54 mendapatkan informasi pasar dari petani tebu lainnya. Petani memiliki posisi
tawar yang tinggi karena petani dapat menentukan harga jual kepada pedagang.
6.3. Analisis Fungsi-fungsi Tataniaga
Setiap lembaga tataniaga memiliki fungsi-fungsi yang berbeda dalam penyampaian tebu dari petani hingga pabrik gula. Fungsi-fungsi dari setiap
lembaga tataniaga bertujuan untuk memperlancar prosesn tataniaga dari tebu. Fungsi-fungsi tataniaga dapat dikelompokkan menjadi fungsi pertukaran, fungsi
fisik dan fungsi fasilitas.
6.3.1. Petani
Fungsi tataniaga yang dilakukan petani tebu di Desa Pulorejo adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang
dilakukan adalah fungsi penjualan. Fungsi fisik berupa fungsi pengangkutan sedangkan fungsi fasilitias berupa pembiayaan, sortasi, penganggungan risiko dan
informasi pasar. a.
Fungsi Pertukaran Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh petani adalah fungsi penjualan.
Pada saluran satu terdapat empat orang petani yang menjual tebunya kepada Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesai APTRI, enam orang petani melakukan
penjualan tebunya melalui kelompok tani, sepuluh orang petani menjual tebu kepada kontraktor tebu dan empat orang menjual kepada pedagang sari tebu.
Penjualan tebu dilakukan di kebun tebu milik petani. Lembaga tataniaga akan mendatangi petani untuk membeli tebu hasil panen petani. APRI dan
kelompok tani memiliki data mengenai data tanam dan data panen tebu petani. Sehingga lembaga tataniaga tersebut akan mendatangi petani yang telah siap
panen. Kontraktor tebu merupakan langganan dari petani yang menjual tebu kepada kontraktor tebu. Pada saluran empat petani akan mencari padagang sari
tebu yang akan mau membeli tebu miliknya.
55 b.
Fungsi fisik Fungsi fisik yang dilakukan petani adalah fungsi pengangkutan yang
dilakukan oleh petani pada saluran satu dan dua. Proses pemanenan dan pengangkutan dilakukan oleh buruh yang disewa. Pada saluran satu dan saluran
dua biaya pemanenan ditanggung oleh petani. Biaya pemanenan dan pengangkutan yang dikeluarkan oleh petani merupakan biaya pinjaman yang
dikeluarkan oleh APTRI dan kelompok tani. Biaya tersebut akan dibayar oleh petani setelah petani mendapatkan hasil dari gilingan tebu. Pada saluran ketiga
biaya pemanenan dan pengangkutan akan ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor tebu yang membeli tebu milik petani
c. Fungsi fasilitas
Fungsi fasilitas yang dilakukan petani adalah penanggungan risiko, sortasi, pembiayaan dan informasi pasar. Risiko yang mungkin dihadapi adalah tebu yang
telah dipanen tidak sesuai dengan kriteria tebu siap giling. Kriteria tebu yang siap giling adalah manis, bersih dan segar. Jika kriteria itu tidak dipenuhi oleh petani
maka tebu akan dikembalikan kepada petani. Selain itu, jika kotoran yang terdapat dalam tebu melebihi 5 dari seluruh tebu yang dikirimkan maka tebu akan
dikembalikan kepada petani dan petani akan dikenakan peringatan. Kotoran tebu yang dimaksud adalah petani yang tidak memenuhi kriteria, batang tebu kering
dan daun-daun kering. Musim hujan juga akan menimbulkan risiko pada tanaman tebu, hal ini dikarenakan batang tebu yang belum kuat akan roboh dan mati jika
terkena angin kencang. Pembiayaan yang dilakukan petani adalah penyediaan modal yang
digunakan untuk kegiatan produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan petani adalah bibit, pupuk, tenaga kerja dan alat-alat pertanian. Pembiayaan ini bisa
berasal dari modal pribadi petani atau mendapat pinjaman. Pada saluran satu petani mendapat kredit atau pinjaman dari APTRI untuk kegiatan produksi petani.
Petani dalam menjual hasilnya mendapat informasi pasar dari APTRI, kelompok tani dan sesama petani. Informasi yang diberikan adalah informasi
harga dan baiya produksi. Informasi mengenai rendemen tebu diberikan oleh pabrik gula yang dilakukan sebulan dua kali. Dalam pertemuan ini akan
diinformasikan mengenai perhitungan rendemen termasuk cara menghitung
56 rendemen tebu petani. Petani akan diberikan undangan oleh pabrik tebu, namun
tidak semua petani diundang. Hanya perwakilan dari beberapa petani dilihat dari wilayahnya. Petani yang mendapat informasi ini akan melanjutkan informasi ini
kepada petani yang lain. Petani melakukan penyortiran tebu yang akan digiling di pabrik gula. Tebu
dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh pabrik gula. Pabrik gula menetapkan bahwa kotoran yang terbawa tebu yang akan digiling tidak melebihi
dari 5 dari berat total tebu yang dibawa. Kotoran yang dimaksud adalah daun kering, tebu yang masih muda dan tebu yang kering dan telah mati.
6.3.2. Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia APTRI