Ketebalan nata pada kombucha teh dan kawa Luas zona bening bakteri S. aureus

ISBN: ISBN: ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8 62 62 62 62 L= π d 2 -c 2 mm 4 Keterangan : L= Luas zona penghambatan d= diameter zona penghambatan c= diameter sumuran π= 3,14 Brooks et al., 2005. HASIL HASIL HASIL HASIL DAN DAN DAN DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN Kawa memiliki pH awal lebih rendah dari pada teh Tabel 1. Setelah fermentasi selama 12 hari terjadi penurunan pH kombucha, baik kombucha teh maupun kombucha kawa. Penurunan pH kombucha disebabkan oleh produksi asam selama proses fermentasi terutama asam asetat. Tabel Tabel Tabel Tabel 1111. Nilai pH awal dan akhir pada pembuatan kombucha teh dan kawa Media pH Awal pH Akhir Selisih pH Teh 6,34 4,64 1,69 Kawa 5,08 2,57 2,50 Selama pertumbuhannya dalam medium teh dan kawa, bakteri A. xylinum menghasilkan nata yang semakin hari semakin tebal. Nata yang dihasilkan berwarna putih agak transparan. Nata pada kombucha teh lebih tebal dibandingkan kombucha kawa pada hari ke-12. Tabel 2. Kombucha kawa lebih asam dibandingkan kombucha teh. Rendahnya pH pada kombucha kawa kemungkinan mengganggu pembentukan nata kombucha oleh A.xylinum. Menurut Nadiyah et al. 2005 aktivitas pembentukan nata hanya terjadi pada kisaran pH antara 3,5-7,5 dengan pH optimum untuk pembentukan nata adalah 4. Tabel Tabel Tabel Tabel 2. 2. 2. 2. Ketebalan nata pada kombucha teh dan kawa Media Ketebalan Nata cm Teh 1,34 Kawa 1,15 ISBN: ISBN: ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8 63 63 63 63 Total asam asetat pada akhir fermentasi jauh lebih tinggi pada kombucha kawa dibandingkan dengan kombucha teh. Fermentasi kombucha pada penelitian ini dilakukan selama 12 hari. Menurut penelitian Afifah 2010, jumlah total asam asetat pada hari ke 12 merupakan angka tertinggi. Tabel Tabel Tabel Tabel 3333. Total asam asetat kombucha teh dan kawa Media Total Asam Asetat Teh 1,41 Kawa 6,57 Bakteri A. xylinum bekerja optimum pada pH 4 Nadiyah et al., 2005; Arviyanti dan Yulimartani, 2009. pH awal larutan kawa 5,08 lebih mendekati pH optimum yang diperlukan untuk metabolisme bakteri A. xylinum dan mempercepat pembentukan asam asetat pada larutan kombucha. Luas zona bening yang terbentuk oleh kombucha teh dan kawa dengan konsentrasi 25 tidak berbeda signifikan dengan luas zona bening kontrol Tabel 4. Konsentrasi kombucha teh dan kawa 50-100 menunjukkan satu dengan yang lain berbeda signifikan dalam menghambat bakteri S. aureus. Menurut Notermans dan Heuvelman 2006 pada pH 4,3 tidak terjadi pertumbuhan pada bakteri S.aureus. Pada penelitian ini pH kombucha teh dan kawa berkisar antara 2,6-4,6 sehingga tidak memungkinkan untuk S.aureus bertahan hidup. Tabel Tabel Tabel Tabel 4. 4. 4.

4. Luas zona bening bakteri S. aureus

Luas zona penghambatan terhadap S. typhi pada konsentrasi kombucha teh dan kawa 0 dan 25 tidak berbeda nyata Tabel 5. Menurut Naidu 2000 asam asetat bekerja sebagai senyawa antibakteri kombucha yang mempengaruhi membran luarnya. Asam asetat yang tidak terdisosiasi dapat melalui lipid bilayer bakteri serta melepaskan proton dalam sitoplasma, ini menyebabkan sitoplasma menjadi asam. Konsentrasi Kombucha Luas Zona Bening mm 2 Teh Kawa Rata-rata 25 50 75 100 1,4 3,8 10,6 11,7 0,6 3,2 8,9 12,9 a 1 a 3,5 b 9,75 c 12,3 d ISBN: ISBN: ISBN: ISBN: 978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8 978-602-18580-2-8 64 64 64 64 Tabel Tabel Tabel Tabel 5. 5. 5. 5. Luas zona bening bakteri S. typhi