Definisi Operasional METODE PENELITIAN

39

C. Rasio Keuntungan dan Biaya

Salah satu indikator efisiensi pemasaran adalah rasio keuntungan dan biaya. Penyebaran rasio keuntungan dan biaya yang merata maka sistem pemasaran akan semakin efisien. Rasio keuntungan dan biaya pemasaran mendefinisikan besarnya keuntungan yang diterima atas biaya pemasaran yang dikeluarkan. Rasio keuntungan dan biaya setiap lembaga pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut : Rasio keuntungan dan biaya = Keterangan : Li : Keuntungan lembaga pemasaran Ci : Biaya pemasaran

4.5. Definisi Operasional

1. Hasil produksi merupakan hasil produksi dari tanaman tebu yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu dalam kuintal. 2. Kontraktor tebu adalah pedagang pengumpul yang mendapat surat kontrak tebang tebu dari pabrik gula kemudian membeli hasil tebu dari petani yang tidak memiliki surat kontrak tebang tebu dan digiling di pabrik. 3. Kelompok tani adalah kelompok yang dibentuk oleh petani tebu didaerah desa Pulorejo dan bertugas untuk mengumpulkan hasil produksi tebu dari petai untuk kemudian digiling ke pabrik. 4. Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia adalah asosiasi yang membawahi petani tebu di daerah Jombang, memberikan kredit kepada petani tebu untuk menjalankan usahatani dan hasil produksi diserahkan kepada APTRI dan digilingkan oleh pabrik gula kemudian gula akan dijual melalui sistem lelang yang diikuti oleh APTRI. 5. Pedagang sari tebu adalah pedagang yang membeli ataupun menanam sendiri tebu untuk diolah dan dijual dalam bentuk sari tebu kepada konsumen. 6. Pabrik gula adalah lembaga terakhir dalam sistem tataniaga tebu, tebu yang didapatkan oleh pabrik gula kemudian akan digiling dan dijual melalui sistem lelang. 40 7. Marjin tataniaga adalah perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima petani yang dinyatakan dalam Rpkuintal atau presentase. 41

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian

Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Pulorejo secara administratif adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro Sebelah Selatan : Desa Jombok, Kecamatan Ngoro Sebelah Barat : Desa Puncangro,Kecamatan Gudo Sebelah Timur : Desa Badang, Kecamatan Ngoro Luas wilayah Desa Pulorejo 511.000 hektar dengan ketinggian 110 Mdl di atas permukaan laut. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Ngoro adalah 5 Km, sedangkan jarak dari Kabupaten Jombang adalah 17 Km. Jumlah dusun yang dimiliki oleh Desa Pulorejo sebanyak tujuh dusun yaitu: Dusun Kwagen, Dusun Pulorejo, Dusun Santer, Dusun Banjar Poh, Dusun Bodo, Dusun Katerban dan Dusun Bakalan. Keadaan alam Desa Pulorejo adalah kering dan panas serta berdebu. Desa Pulorejo memiliki dua jenis tanah yakni tanah sawah dan tanah kering. Tanah sawah terdiri dari dua kategori yaitu irigasi teknis seluas 235,421 Ha dan irigasi semi teknis seluas 19,000 Ha. Tanah kering terbagi menjadi dua kategori yaitu tegal atau ladang seluas 140,070 Ha dan pemukiman seluas 106,579 Ha. Penggunaan lahan terbesar di Desa Pulorejo adalah persawahan yang digunakan untuk menanam tanaman pangan, buah-buahan dan perkebunan seluas 254,421 hektar. Luas wilayah yang dipergunakan untuk pemukiman seluas 106,579 hektar; luas tegal atau ladang sebesar 140,070 hektar; pemakaman seluas 3,450 hektar; perkantoran seluas 0,235 hektar; dan untuk prasarana umum lainnya seluas 6.245 hektar. Iklim di Desa Pulorejo terbagi atas dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Jumlah bulan hujan di Desa Pulorejo adalah lima bulan dengan curah hujan 5 Mmbulan. Suhu udara rata-rata desa yaitu 20-31 C.