ISBN: ISBN:
ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 274
274 274
274
ANALISIS ANALISIS
ANALISIS ANALISIS SITUASI
SITUASI SITUASI
SITUASI PRODUKSI PRODUKSI
PRODUKSI PRODUKSI TELUR
TELUR TELUR
TELUR ASAL ASAL
ASAL ASAL TERNAK
TERNAK TERNAK
TERNAK UNGGAS UNGGAS
UNGGAS UNGGAS
KAITANNYA KAITANNYA
KAITANNYA KAITANNYA DENGAN
DENGAN DENGAN
DENGAN KETAHANAN KETAHANAN
KETAHANAN KETAHANAN PANGAN
PANGAN PANGAN
PANGAN PENDUDUK
PENDUDUK PENDUDUK
PENDUDUK DI DI
DI DI JAWA
JAWA JAWA
JAWA TENGAH TENGAH
TENGAH TENGAH
Mukson, Mukson,
Mukson, Mukson, W.
W. W.
W. Roessali, Roessali,
Roessali, Roessali, M.
M. M.
M. Handayani Handayani
Handayani Handayani dan
dan dan
dan W.D. W.D.
W.D. W.D. Prastiwi
Prastiwi Prastiwi
Prastiwi
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang e-mail : mukson.fapetundipgmail.com
ABSTRAK ABSTRAK
ABSTRAK ABSTRAK
Penelitian bertujuan menganalisis situasi produksi telur asal ternak unggas dan faktor- faktor yang mempengaruhi produksi telur dalam upaya mendukung ketahanan pangan penduduk
di Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data sekunder bersumber dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa Tengah. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis situasi produksi kaitannya dengan ketahanan pangan dianalisis dengan Indeks Subsistensi IS dan faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi telur dianalisis dengan model regresi linier berganda, dengan faktor dependen Y produksi telur dan variabel independen terdiri dari x1= populasi ternak unggas,
x2 = kepadatan ternak di wilayah., x3 = jumlah penduduk, x4 = produk domestik regional bruto PDRB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IS selama 5 tahun terakhir 2008-2012
rata-rata sebesar 113,6., yang berarti produksi yang ada sudah melampui kebutuhan penduduk sesuai dengan daya beli dan pola konsumsi penduduk dan trend IS cenderung meningkat, yang
berarti ketersediaan hasil produksi telur terus bertambah. Analisis faktor-faktor produksi telur kaitannya dengan ketahanan pangan, dihasilkan bahwa produksi telur Y secara bersama-sama
sangat nyata P0,01 dipengaruhi oleh faktor populai ternak unggas x1, kepadatan ternak x2, jumlah penduduk x3 dan PDRB x4 nilai R
2
= 0,870. Hasil ini menunjukkan bahwa produksi telur perlu terus ditingkatkan dalam mendukung ketahanan pangan penduduk dan
pertumbuhan ekonomi penduduk.
Kata Kata
Kata Kata kunci
kunci kunci
kunci : produksi, telur unggas, ketahanan pangan PENDAHULUAN
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Produk telur merupakan komoditas pangan hasil ternak yang sangat strategis dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat. Kondisi ini dicerminkan dari komoditas telur yang
dimasukkan dalam kebutuhan 9 bahan pokokutama masyarakat, yaitu :1 Beras, 2 Gula pasir, 3Minyak goren dan mentega, 4 Daging sapi dan ayam, 5 Telur ayam, 6 Susu, 7 Jagung, 8
Minyak tanah dan 9 Garam beriyodium Kep Men Perindustrian dan Perdagangan, No. 115MPPKep21998. Fungsi utama bahan pangan asal ternak telur adalah untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia, utamanya dalam mendukung proses pertumbuhan, reproduksi dan fungsi-fungsi tubuh lainnya. Di samping itu,
KODE: KODE:
KODE: KODE: P-
P- P-
P-9999
ISBN: ISBN:
ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 275
275 275
275
Telur merupakan bahan pangan yang kaya sumber Zeng yang dapat mengendalikan tekanan darah manusia, Vit B12 untuk pengatur sisitem syaraf utamanya untuk konsentrasi
Livestockreview.com. Konsumsi pangan yang cukup diharapkan akan tercapai peningkatan derajat kesehatan, peningkatan kualitas SDM dan peningkatan kecerdasan.
Konsumsi telur masyarakat indonesia saat ini masih rendah yaitu rata-rata sebesar 90 butirkapitatahun, atau setara satu butir telur dalam empat hari, sedangkan Malaysia sudah
mencapai 330 butirkapitatahun atau rata-rata hampir sebutir dalam sehari Puslitbangnak, 2013. Rendahnya konsumsi bahan pangan telur berkaitan banyak faktor, seperti aspek sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat Hardinsyah, 2012. Disamping itu dapat dipengaruhi oleh kondisi sistem ketahanan pangan produksiketersediaan, distribusi dan konsumsi di suatu
wilayah. Ketahanan pangan sangat penting untuk diwujudkan agar kebutuhan pangan penduduk dapat terpenuhi dan terjaga stabilitas bidang pangan. Menurut Atmojo et al. 1995, Soetrisno
1998 dan Suryana 2003 beberapa faktor yang mempengarahui ketahanan dan ketersediaan pangan adalah tingkat produksi, distribusi pangan, diversifikasi konsumsi pangan, tingkat
kerusakan pangan, tingkat impor dan ekspor dan penggunaan pangan untuk kebutuhan lain industri, bibit,dll, sedangkan tingkat produksi banyak dipengaruhi oleh ketersediaan dan
kualitas bibit, teknologi budidaya, kelembagaan, harga dan mekanisme pemasaran. Mengingat peran pangan hasil ternak telur yang sangat penting dimasyarakat, dan harganya yang relatif
terjangkau, maka perlu adanya ketersediaan yang cukup dan terus diupayakan peningkatan produksinya.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut diatas, makalah ini mengkaji tentang situasi produksi telur unggas dan kondisi ketahanannya, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi telur asal unggas sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan asal telur di Jawa Tengah. Manfaat dari kajian ini adalah tersedianya informasi dan situasi
perkembangan produksi kaitannya dengan ketahanan pangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi.
METODE METODE
METODE METODE PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN
PENELITIAN
Penelitian tentang analisis situasi produksi telur asal ternak unggas kaitannya dengan ketahanan pangan penduduk di Jawa Tengah, dianalisis berdasarkan daerah pusat produksi
maupun non produksi, yang meliputi 35 KabupatenKota di Jawa Tengah. Daerah pusat produksi telur ayam ras Location Quotients=LQ 1 ada 7 Kabupaten, yaitu Banyumas, Kab. Magelang,
Kab. Boyolali, Kab.Karanganyar, Kab. Semarang, Kab.Kendal dan Kab. Brebes, sedangkan sisanya sebanyak 28 Kab.Kota mempunyai LQ 1. Penelitian dilakukan dengan menganalisis
ISBN: ISBN:
ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 276
276 276
276
data sekunder dari instansi terkait, seperti Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan Badan Pusat Statistik dan sumber lain yang relevan. Data dianalisis secara deskriptif
dan secara statistik. Analisis situasi ketahanan pangan telur dianalisis dengan indeks Subsistensi IS yaitu dengan rumus sesuai petunjuk Aritonang 2000, sebagai berikut :
Jumlah produksi telur IS = ------------------------------------- x 100
Jumlah Kebutuhan u. Konsumsi Untuk mengetahui faktor-faktor situasi produksi telur kaitannya dengan ketahanan
pangan penduduk di Jawa Tengah dianalisis dengan menggunakan model regresi linier berganda sesuai petunjuk Ghozali 2006, sebagai berikut : Y : a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
3
x
3
+ b
4
x
4
+ e, dimana : Y= Produksi telur Kgth; a = Konstanta; b = Koefisien regresi; x1 = Populasi
ternak unggas Animal unitAU; x2 = Kepadatan ternak AUKm
2
; x3 = Jumlah Penduduk Jawa Tengah jiwa; x4 = PDRB Jawa Tengah Milyar dan e = Simpangan
Stokastik. Uji statistik dengan uji F digunakan untuk menguji model regresi linier berganda dengan
taraf signifikan 1, 5 dan 10. Sedangkan Uji t digunakan untuk mengetahui secara parsial pengaruh variabel independen.
HASIL HASIL
HASIL HASIL DAN
DAN DAN
DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN PEMBAHASAN
Gambaran Gambaran
Gambaran Gambaran Umum
Umum Umum
Umum Jenis Jenis
Jenis Jenis dan
dan dan
dan Produksi Produksi
Produksi Produksi Telur
Telur Telur
Telur Unggas Unggas
Unggas Unggas di
di di
di Jawa Jawa
Jawa Jawa Tengah
Tengah Tengah
Tengah
Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi di Pulau Jawa mempunyai potensi besar untuk pengembangan usaha ternak unggas. Berbagai jenis unggas cukup berkembang baik
di Jawa Tengah seperti ayam ras petelur, ayam ras pedaging, ayam buras, itik, dan buruh puyuh. Secara nasional, populasi ayam ras di Jawa Tengah menempati urutan ke dua setelah Jawa Timur
22.492.294 vs. 18.568.354 ekor Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2011.. Populasi dan produksi telur berbagai ternak unggas dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan
Tabel 1. menunjukkan bahwa pertumbuhan produksi telur unggas selama 5 tahun 2008-2012 rata-rata positif kecuali burung puyuh yang mengalami penurunan sebesar 3,13. Pertumbuhan
yang tertinggi adalah Itik 11,43, kemudian ayam ras 11,41 dan ayam buras 7,00. Kontribusi telur ayam ras paling tinggi 70,66 dibanding dengan jenis telur lainnya, hal ini
disebabakan populasi ayam ras paling banyak, manajemen dan teknologi budidaya sangat maju serta nilai investasi terus berkembang.
ISBN: ISBN:
ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 277
277 277
277 Tabel
Tabel Tabel
Tabel 1111. Populasi Ternak Unggas dan Produksi Telur di Jawa Tengah Tahun 2012
Jenis Unggas Populasi ekor
Produksi Telur Kgtahun
Pertumbuhan Produksi telur 2008-2012
Ayam Ras 19.881.430
192.070.532 70,66
11,41 Ayam Buras
40.868.263 38.560.312
14,18 7,00
Itik 5.713.260
33.936.970 12,48
11,43 Burung Puyuh
4.827825 7.252.184
2,68 3,13
Jumlah Produksi 271.819.998
100 9,80
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Jateng 2013. Diolah Kontribusi terhadap Produksi telur Total Jawa Tengah
Analisis Analisis
Analisis Analisis Ketahanan
Ketahanan Ketahanan
Ketahanan Pangan Pangan
Pangan Pangan Hewani
Hewani Hewani
Hewani Asal Asal
Asal Asal Ternak
Ternak Ternak
Ternak Telur Telur
Telur Telur di
di di
di Jawa Jawa
Jawa Jawa Tengah
Tengah Tengah
Tengah
Ketahanan pangan adalah suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah, mutu, aman, merata dan terjangkau.
Disamping itu, produk pangan asal ternak harus memenuhi kriteria ASUH aman, sehat, utuh dan halal. Kebutuhan konsumsi telur diharapkan dapat mencapai 6,5 Kgkapitatahun Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, 2013. Pemenuhan pangan asal produk telur dapat dilihat dari rasio produksi dengan kebutuhan penduduk, dengan menggunakan
indikatorindeks susbsistensi IS. Berdasar nilai skor IS, hasil analisis menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun 2008 – 2012 rata-rata IS sebesar 113,6, dan trendnya terus
mengalami peningkatan. Hasil ini menunjukkan bahwa situasi produksiketersediaan telur terus mengalami peningkatan dan mampu memenuhi kebutuhan penduduk berdasarkan daya beli
maupun pola konsumsiselera pangan saat ini. Nilai IS diatas 110 menunjukkan produksi telur mampu memenuhi kebutuhan aktual IS = 90 -110 mupun kebutuhan ideal 110 Aritonang,
2000. Analisis nilai IS sebagai penggambaran tingkat ketahanan pangan telur dapat dilihat pada Tabel 2.
ISBN: ISBN:
ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 278
278 278
278 Tabel
Tabel Tabel
Tabel 2222. Tingkat Ketahanan Produksi Telur Terhadap Kebutuhan Penduduk Jawa Tengah
No. Tahun
Produksi Telur Unggas Kg
Kebutuhan Jumlah penduduk x norma kecukupan telur Kg
Nilai IS 1.
2008 191.355.603
212.071.535 90
2. 2009
249.804.428 213.619.659
116 3.
2010 250.226.811
210.487.270 118
4. 2011
257.175.521336 214.650.429
119 5.
2012 271.819.998
216.256.345 125
Rata-rata 113,6
Keterangan : Norma kecukupan telur = 6,5 Kgkapitatahun.
Analisis Analisis
Analisis Analisis Faktor-faktor
Faktor-faktor Faktor-faktor
Faktor-faktor yang yang
yang yang Mempengaruhi
Mempengaruhi Mempengaruhi
Mempengaruhi Produksi Produksi
Produksi Produksi Telur
Telur Telur
Telur Kaitannya Kaitannya
Kaitannya Kaitannya dengan
dengan dengan
dengan Ketahanan Ketahanan
Ketahanan Ketahanan
Pangan Pangan
Pangan Pangan Penduduk
Penduduk Penduduk
Penduduk di di
di di Jawa
Jawa Jawa
Jawa Tengah Tengah
Tengah Tengah
Kajian faktor-faktor yang mempengaruhi situasi produksi telur kaitannya dengan ketahanan pangan penduduk di Jawa Tengah dianalisis menggunakan model regresi linier
berganda, dengan variabel dependen Y= produksi telur dan variabel independen x1 populasi ternak unggas, x2 kepadatan ternak, x3 jumlah penduduk, dan x4 produk domestik regional
bruto menunjukkan bahwa variabel independen x1s.d.x4secara bersama-sama sangat nyata P0,01 mempengaruhi produksi telur unggas. Secara parsial, faktor yang berpengaruh
terhadap produksi adalah populasi unggas, jumlah penduduk dan PDRB. Hasil ini menunjukkan bahwa produksi telur perlu terus ditingkatkan produksinya agar ketersediaan meningkat.
Ketahanan pangan saat ini menjadi perhatian semua pihak, dan diharapkan ketahanan pangan bisa terwujud sampai pada tingkat rumah tangga, dan memperoleh pangan secara wajar. Kondisi
ini mensyaratkan sistem ketahanan pangan produksi, distribusi dan konsusmsi dapat berjalan baik. Hasil analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem produksi telur unggas dapat
dilihat pada Tabel 3. Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 3333. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Telur Unggas Kaitannya dalam
Mendukung Ketahanan Pangan Penduduk di Jawa Tengah Variabel Produksi
Koefisien Regresi Sign.
Konstanta -1,063E6
Populasi ternak unggas x1 404,941
0,000 Kepadatan ternak x2
11034,169 0,495
Jumlah penduduk x3 -3,541
0,099 PDRB x4
0,141 0,029
F hit. 8,148
0,001 R
2
0,870 Keterangan : sangat nyata 1 , nyata 5 dan nyata 10
ISBN: ISBN:
ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 279
279 279
279
Berdasarkan Tabel 3. dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut : Y = -1,063 + 404,941x1 + 11034,169x2 - 3,541x3 + 0,141x4 R
2
= 0,870. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa kenaikan populasi ternak unggas 1 unit akan meningkatkan produksi 404,941 unit,
peningkatan PDRB 1 unit akan mendorong produksi telur sebanyak 0,141 unit. Nilai R
2
sebesar 0,870, yang berati tingkat produksi telur unggas dipengaruhi oleh faktor x1 sampai x6 sebesar
87,0, dan sisanya sebanyak 13,0 dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Hasil ini sejalan dengan penelitian Prasetyo et al. 2005 menunjukkan bahwa ketahanan pangan hewani dengan
produksi mempunyai hubungan yang positif sedangkan dengan jumlah penduduk pengaruhnya negatif.
KESIMPULAN KESIMPULAN
KESIMPULAN KESIMPULAN DAN
DAN DAN
DAN SARAN SARAN
SARAN SARAN
Situasi produksi telur asal unggas yang mencerminkan tingkat ketahanan pangan penduduk di Jawa Tengah sudah memenuhi kebutuhan penduduk baik secara aktual maupun ideal. Tingkat
produksi telur dalam rangka memenuhi kebutuhan dan ketahanan pangan secara sangat nyata dipengaruhi bersama-sama oleh faktor populasi ternak unggas, kepadatan ternak, jumlah
penduduk dan tingkat PDRB. Perlu terus diupayakan peningkatan produksi, untuk mengantisipasi laju permintaan penduduk meningkat yang disebabkan oleh kesadaran akan
pentingnya pangan bergizi dan meningkatnya daya beli masyarakat, serta dorongan untuk meningkatkan keatahanan pangan penduduk.
D D
D Daftar
aftar aftar
aftar Pustaka Pustaka
Pustaka Pustaka
[1] Aritonang, I. 2000. Krisis Ekonomi : Akar Masalah Gizi. Cetakan I. Penerbit Pressindo,
Yogyakarta. [2] Atmojo, S.M., H. Syarief., D. Sukandar dan M. Latifah. 1995. Pengembangan Model
Identifikasi Keterjaminan Pangan di Propinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. Media
Gizi dan Keluarga. Nomor : XIX 2 : 1 – 16. [3] Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. 2013.
Statistik Peternakan 2013. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Ungaran.
[4] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Statistik Peternakan dan
Kesehatan Hewan 2011. Penerbit Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jakarta.
[5] Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
ISBN: ISBN:
ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 280
280 280
280
[6] Hardinsyah. 2012. Konsumsi Telur Paling Rendah di ASEAN. Wartaekonomi.co.id.berita
5000. Tanggal akses 6 April 2014. [7]Livestockreview.com.
Telur, Sumber
Protein Hewani
Terlengkap. www.
Livestockreview.com201110. Tanggal akses 6 April 2014. [8] Prasetyo, E., Mukson., T. Ekowati dan A. Setiadi. 2005. Pengaruh Penawaran dan
Permintaan terhadap Ketahanan Pangan Hewani Asal Ternak di Jawa Tengah. J. Sosial
Ekonomi Peternakan. Vol. 1 1 :1-7 [9] Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 2013.
Rendahnya Konsumsi Rakyat Indonesia Teradap Daging Ayam dan Telur. Peternakan.litbang.deptan.go.id.
index.php?Option =com. Tanggal akses 6 April 2014.
[10] SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan R.I. 1998. Kep Men Perindustrian dan Perdagangan, No. 115MPPKep21998. Tentang Kebutuhan bahan Pokok atau Sembako.
Tanggal 27 Pebruari 1998.
[11] Soetrisno, N. 1998. Ketahanan Pangan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. LIPI,
Jakarta. [12] Suryana, A. 2003.
Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan Pangan. Cetakan Pertama. Penerbit BPFE, Jakarta.
ISBN: ISBN:
ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8
978-602-18580-2-8 281
281 281
281
KEMAMPUAN KEMAMPUAN
KEMAMPUAN KEMAMPUAN BAWANG
BAWANG BAWANG
BAWANG PUTIH PUTIH
PUTIH PUTIH SEBAGAI
SEBAGAI SEBAGAI
SEBAGAI ANTIBAKTERI ANTIBAKTERI
ANTIBAKTERI ANTIBAKTERI
DAGING DAGING
DAGING DAGING SAPI
SAPI SAPI
SAPI
Nurwantoro, Nurwantoro,
Nurwantoro, Nurwantoro, V.
V. V.
V. Priyo Priyo
Priyo Priyo Bintoro,
Bintoro, Bintoro,
Bintoro, Anang Anang
Anang Anang M.
M. M.
M. Legowo Legowo