340, sebagai Termohon PKPU, yang isinya pada pokoknya sebagai berikut :
430
Himpunan Putusan Pengadilan Niaga, Mahkamah Agung RI, Dirjen Badan Peradilan Umum, Juni 2006, h. 3–14
1 Bahwa pada tanggal 5 Juni 2002 PT. Bank CIC Internasional, Tbk., melalui
Kuasa Hukumnya Soeprapto, Lukas Budiono Partners telah mendaftarkan Permohonan PAILIT terhadap BMS dan terdaftar dengan Nomor
11PAILIT2002PN. NIAGA.JKT.PST.; 2
Bahwa Pemohon PKPU telah menerima surat pemberitahuan panggilan sidang perkara kepailitan No.11Pailit2002PN.Niaga.JKT.PST tertanggal 7
Juni 2002 untuk sidang pada tanggal 17 Juni 2002 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ;
3 Bahwa jumlah permohonan kepailitan yang diajukan Pemohon adalah sebesar
US 1.975.651.01 belum diverifikasi ; 4
Bahwa Pemohon PKPU adalah suatu perusahaan PMDN yang bergerak di bidang refinery gula yaitu pengumpulan bahan mentah berupa raw sugar gula
mentah dan proses di pabrik refinery gula dan kemudian hasil produknya dijual di pasar dalam negeri ;
5 Bahwa dilihat dari NILAI Pemohon PKPU sebagaimana tercermin dalam
Laporan Keuangan perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 1999 dan 1998 Bukti P–1 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Prasetyo Utomo Co. dan Laporan Keuangan Perusahaan internal yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2001 dan 2000
Bukti P–2 sebagai berikut : ̇
Total asset yang dimiliki BMS per 31 Desember 2001 adalah sebesar Rp. 210.854.766.765,- dua ratus sepuluh milyar delapan ratus lima puluh
empat juta tujuh ratus enam puluh enam puluh ribu tujuh ratus enam puluh lima rupiah.
̇ Total kewajiban BMS per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp.
525.772.369.966,- lima ratus dua puluh lima milyar tujuh ratus tujuh puluh dua juta tiga ratus enam puluh sembilan ribu sembilan ratus enam
puluh enam rupiah. 6
Bahwa walaupun berdasarkan Laporan Keuangan tersebut di atas, posisi keuangan Pemohon PKPU menunjukkan angka yang kurang meyakinkan
namun apabila kita membandingkan dengan proses operasional pabrik sebagaimana diuraikan di bawah ini, maka sebetulnya Pemohon PKPU masih
memiliki potensi yang cukup memadai untuk menyelesaikan utang-utangnya kepada para kreditur :
a Berdasarkan data operasional pabrik Pemohon PKPU pada umumnya :
Kapasitas Normal dari pabrik Pemohon PKPU adalah 150.000 seratus lima puluh ribu ton pertahun Bukti P–3 berupa raw sugar dengan
taksiran harga pasar Rp. 3.000.000ton Bukti P-4. Berdasarkan jumlah tonage tersebut di atas dalam prosesnya akan dapat
diperoleh refined sugar sejumlah 95 = 142.500 ton, Bukti P-5. Berdasarkan standar operasional pabrik hasil penjualan dari 142.500
refined sugar dengan harga Rp. 3.000.000,- taksiran kasar harga pasar per ton = Rp. 427.500.000.000,- empat ratus dua puluh tujuh milyar lima
ratus juta rupiah.
Berdasarkan standar operasional pabrik biaya proses pertahun adalah jumlah total tonnage refined sugar X harga per ton = 142.500 ton X Rp.
458.790 Bukti P–6 = Rp. 65.377.575.000,- Berdasarkan standar operasional pabrik, biaya pembelian raw sugar adalah
Jumlah tonage dikalikan harga per ton Harga taksiran kasar raw sugar per ton =US. 185,50 Bukti P–7
Misalnya kurs 1 Dollar = Rp. 8.600,- maka Biaya pembelian 142.500 ton refined sugar adalah = Rp.
227.330.250.000,- Biaya proses pertahun + pembelian raw sugar =
Rp. 65.337.575.000,- + Rp. 227.330.350.000,- = Rp. 292.707.825.000,- Berdasarkan standar operasional pabrik, hasil penjualan refined sugar
pertahun NET Rp. 427.500.000.000, minus Rp. 292.707.825,00,- = Rp.
134.792.175.000,- Dan dalam 10 tahun penghasilan penjualan NET Pemohon PKPU adalah
10 x Rp. 134.792.175.000,- = Rp. 1.347.921.750.00,- b
Hutang jangka pendek dan panjang menurut laporan keuangan Rp. 135.171.020.740,- + Rp. 390.005.349.226,- = Rp. 528.348.271.245,-
Dengan jumlah dana sebesar prediksi Rp. 1.347.921.750.000,- maka setiap tahun bisa dialokasikan sebesar Rp. 2.551.199.319,- dibulatkan Rp.
2.551.200.000,-
Diperkirakan Rp. 551.000.000,- dipakai untuk biaya-biaya lain dalam proses pembuatan refined sugar maka dengan suatu rencana restrukturisasi
selama 10 tahun diharapkan Pemohon PKPU dapat membayar seluruh hutang-hutangnya. Maka dari itu Pemohon PKPU memiliki potensi yang
cukup memadai untuk menyelesaikan hutang-hutangnya kepada para kreditur, jika dikabulkan untuk PKPU.
7 Bahwa pada saat ini Pemohon PKPU sedang tahap Negoisasi Proposal
Restrukturisasi Awal dengan Termohon dimana Termohon telah mengadakan pembicaraan informal pada tanggal 20 Juni 2002 di Restoran
Miliana, Jakarta antara Sdr. Hudiyanto, Direktur Keuangan Termohon dan Sdr. Willy Edy Assistant Vice President Pemohon ;
Begitu juga Termohon telah melakukan pembicaraan Informasi dengan Bank Negara Indonesia Persero sebagai Kreditur Utama yang diadakan tanggal 20
Juni 2002 di Kantor Pusat BNI ; 8
Bahwa disamping PT. Bank CIC Internasional Tbk., dan Bank Negara Indonesia Persero tbk., Pemohon PKPU masih mempunyai kreditur-kreditur
lainnya, sebagaimana diperinci dalam Pertelaan yang merupakan Lampiran dari Permohonan ini sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 93 Peraturan
Kepailitan Bukti–9 ; 9
Bahwa Pemohon PKPU masih melihat adanya kemungkinan untuk melakukan pembayaran kepada para kreditur, karena perusahaan masih dalam keadaan
beroperasi apabila diberikan tenggang waktu untuk menunda pembayaran utangnya, berdasarkan butir 6 di atas ;
10 Bahwa saat ini Pemohon PKPU memperkerjakan para karyawan sebanyak
385 tiga ratus delapan puluh lima orang vide Bukti P–9 karyawan, bila perusahaan dinyatakan pailit tidak menutup kemungkinan terjadinya gejolak
sosial yang tidak diinginkan. Karena itu solusi PKPU akan lebih baik bermanfaat bagi kreditur ;
11 Bahwa sehubungan dengan Rencana Proposal Restrukturisasi sebagaimana
telah diuraikan dalam butir 7 tujuh di atas, maka Pemohon PKPU dan para kreditur memerlukan waktu untuk membahas lebih lanjut Restrukturisasi
Awal yang telah diajukan BMS kepada para krediturnya pada tanggal 20 Juni 2002 tersebut dan butir 6 enam di atas, sedangkan Rencana Perdamaian
sebagaimana disyaratkan Pasal 213 ayat 2 Peraturan Kepailitan akan segera diusulkan;
12 Bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas dan menunjuk pasal 217 96 dan
Pasal 214 2 dari Undang-undang Kepailitan No. 4, 1998, mohon kepada Ketua pengadilan NiagaNegeri Jakarta Pusat agar berkenan mengabulkan
Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU yang diajukan oleh Pemohon ;
Berdasarkan hal-hal tersebut, Pemohon mohon agar ketua Pengadilan NiagaNegeri Jakarta Pusat berkenan memutuskan sebagai berikut :
1 Menerima dan mengabulkan Permohonan PKPU PT. Bernas Madu Sari PT.
BMS. 2
Menetapkan Pemohon dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU;
3 Menunjuk Hakim Pengawas dan Pengurus PKPU PT. Bernas Madu Sari
PT. BMS Sdri. Hj. Tutik Sri Suharti, SH. Apabila Majelis berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-adilnya ex
aequo et bono. Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan untuk
Pemohon hadir Isnoewarso Rasjid dan Melvin Korompis, masing-masing bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Utama dan Komisaris Utama dari dan
oleh karenanya dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Bernas Madu Sari BMS dan kuasanya Amalia Santoso, SH. dkk., berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal 17 Juni 2002, dan Termohon hadir Anthony C. Kartawiria Dan Hamidi, SE., dan kuasa hukumnya Soeprapto, SH. dkk, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus No. 036CICDSJVI2002 tanggal 25 Juni 2002, sedangkan untuk Kreditur lain tidak ada yang hadir;
Menimbang, bahwa di persidangan telah dibacakan surat permohonan Pemohon yang mana isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon ;
Menimbang, bahwa atas permohonan tersebut, Termohon mengajukan tanggapan secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut :
− Menolak permohonan PKPU yang diajukan oleh Pemohon PKPU, karena
tidak sesuai sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 93 Peraturan Kepailitan ; −
Meragukan kemampuan PT. BMS, karena aset PT. BMS hanya senilai Rp. 210 Milyar, sedangkan kewajiban PT. BMS sebesar 500 Milyar lebih, adapun
kewajiban untuk pembayaran LC sudah jatuh tempo 1 satu tahun yang lalu ;
− Sudah memberikan teguran baik lisan maupun tertulis, akan tetapi tidak ada
tanggapan dari Pemohon PKPU ; −
Meragukan kemampuan PT. BMS untuk membayar sebagaimana seharusnya baik kewajiban pokok ditambah bunganya ;
Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalilnya Pemohon telah mengajukan fotocopy surat-surat bukti dan setelah dicocokkan dengan aslinya,
lalu diberi tanda sebagai berikut : Bukti P – 1 : Laporan Keuangan 19991998; Bukti P – 2 : Laporan
Keuangan 20012002; Bukti P – 3 : Proposal Pendirian Pabrik; Bukti P – 4 : Faktur Penjualan 01–010 0057 C BMS ; Bukti P – 5 : Proses Refinasi ; Bukti P
– 6 : Biaya Proses Refinasi ; Bukti P – 7 : Commercial Invoice No. 016–A2001 ; Bukti P – 8 : Pertelaan Kreditur ; Bukti P – 9 : Daftar Karyawan ;
Menimbang, bahwa Termohon tidak mengajukan bukti-bukti apapun ; Menimbang, bahwa selanjutnya telah terjadi peristiwa-peristiwa di depan
persidangan sebagaimana telah dicatat dalam Berita Acara Persidangan dan untuk mempersingkat uraian putusan, maka Berita Acara tersebut dianggap telah
termasuk dalam putusan ini; Tentang Hukumnya :
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU dari Pemohon adalah agar kepada
Pemohon diberi waktu yang cukup mengupayakan pembayaran utang-utang kepada Para Kreditur Pemohon ;
Menimbang, bahwa oleh karena Permohonan PKPU diajukan sebagai counter permohonan kepailitan, maka permohonan tersebut diperiksa pada saat
yang bersamaan dengan permohonan kepailitan, oleh karena itu pula sesuai dengan ketentuan Pasal 217 ayat 6 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 jo.
Perpu Nomor 1 Tahun 1998 jo. Stbl. 1906 Nomor 348 jo Stbl. 1905 Nomor 217, maka permohonan PKPU tersebut harus diputuskan lebih dahulu dan dengan
demikian permohonan kepailitan Nomor: 11PAILIT2002PN.NIAGA.JKT.PST., tertanggal 3 Juni 2002 ditangguhkan ;
Menimbang, bahwa permohonan PKPU yang diajukan oleh Pemohon ternyata telah ditandatangani oleh Pemohon yang berwenang mewakili PT.
Bernas Madu Sari, sesuai dengan surat permohonan dan kuasa hukumnya yang didaftarkan di Kepaniteran Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, serta telah melampirkan Neraca dari PT. Bernas Madu Sari Bukti P–1,P–2, dan P–8 yang memuat daftar aktiva dan pasiva serta daftar Para Kreditur dari PT.
Bernas Madu Sari, oleh karena itu pula permohonan Pemohon PKPU telah memenuhi ketentuan Pasal 213 ayat 1 U.U. Nomor 4 Tahun 1998 jo. Perpu
Nomor 1 tahun 1998 jo. Stbl. 1906 Nomor 348 jo. Stbl 1905 Tahun 1998 jo. Perpu Nomor 1 Tahun 1998 jo. Stbl. 1906 Nomor 348 jo. Stbl.1905 Nomor 217 ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan PKPU telah memenuhi persyaratan hukum maka berdasarkan pasal 214 ayat 2 U.U Nomor 4 Tahun
1998 jo. Perpu Nomor 1 Tahun 1998 jo. Stbl.1906 Nomor 348 jo. Stbl1905 Nomor : 217, Pengadilan harus segera mengabulkan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang Sementara PKPUS untuk waktu paling lama 45 empat puluh lima hari terhitung sejak putusan PKPUS diucapkan ;
Menimbang, bahwa oleh karena PKPU harus dikabulkan maka perlu ditunjuk dan diangkat Hakim Pengawas dan Pengurus ;
Menimbang, bahwa mengenai penunjukkan dan pengangkatan Hakim Pengawas, maka akan dipilih dari antara Hakim Niaga pada Pengadilan
NegeriNiaga Jakarta Pusat sebagaimana disebutkan dalam diktum putusan; Menimbang, bahwa Pemohon PKPU di dalam permohonannya telah
memohon agar Sdr. Tutik Sri Suharti, SH., ditunjuk sebagai Pengurus yang akan mengurus harta Debitur secara bersama-sama dan sepanjang pemeriksaan perkara
ini Majelis tidak menemukan adanya benturan kepentingan, maka permohonan Pemohon PKPU tersebut patut untuk dikabulkan ;
Menimbang, bahwa segera setelah ditetapkan PKPUS, Pengadilan melalui Pengurus wajib memanggil Debitur dan Kreditur yang dikenal dengan surat
tercatat atau melalui kurir untuk datang menghadap dalam sidang yang diselenggarakan paling lambat pada hari ke–45, terhitung sejak PKPUS
ditetapkan sebagaimana dalam diktum putusan ; Menimbang, bahwa mengenai biaya pengurusan dan imbalan jasa
Pengurus akan ditentukan kemudian setelah pengurus nyata-nyata melaksanakan tugas-tugasnya dan besarnya akan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Kehakiman Nomor : M.09.HT.05.10 Tahun 1998, tertanggal 22 September 1998 tentang Pedoman Imbalan Jasa Kurator dan Pengurus ;
Menimbang, bahwa mengenai biaya perkara permohonan ini akan dibebankan kepada Pemohon PKPU ;
Mengingat dan memperhatikan Undang-undang nomor 4 Tahun 1998 jo. Perpu Nomor 1 Tahun 1998 jo. Staatsblad 1906 Nomor : 348 jo. Staatsblad 1905
nomor 217, khususnya Pasal 213 ayat 2 ; 214 ayat 2 ; 217 ayat 6, 217 E ayat 1 dan 2 dan peraturan lain yang berkenan dengan perkara ini.
Memutuskan : −
Mengabulkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPUS dari PT Bernas Madu Sari Pemohon untuk sementara, yaitu
selama 45 empat puluh lima hari terhitung sejak putusan ini diucapkan ; −
Menunjuk Sdri. Putu Supadmi, SH., Hakim Niaga pada Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas ;
− Mengangkat Sdri. Hj Tutik Sri Suharti, SH., beralamat Jalan Garuda No. 71B.
Kemayoran Jakarta Pusat sebagai Pengurus ; −
Menetapkan Sidang Majelis Hakim pada hari : Kamis, tanggal 15 Agustus 2002 jam 10.00 WIB di Gedung Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat ;
− Memerintahkan Pengurus untuk memanggil Debitur dan Para Kreditur untuk
datang menghadap pada hari sidang yang telah ditetapkan tersebut ; −
Menetapkan biaya pengurusan dan imbalan jasa Pengurus akan ditentukan kemudian setelah Pengurus melaksanakan tugas-tugasnya ;
− Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
5.000.000,- lima juta rupiah;
b. Putusan PKPU dan Pengesahan Perdamaian
Putusan Nomor 03PKPU20002PN.Niaga Jkt.Pst.Jo.Nomor 11Pailit 2002PN.Niaga Jkt.Pst tanggal 22 Agustus 2002.
431 432
Kasus Posisi : PT Bernas Madu Sari BMS, berkantor di Gedung Plaza Centris, Lt.12 Jln. HR
Rasuna Said Kav. B5 Jakarta Selatan yang dalam perkara ini diwakili oleh Isnoewarso Rasjid dan Melvin Korompis, masing-masing bertindak selaku
Direktur Utama dan komisaris Utama untuk dan atas nam PT Bernas Madu Sari BMS, dalam hal ini memberi kuasa kepada Amalia Santoso, SH dkk., Advokat
dan Konsultan Hukum dari Kantor A. Santoso Associates, Jln. Proklamasi 77A Jakarta Pusat, sebagai Pemohon PKPU, telah mengajukan Permohonan PKPU
terhadap : PT Bank CIC Internasional,beralamat di Sentral Senayan 1 Office Tower Jln.
Asia Afrika Nomor 8 Jakarta dalam hal ini diwakili oleh Anthony C Kartawira dan Hamidi SE, masing-masing sebagai Direktur, dalam hal ini memberi kuasa
kepada Suprapto, SH dkk., Advokat dan konsultan Hukum dari Kantor Suprapto, Lukas Budiono Partners, berkantor di Jln. Kebon Sirih Kav.17 – 19 Jakarta,
sebagai Termohon PKPU, yang permohonannya mengemukakan sebagai berikut : 1
Bahwa pada tanggal 5 Juni 2002 PT Bank CIC Internasional, Tbk., melalui Kuasa Hukumnya Soeprapto, Lukas Budiono Partners telah mendaftarkan
permohonan PAILIT terhadap BMS dan terdaftar dengan Nomor : 11PAILIT2002PN.NIAGA.JKT.PST;
431
Ibid. h. 15-26.
2 Bahwa Pemohon PKPU telah menerima surat pemberitahuan panggilan
sidang perkara kepailitan No. 11Pailit2002PN.NiagaJKT.PST tertanggal 17 Juni 2002 untuk sidang pada tanggal 17 Juni 2002 di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat ; 3
Bahwa dalam jumlah permohonan kepailitan yang diajukan Pemohon adalah sebesar US
1.975.651.01. belum divertifikasi ; 4
Bahwa Pemohon PKPU adalah suatu perusahaan PMDN yang bergerak dibidang refinery gula yaitu pengumpulan bahan mentah berupa raw sugar
gula mentah dan diproses di pabrik refinery gula dan kemudian hasil produknya dijual di pasar dalam negeri ;
5 Bahwa dilihat dari NILAI PERMOHONAN PKPU sebagaimana tercermin
dalam Laporan Keuangan perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 1999 dan 1998 Bukti P–1 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan publik Prasetyo Utomo Co, dan Laporan Keuangan Perusahaan internal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 201 dan 2000
Bukti P–2 sebagai berikut : •
Total asset yang dimiliki BMS per 31 Desember 2001 adalah sebesar Rp. 210.854.766.765,- dua ratus sepuluh milyar delapan ratus lima puluh
empat juta tujuh ratus enam puluh enam ribu tujuh ratus enam puluh lima rupiah.
• Total kewajiban BMS per 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp.
525.772.369.966,- lima ratus dua puluh lima milyar tujuh ratus tujuh
puluh dua juta tiga ratus enam puluh sembilan ribu sembilan ratus enam puluh enam rupiah.
6 Bahwa walaupun berdasarkan Laporan Keuangan tersebut di atas, posisi
Keuangan Pemohon PKPU menunjukkan angka yang kurang meyakinkan, namun apabila kita membandingkan dengan proses operasional pabrik
sebagaimana diuraikan di bawah ini, maka sebetulnya Pemohon PKPU masih memiliki potensi yang cukup memadai untuk menyelesaikan utang-utangnya
kepada para kreditur ; A
Berdasarkan data operasional, pabrik Pemohon PKPU pada umumnya : Kapasitas Normal dari pabrik Pemohon PKPU ADALAH 150.000 seratus
lima puluh ribu ton pertahun Bukti P–3 berupa raw sugar dengan taksiran harga pasar Rp. 3000.000Ton bukti P–4
Dari jumlah tonnage tersebut di atas dalam prosesnya akan dapat diperoleh refined sugar sejumlah Rp. 95=142.500 ton Bukti P–5
Berdasarkan standar operasional pabrik hasil dari 142.500 refined sugar dengan harga Rp. 3000.000,- taksiran kasar harga pasar per ton = Rp.
427.500.000.000,- empat ratus dua puluh tujuh milyar lima ratus juta rupiah. Berdasarkan standar operasional pabrik biaya proses pertahun adalah jumlah
tonnage rifened sugar X harga per ton = 142.500 ton X Rp. 428.790 Bukti P– 6 = Rp. 65.377.575.000,-
Berdasarkan standar operasional pabrik, biaya pembelian raw sugar adalah jumlah tonage dikalikan harga per ton.
Harga taksiran kasar raw sugar per ton = US .
185,50 Bukti P–7
Misalnya kurs 1 Dollar = Rp. 8.600,- maka Biaya pembelian 142… 500 ton refined sugar adalah = Rp. 227.330.250.000,-
Biaya proses pertahun + pembelian raw sugar = Rp. 65.377.575.00,- + Rp. 222.330.250.000,- = Rp. 292.707.825.000,-
Berdasarkan standar operasional pabrik, hasil penjualan refined sugar pertahun NET Rp. 427.500.000.000,- minus Rp. 292.707.825.000,- = Rp.
134.792.175.000,- Dan dalam 10 tahun penghasilan penjualan NET Pemohon PKPU adalah 10
x Rp. 134.792.175.000,- = Rp. 1.347.921.750.000,- B
Hutang jangka pendek dan panjang menurut laporan keuangan Rp.135.171.020.740,-+Rp.390.0556.349.226,-= Rp. 528.348.271.245,-
Dengan jumlah dana sebesar prediksi Rp. 1.347.921.750.000,- maka setiap tahun bisa dialokasikan sebesar Rp. 2.551.199.319,- dibulatkan
Rp.2.551.200.000,- Diperkirakan Rp. 551.000.000,- dipakai untuk biaya-biaya lain dalam proses
pembuatan refined sugar, maka dengan suatu rencana restrukturisasi selama 10 tahun diharapkan Pemohon PKPU dapat membayar seluruh hutang-
hutangnya. Maka dari Pemohon PKPU memiliki potensi yang cukup memadai untuk menyelesaikan hutang-hutangnya kepada para kreditur, jika dikabulkan
untuk PKPU. 7
Bahwa saat ini Pemohon PKPU sedang dalam tahap NEGOISASI Proposal Restrukturisasi Awal dengan Termohon, dimana Termohon telah mengadakan
pembicaraan informal pada tanggal 20 Juni 2002 di Restoran Milinia, Jakarta
antara Sdr. Hudiyanto Direktur Keuangan Termohon dan Sdr. Willy Edy Assistant Vice President Pemohon ;
Begitu juga Termohon telah melakukan pembicaraan informal dengan Bank Negara Indonesia Persero sebagai Kreditur Utama yang diadakan tanggal 20
Juni 2002 di Kantor Pusat BNI ; 8
Bahwa di samping PT Bank CIC Internasional,Tbk., dan Bank Negara Indonesia Persero Tbk., Pemohon KPU masih mempunyai kreditur-kreditur
lainnya, sebagaimana diperinci dalam Pertelaan yang merupakan Lampiran dari Permohonan ini sebagaimana diisyaratkan oleh pasal 93 Peraturan
Kepailitan Bukti P-9; 9
Bahwa Pemohon PKPU masih melihat adanya kemungkinan untuk melakukan pembayaran kepada para kreditur, karena perusahaan masih dalam keadaan
beroperasi apabila diberikan tenggang waktu untuk menunda pembayaran utangnya, berdasarkan butir 6 di atas;
10 Bahwa pada saat ini Pemohon PKPU mempekerjakan karyawan sebanyak 385
tiga ratus delapan puluh lima orang vide Bukti P-9 karyawan, bila perusahaan dinyatakan pailit tidak menutup kemungkinan terjadinya gejolak
sosial yang tidak diinginkan, karena itu solusi PKPU akan lebih bermanfaat bagi para kreditur;
11 Bahwa sehubungan dengan rencana Proposal restruksisasi sebagaimana telah
diuraikan dalam butir 7 tujuh di atas, maka Pemohon PKPU dan para kreditur memerlukan waktu untuk dapat membahas lebih lanjut Proposal
Restrukturisasi Awal yang telah diajukan BMS kepada para krediturnya pada
tanggal 20 Juni 2002 tersebut dan 6 enam di atas, sedangkan Rencana Perdamaian sebagaimana diisyaratkan Pasal 213 ayat 2 Peraturan Kepailitan
akan segera diusulkan; 12
bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas dan menunjuk Pasal 217 6 dan Pasal 21 2 dari Undang-Undang Kepailitan No. 4, 1998, mohon kepada
Ketua Pengadilan NiagaNegeri Jakarta Pusat agar berkenan mengabulkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU yang diajukan
oleh Pemohon; Berdasarkan hal-hal tersebut, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan
NiagaNegeri Jakarta Pusat berkenan memutuskan sebagai berikut : 1
Menerima dan mengabulkan Permohonan Pemohon PKPU PT. Bernas Madu Sari PT.BMS
2 Menetapkan Pemohon dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang PKPU; 3
Menunjuk Hakim Pengawas dan Pengurus PKPU PT. Bernas Madu Sari PT.BMS Sdri. Hj. Tutik Sri Suharti, SH.
Apabila Majelis berpendapat lain kami mohon putusan yang seadil- adilnya ex aequo et hono.
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang ditetapkan untuk Pemohon hadir Isnoewarso Rasjid dan Melvin korompis, masing-masing bertindak
dalam jabatannya selaku Direktur Utama dan komisaris Utama, dari dan oleh karenanya dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Bernas
Madu Sari BMS dan kuasa hukumnya Amalia Santoso, SH., berdasarkan
Surat Kuasa Khusus No. 036CICDSKVI2002 tanggal 25 Juni 2002, serta dihadiri pula oleh Para Kreditur lain ;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat dalam putusannya tanggal 05 Juli 2002, No. 03PKPU2002PN.
Niaga.Jkt.Pst. jo. No. 11Pailit2002PN. Niaga.Jkt.Pst., telah
mengabulkan penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU Sementara, yang amar selengkapnya sebagai berikut :
- Mengabulkan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU
dari PT. Bernas Madu Sari BMS Pemohon untuk sementara, yaitu selama 45 empat puluh lima hari terhitung sejak putusan ini diucapkan ;
- Menunjuk Sdri. Putu Supadmi, SH., Hakim Niaga pada Pengadilan
NegeriNiaga Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas ; -
Mengangkat Sdri. Hj. Tutik Sri Suharti, SH., beralamat di Jalan Garuda No. 718, Kemayoran Jakarta Pusat sebagai Pengurus ;
- Menetapkan Sidang Majelis Hakim pada hari : Kamis, tanggal 15 Agustus
2002 Jam 10.00 WIB di Gedung Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat ; -
Memerintahkan Pengurus untuk memanggil Debitur dan para Kreditur untuk datang menghadap pada hari sidang yang telah ditetapkan tersebut;
- Menetapkan biaya pengurus dan imbalan jasa Pengurus akan ditentukan
kemudian setelah Pengurus melaksanakan tugas-tugasnya ; -
Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000.000,- lima juta ;
Menimbang bahwa oleh Pemohon telah diserahkan Rencana Perdamaian tertanggal 6 Agustus 2002, dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1 Bahwa kondisi pabrik sampai saat ini masih sangat layak untuk melakukan
aktifitasnya dengan kapasitas produksi 500 ton per hari dan melalui program peningkatan kapasitas produksi pada kuartal ke -1 satu tahun 2003
diharapkan telah mampu menghasilkan gula rafinasi sebanyak 700 ton per hari ;
2 Bahwa kebutuhan akan gula rafinasi oleh industri makanan dan minuman
dalam negeri yang mencapai 900.000 ton per tahun sementara produksi dalam negeri hanya 150.000 ton per tahun PT. BMS saat ini baru satu-satunya
produsen gula rafinasi di Indonesia merupakan peluang bisnis yang sangat cerah dan membuat gula rafinasi hasil produksi PT. BMS akan terserap habis
oleh pasar. Dengan demikian sangat memungkinkan bagi PT. BMS untuk tetap mempertahankan kondisi pabrik terus beroperasi dan pada akhirnya akan
mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada para Kreditur ; 3
Bahwa dengan tetap mempertahankan operasional pabrik berarti menghindarkan diri dari adanya pengangguran massal atas 400 orang
karyawan atau lebih dari 1000 jiwa termasuk keluarganya yang menggantungkan hidup dari PT. BMS ;
Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Hakim Pengawas dan Pengurus pada sidang tanggal 15 Agustus 2002, Pemohon telah mengajukan Rencana
perdamaian tertanggal 06 Agustus 2002, dan atas rencana tersebut, telah diadakan
lima kali rapat kreditur, terakhir tanggal 15 Agustus 2002 yaitu rapat kreditur tentang pemungutan suara voting ;
Menimbang, bahwa pada persidangan tanggal 15 Agustus 2002, Majelis Hakim telah menerima suratlaporan dari :
1 Hakim Pengawas berikut lampirannya : Berita Acara Rapat Kreditur tanggal
15 Agustus 2002, pada pokoknya mengatakan bahwa Rencana perdamaian yang diajukan oleh Debitur dapat diterima oleh 9 Kreditur dari 11 Kreditur,
dimana ada 2 Kreditur yang tidak setuju ; 2
Pengurus berikut 8 delapan lampirannya, pada pokoknya mengatakan Rencana Perdamaian oleh mayoritas Kreditur dan mohon untuk disahkan ;
3 DebiturPemohon, pada pokoknya memohon agar perdamaian disahkan , juga
telah didengar keterangan lisan ; 4
9 sembilan kreditur dari 11 sebelas Kreditur yaitu : PT. Bank Negara Indonesia Persero, PT. Saubahtera Samudra, PT. Forindoprima Perkasa, PT.
Multi Surindo, CV. Pundi Putrap Ratama, PT. Tjokroputra Pesada, PT. Upaya Mandiri Sejahtera, PT. Simongan Plastik Factory, Cargil Internasional
SA pada pokoknya menerima Pengesahan Rencana Perdamaian ; 5
2 dua Kreditur dari 11 sebelas Kreditur yaitu : PT. Bank CIC Internasional Tbk., PT. Alindojaya Sembada pada pokoknya menolak Pengesahan Rencana
Perdamaian ; Menimbang, bahwa dipersidangkan PT. Bank CIC Internasional, Tbk.,
dan PT. Alindojaya Sembada mengajukan keberatan yang pada pokoknya : telah menjadi perselisihan tentang jumlah tagihan dari Kreditur yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini maka segala sesuatu yang terjadi dipersidangkan dan di catatan dalam Berita Acara Sidang,
dianggap telah dimasukkan dan merupakan bagian dari keputusan ini ;
Tentang Hukumnya
Menimbang bahwa isi permohonan Pemohon pada hakekatnya adalah agar kepadanya dapat diberikan PKPU dengan maksud untuk mengajukan Rencana
Perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran seluruh atau sebagian utang- utangnya kepada Para Kreditur :
Menimbang, bahwa PemohonDebitur telah mengajukan Rencana Perdamaian dan atas Rencana Perdamaian tersebut, telah diadakan voting oleh
pengurus yang dipimpin oleh Hakim Pengawas sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing ;
Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Pengurus , dan Hakim Pengawas tertanggal 15 Agustus 2002, dari hasil voting tersebut, yang dihitung berdasarkan
Pasal 256 Undang-undang nomor 4 Tahun 1998 jo. Perpu No. 1 Tahun 1998 tentang Kepailitan selanjutnya disebut Undang-undang Kepailitan UUK,
Pengurus dan Hakim Pengawasan sesuai dengan kewenangan yang ada padanya berpendapat bahwa mayoritas Kreditur menyetujui atau menerima Rencana
Perdamaian ; Menimbang , bahwa hasil voting tersebut adalah sebagai berikut :
– Kreditur yang hadir 11 dengan jumlah tagihan Rp. 259.465.941.270,- dua
ratus lima puluh sembilan milyar empat ratus enam puluh lima juta sembilan ratus empat puluh satu ribu dua ratus tujuh puluh rupiah =100 ;
– Kreditur yang menerimasetuju Rencana Perdamaian 9, dengan jumlah
tagihan Rp. 236.383.118.857,- dua ratus tiga puluh enam milyar tiga ratus delapan puluh tiga juta seratus dua puluh dua ribu tujuh ratus rupiah
=91,10 ; –
Kreditur yang tidak menerimatidak setuju Rencana Perdamaian 2, dengan jumlah tagihan Rp. 23.082.822.700,- dua puluh tiga milyar delapan puluh dua
juta delapan ratus dua puluh dua ribu tujuh ratus rupiah =8,90 ; Menimbang, bahwa karena mayoritas Kreditur menerima Rencana
Perdamaian, maka rencana Perdamaian berubah menjadi Perjanjian Perdamaian ; Menimbang, bahwa Perjanjian Perdamaian yang diterima oleh Mayoritas
Kreditur tersebut dan telah ditandatangani oleh Kreditur yang menerima, Debitur dan diketahuidisaksikan oleh Hakim Pengawas dan Pengurus, adalah Perjanjian
Perdamaian tenggal 15 Agustus 2002 ; Menimbang, bahwa karena Rencana Perdamaian yang diajukan oleh
Pemohon dapat diterima oleh mayoritas Kreditur, maka menurut Pasal 269 ayat 1 Undang-undang Kepailitan no. 4 tahun 1998 jo. Perpu No. 1 Tahun 1998,
Perjanjian Perdamaian tersebut dapat disahkan oleh Pengadilan; Menimbang, bahwa akan tetapi sebelum Majelis Hakim memberikan
putusan Pengesahan Perjanjian Perdamaian, perlu dipertimbangkan apakah ada alasan-alasan untuk menolak pengesahan seperti yang dikemukakan oleh Kreditur
yang menolak pengesahan, sebagaimana diatur secara limitative dalam Pasal 269 ayat 2 huruf a sampai dengan d Undang-undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998
jo. Perpu No. 1 tahun 1998 ;
Menimbang, bahwa Pasal 269 ayat 2 Undang-undang Kepailitan No. 4 tahun 1998 jo. Perpu no. 1 tahun 1998, mengatakan : 2 Pengadilan hanya dapat
menolak untuk melakukan pengesahan perdamaian, apabila : 1
Harta debitur, termasuk barang-barang untuk mana dilaksanakan hak retensi jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian ;
2 Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin ;
3 Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau sekongkol dengan satu atau
lebih kreditur, atau karena pemakaian upaya-upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah Debitur atau pihak lain bekerjasama untuk
mencapai hal ini ; 4
Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh para ahli dan pengurus belum dibayar atau tidak dibayar.
Menimbang, bahwa kreditur PT. Bank CIC Internasional Tbk., PT. Alindojaya Sembada dalam persidangan mengajukan keberatan tentang rencana
perdamaian dengan alasan telah terjadi perselisihan tentang jumlah tagihan dari Kreditur yang bersangkutan oleh karena itu, alasan keberatan PT. Bank CIC
Internasional Tbk., dan PT. Alindojaya Sembada tersebut dengan tidak memenuhi unsur pasal 269 2 Undang-undang Kepailitan nomor 4 tahun 1998 tersebut oleh
karena itu juga keberatan tersebut harus dinyatakan tidak beralasan dan harus pula ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena keberatan PT. Bank CIC Internasional Tbk., PT. Alindojaya Sembada harus ditolak, maka tidak ada alasan untuk tidak
mengabulkan pengesahan perjanjian perdamaian tertanggal 15 Agustus 2002 ;
Menimbang, bahwa mengenai imbalan jasa Pengurus, karena belum ada pengajuan hitungan dari Pengurus dan Hakim Pengawas, maka akan ditetapkan
kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman No.: M.09– HT.05.10 Tahun 1998 ;
Menimbang, bahwa mengenai ongkos perkara, sudah selayaknya dibebankan kepada Pemohon ;
Memperhatikan : Pasal 265, 269 dan 273 UU no. 4 Tahun 1998 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang ada kaitannya dengan perkara ini :
Memutuskan : –
Menyatakan Perjanjian Perdamaian tertanggal 15 Agustus 2002 yang dibuat dan ditandatangani oleh Pemohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
PKPU PT. BERNAS MADU SARI BMS dan para Krediturnya adalah sah dan mengikat ;
– Menghukum Pemohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU dan
para krediturnya untuk mentaati Perjanjian Perdamaian yang telah disepakati tersebut ;
– Menyatakan imbalan Jasa pengurus ditetapkan kemudian sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kehakiman No. M.09–HT.05.10 Tahun 1998 ; –
Menghukum Pemohon membayar ongkos perkara yang hingga kini ditaksir sebesar Nihil;
3. Perdamaian dalam PKPU Murni