Unsur-Unsur Model Cooperative Learning

8 Lie dalam Made Wena, ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran cooperative yaitu: 3 1 Saling ketergantungan positif Sistem pembelajaran cooperative menuntut guru untuk mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa agar merasa saling membutuhkan. Siswa yang satu mebutuhkan siswa yang lain, demikian pula sebaliknya dalam hal ini kebutuhan siswa tentu terkait dengan pembelajaran bukan kebutuhan yang berada diluar pembelajaran. Hubungan yang saling membutuhkan antara siswa satu dengan siswa yang lain inilah yang disebut dengan saling ketergantungan positif. 2 Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok untuk saling bertatap muka, sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru tetapi juga dengan sesama siswa. Jadi dalam hal ini, semua kelompok interaksi saling berhadapan dengan menerapkan keterampilan, bekerja sama untuk menjalin hubungan sesama anggota kelompok. Hal ini menuntut antar anggota kelompok untuk melaksanakan aktivitas dasar seperti bertanya, menjawab pertanyaan, menunggu dengan sabar teman yang sedang memberi penjelasan, berkata sopan, meminta bantuan dan sebagainya. Pada proses pembelajaran yang demikian para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi. 3 Akuntabilitas individual Untuk mencapai tujuan kelompok hasil belajar kelompok, setiap siswa individu harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi pembelajaran secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasari atas rata-rata nilai anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu menumbuhkan tanggung jawab akuntabilitas pada masing-masing individu siswa tanpa adanya tanggung jawab individu keberhasilan kelompok akan sulit tercapai. 3 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h.190-192. 9 4 Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi Dalam pembelajaran cooperaive dituntut untuk membimbing siswa agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota kelompok. Dengan demikian, dalam pembelajaran cooperative keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik temen, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan, tetapi secara sengaja diajarkan oleh guru. Dalam hal ini siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga teguran dari sesama siswa. Dalam adanya teguran tersebut siswa secara perlahan dan pasti akan berusaha menjaga hubungan antar pribadi.

c. Peranan Guru dalam Model Cooperative Learning

Peranan guru dalam pembelajaran cooperative learning menjadi sangat kompleks. Di samping sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai menejer dan konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok siswa. 4 Peranan utama guru dalam pembelajaran cooperative, meliputi: 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sejelas-jelasnya. 2 Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dengan sejelas- jelasnya. 3 Membantu efektifitas kerja kelompok dan menyediakan bantuan kepada siswa untuk memaksimalkan kerja kelompok. 4 Mengevaluasi hasil kerja siswa. 5 Membantu siswa berdiskusi tentang manfaat kerja kelompok.

d. Tujuan Model Cooperative Learning

Pembelajaran Cooperative merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa dalam bekerja dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima 4 Khoirul Anam, Implementasi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Geogerafi Adaptasi Model Jigsaw dan Field Study, Buletin Pelangi Pendidikan Vol.1 No.1,1999, h. 3 10 perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda dengan latar belakangnya. Dengan demikian model cooperative learning dapat membuat siswa memverbalisasi gagasan dan pendapat mendorong munculnya refleksi yang mengarah pada konsep-konsep secara aktif. Tujuan dari pembelajaran cooperative adalah: 5 1 Untuk meningkatkan partisipasi siswa. 2 Memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepeminpinan dan membuat keputusan dalam kelompok. 3 Memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama- sama siswa lain yang berbeda latar belakang.

e. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning

Arends dalam Trianto, menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan model cooperative learning memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 6 1 Siswa bekerja dalam kelompok secara bersama untuk menuntaskan materi belajar. 2 Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 3 Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang beragam. 4 Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

f. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning

Menurut Parker dalam Rusli Zainal Sang Visioner, keuntungan dari penggunaan model cooperative learning diantaranya: 7 1 Saling ketergantungan yang positif. 2 Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3 Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4 Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. 5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. 5 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka,2007,h.42 6 Ibid, h. 47 7 Rusli Zainal Sang Visioner http:nayya- obangeblogah.blogspot.com2010_07_01_archive.html.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGARUHPENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

0 1 39

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 5 46