Perilaku Pasar Marjin Tataniaga

26 perusahaan, kesamaan penawaran dan kemudahan perusahaan lain untuk masuk dan keluar dari industri. Perilaku harga dan output dari perusahaan dalam struktur industri akan berbeda dengan keragaan industri. Pada tabel 7 akan dijelaskan perbedaannya. Tabel 7. Perbandingan Struktur Pasar Karakter Industri Persaingan Sempurna Persaingan Monopolistik Oligopoli Monopoly Jumlah penjual Sangat besar Banyak Sedikit Satu Kesamaan produk Identik untuk semua perusahaan Berbeda dan bervariasi Mirip - Kemudahan untuk masuk Mudah dan tidak ada hambatan Relatif mudah Susah dan ada hambatan Tidak bisa masuk Pengaruh perusahaan terhadap harga Tidak ada untuk perusahaan tunggal Beberapa , dibatasi oleh produk pengganti Besar, terbatas oleh harga pesaing Sedikit menahan diri kecuali diatur Contoh Beberapa petani, futures market Rumah makan, perusahaan pemasok Pengolahan makanan dan pedagang grosir Sarana umum Sumber : Kohl dan Uhl 2002

3.1.5. Perilaku Pasar

Menurut Dahl dan Hammond 1977 perilaku pasar merupakan pola atau tingkah laku lembaga-lembaga tataniaga yang menyesuaikan dengan struktur pasar dimana lembaga tersebut melakukan kegiatan pembelian dan penjualan, penentuan harga, dan kerjasama antar lembaga tataniaga. Perilaku pasar adalah 27 seperangkat strategi dalam pemilihan yang ditempuh baik oleh penjual maupun pembeli utnuk mencapai tujuannya masing-masing Asmarantaka, 2009. Kohl dan Uhl 2002 menjelaskan bahwa ada empat hal yang perlu yang diperhatikan dalam menggambarkan perilaku pasar, yaitu 1 Input-output system, digunakan untuk menerangkan bagaimana perusahaan mengembangkan input yang dimiliki untuk menghasilkan output bagi perusahaan; 2 Power system, menjelaskan bahwa perusahaan mengembangkan kualitas, pemimpin pasar, dan memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga dapat menentukan harga; 3 Communications system, menjelaskan bagaimana mendirikan saluran informasi yang efektif ; 4 System for adapting to internal and exsternal change, menerangkan bagaimana perusahaan beradaptasi dalam suatu sistem tataniaga dan dapat bertahan di pasar

3.1.7. Marjin Tataniaga

Marjin tataniaga adalah perbedaan antara apa yang konsumen bayar untuk suatu barang dan jasa dan apa yang petaniprodusen terima. Harga semua barang serta penambahan aktivitas dan fungsi keragaan dari tataniaga perusahaan. Harga tersebut termasuk biaya tataniaga dan juga keuntungan tataniaga perusahaan. Marjin tataniaga dapat juga merupakan perbedaan harga dari tingkat produsen dengan harga di tingkat lembaga pertama, atau perbedaan harga yang terjadi antara lembaga yang satu dengan lembaga tataniaga lainnya dalam saluran tataniaga komoditi yang sama Limbong dan Sitorus, 1987. 28 Marjin pemasaran Pr-Pf Keterangan : Sd : Derived supply kurva penawaran turunan sama dengan penawaran produk di tingkat pedagang Sp : Primary suppy kurva penawaran primer atau penawaran produk di tingkat petani Dd : Derived demand kurva permintaan turunan atau permintaan pedagang Dp : Primary demand kurva permintaan primer atau kurva permintaan di tingkat konsumen akhir Pr : Harga di tingkat pedagang pengecer Pf : Harga di tingkat petani Q : Jumlah produk di tingkat petani dan pedagang pengecer. Gambar 1. Kurva Marjin Pemasaran Sumber : Hammond dan Dahl, 1977 Gambar 1, menunjukkan marjin tataniaga adalah perbedaan harga di tingkat pedagang dan petani Pr-Pf. Nilai marjin tataniaga value of marketing marjin merupakan perbedaan harga di tingkat pedagang dan petani kemudian dikalikan dengan jumlah produk yang dipasarkan. Nilai tersebut terdiri dari marketing cost dan marketing charge. Pendekatan marjin tataniaga dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu return to factor dan return to institution. Return to factor adalah penerimaan terhadap faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses tataniaga seperti wages, interest, tent, dan profit. Return to 29 institution adalah pengembalian return terhadap jasa atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan setiap lembaga dalam proses tataniaga Hammond dan Dahl, 1977. Terkadang tinggi atau rendahnya marjin tataniaga menjadi salah satu tolak ukur apakah kegiatan tataniaga tersebut sudah efisien atau belum. Menurut Limbong dan Sitorus 1987 tinggi atau rendahnya marjin tataniaga tidak selamanya dapat digunakan sebagai ukuran efisiensi kegiatan tataniaga. Tingginya marjin tataniaga dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses kegiatan tataniaga antara lain, ketersediaan fasilitas fisik tataniaga meliputi pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, risiko kerusakan dan lain-lain Limbong dan Sitorus, 1987. Nilai marjin tataniaga merupakan hasil kali dari perbedaaan harga di tingkat pedagang dan harga di tingkat petani dengan jumlah yang diperdagangkan. Secara sistematis nilai marjin tataniaga dapat ditulis: VM = Pr - Pf x Qr,f Nilai dari perbedaan nilai marjin antara harga di tingkat pedagang dan di tingkat petani diukur berdasarkan komoditi per unit. Marjin tataniaga terdiri dari dua komponen yaitu biaya dan keuntungan tataniaga. Biaya tataniaga adalah semua jumlah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang terlibat dalam tataniaga suatu komoditi mulai dari produsen hingga ke konsumen. M i = Pr i - Pf i Keterangan : M i : Marjin tataniaga pada lembaga ke-i Pr i : Harga di tingkat pedagang pada lembaga ke-i Pf i : Harga di tingkat petani pada lembaga ke-i

3.1.8. Farmer’s Share