32
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model think-pair-share dengan baik dengan koefisien rata-rata aktivitas guru 97,22.
31
Hasil penelitian Chotimah, yang berjudul ”Peningkatan Proses dan Hasil
Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran think-pair-share
”. Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa, proses dan hasil belajar biologi dapat meningkat dan respon peserta didik terhadap
penggunaan teknik think-pair-share dalam pendekatan kontekstual menunjukkan respon positif.
32
C. Kerangka Pikir
Ilmu biologi adalah salah satu cabang sains yang menarik untuk dipelajari. Melalui pembelajaranya, diharapkan dapat memancing rasa ingin keingintahuan
pembelajaran yang berlangsung satu arah membuat biologi identik dengan hafalan saja. Siswa tidak mampu menerapkan konsep yang didapatnya pada kehidupan
sehari-hari. Apabila terus dibiarkan lama-kelamaan akan terbentuk suatu pola pikir yang salah pada siswa. Untuk itu diperlukan teknik penyampaian yang
menarik siswa untuk belajar agar bahan pelajaran mudah diserap dan dimengerti oleh siswa. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran, salah satunya bergantung
pada strategi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Cara guru menciptakan suasana kelas akan berpengaruh pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu memilih metode dan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi
siswa. Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif adalah model
cooperative learning. Model cooperative learning merupakan suatu metode pembelajaran yang berorientasi pada kerja kelompok. Namun pembelajaran bukan
31
Usman, Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,Volume 2. No.1
September 2004, hal. 57
32
Husnul Chotimah, Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian
Kependidikan no 1 Juni 2007, h. 106
33
sekedar kerja kelompok tapi peran dan keaktifan siswa diutamakan yakni siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan dan mengembangkan pemikirannya
serta memberikan pengalaman sosial dengan teman-temannya. Pembelajaran
cooperative bagi
guru merupakan
pengembangan kurikulum, dalam hal akademik, individu maupun sosial. Kepekaan guru terhadap
masalah yang dihadapi dikelas, misalnya hasil belajar siswa di atasi agar proses pembelajaran lebih efektif dan inovatif, yang merupakan cermin guru yang baik
dan propesional. Model coopertive learning mempunyai banyak teknik salah satunya adalah
think-pair-share berpikir-berpasangan-berbagi. Dengan teknik ini dapat melatih berpikir memecahkan masalah sebelum berbagi dengan temannya, melatih
kognitif siswa dalam menyampaikan informasi, mengkaji ketergantungan positif baik dalam menyampaikan dan menerima informasi diantara anggota kelompok
sehingga mendorong kedewasaan berpikir siswa. Selain itu teknik ini memberikan kesempatan siswa untuk melatih bicara aktif, berpartisifasi dan bersosialisasi antar
sesama siswa sehingga pada proses belajar siswa dapat belajar dan diajar sesama siswa karena, ketika belajar di kelas siswa biasanya lebih suka bertanya pada
temannya dengan bahasa mereka sendiri dan egan bertanya pada guru. Hal inilah yang merupakan keunggulan teknik think-pair-share.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa, jika model cooperative learning teknik think-pair-share digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan baik maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini adalah ”Terdapat pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah”.