7 zat unsur hara menjadi gula. Sehingga tebu yang dihasilkan memiliki rendemen
yang rendah.
1.2. Perumusan Masalah
Kualitas tebu yang dihasilkan petani tidak sesuai dengan rencana rendemen pabrik mengindikasikan bahwa budidaya yang dilakukan oleh petani
tebu belum sesuai dengan prosedur. Banyaknya saluran yang tercipta pada pemasaran tebu dan ketidaktahuan petani dalam menetukan saluran yang lebih
efisein mengindikasikan sistem tataniaga tebu yang ada pada Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang tidak efisien. Selain itu, keuntungan
yang diterima petani bila dibandingkan dengan biayayang akan dikeluarkan sangat kecil. Sistem tataniaga tebu yang tidak efisien akan mengakibatkan terciptanya
marjin tataniaga yang cukup besar dan adanya kesenjangan harga antar lembaga tataniaga. Posisi tawar petani tebu bargaining position sangat rendah karena
petani tidak dapat menentukan harga dari tebu yang dihasilkannya dan kurangnya informasi pasar yang tersedia bagi petani sehingga bagian yang diterima oleh
petani sedikit. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana saluran tataniaga tebu yang terbentuk di Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang?
2. Bagaimana fungsi, struktur dan perilaku pasar tataniaga tebu di Desa
Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang? 3.
Bagaimana efisiensi tataniaga tebu pada setiap saluran tataniaga di Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang dengan pendekatan marjin
tataniaga , farmer’s share dan rasio biaya dan keuntungan.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi saluran tataniaga tebu yang terbentuk di Desa Pulorejo,
Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
8 2.
Mengidentifikasi fungsi, struktur dan perilaku pasar tataniaga tebu di Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
3. Mengidentifikasi efisiensi tataniaga tebu pada setiap saluran tataniaga di Desa
Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang dengan pendekatan marjin tataniaga,
farmer’s share dan rasio biaya dan keuntungan.
1.4. Manfaat Penelitian