Kerjasama Antara Lembaga Tataniaga

68 pabrik gula. Sistem pembayaran dengan nota penjualan dilakukan antara petani dengan APTRI dan kelompok tani.

6.5.3. Kerjasama Antara Lembaga Tataniaga

Kerjasama antara lembaga-lembaga tataniaga yang ada pada tataniaga tebu di Desa Pulorejo memungkinkan tataniaga tebu menjadi lebih lancar. Kerjasama yang tercipta diantara lembaga tataniaga telah lama terjalin sehingga telah mendapatkan kepercayaan satu sama lainnya. Kerjasama antar lembaga tataniaga terjalin karena adanya proses pembelian dan penjualan. Kerjasama antara petani dengan kontraktor tebu dilakukan dalam kegiatan pembelian dan penjualan. Kontraktor tebu yang membeli tebu pada petani meringankan biaya petani karena biaya pemanenan dan biaya pengangkutan ditanggung oleh kontraktor tebu. Kerjasama ini sudah terjalin bertahun-tahun dan petani telah memiliki langganan kontraktor tebu yang akan membeli tebu. kerjasama petani dengan pedagang sari tebu janya sebatas penyedian tebu sebagai bahan baku dari minuman sari tebu. Kerjasama antara petani dengan kelompok tani dilakukan dalam kegiatan mengirimkan tebu milik petani untuk digiling di pabrik gula. Petani mendapatkan kemudahan dalam menggilingkan tebu dipabrik gula karena kelompok tani akan mengurus segala sesuatu hingga tebu milik petani telah dijual melalui sistem lelang yang diadakan oleh pabrik gula. Biaya pemanenan dan biaya pengangkutan ditanggung oleh petani. Kelompok tani mendapatkan keuntungan dari penyaluran tebu milik petani kepada pabrik gula. Kelompok tani mendapatkan komisi sebesar 1,5 dari hasil yang didapatkan petani dari pabrik gula. Kerjasama antara petani dengan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia APTRI lebih terorganisir. Petani yang menjadi anggota APTRI ini didata mengenai lahan dan akan mendapatkan dana berupa pinjaman untuk biaya produksi petani. Petani yang mendapatkan modal dari APTRI wajib menjual tebu miliknya kepada APTRI. Petani mendapatkan informasi mengenai pasar. Kerjasama ini telah terjalin selama bertahun-tahun dan kedekatan ini membuat petani enggan untuk menjual tebu miliknya kepada pihak lain. 69 Kerjasama antara kontraktor tebu dengan pabrik tebu adalah dalam hal pembelian dan penjualan tebu. Kontraktor tebu mendapatkan surat kontrak dari pabrik tebu dan diharuskan untuk menggilingkan tebu miliknya kepada pabrik gula tersebut. Jika kontraktor tebu tersebut secara kontinu atau terus menerus dapat memenuhi kapasitas giling yang tertera dalam surat kontrak maka kontraktor tebu akan mendapatkan surat kontrak lagi. Surat kontrak kontraktor tebu akan bertambah dan ia harus memenuhi kapasitas giling yang disebutkan dalam surat kontrak. Kerjasama ini membuat kontraktor tebu enggan untuk menjual tebu miliknya ke pabrik gula yang lain. Kerjasama kelompok tani dengan pabrik gula sama halnya dengan kerjasama kontraktor tebu dengan pabrik gula. kelompok tani mendapatkan kepercayaan dari pabrik gula untuk menggilingkan tebu milik anggotanya kepada pabrik gula tersebut. Kelompok tani yang menggilingkan tebu milik anggotanya senantiasa untuk menggilingnya kepada pabrik gula tersebut. Hubungan kerjasama antara lembaga tataniaga umumnya telah terjalin lama sehingga telah menimbulkan rasa percaya diantara lembaga tataniaga. Kontraktor tebu, kelompok tani, APTRI dan pabrik gula terus menjaga kepercayaan agar saluran tataniaga yang terjadi dapat terus dipertahankan.

6.6. Analisis Margin Tataniaga