Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

54 Untuk keberartian hipotesis yang telah diajukan dengan mengkonsultasikan t hitung dengan t tabel , terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan dk = n –2 maka diperoleh dk =38+38-2=74. dk sebesar 74 dengan taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan dk yang mendekati yaitu 70 sebesar 2,00. Karena didapat perhitungan Pretest kelompok eksperimen dan kontrol t hitung t tabel 1,247 2,00 maka Ho di terima dan Ha di tolak. Dengan demikian dapat disimpulkan pengujian hipotesis uji-t nilai pretest pada kelas kontrol dan eksperimen menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelas kontrol dengan pretest kelas eksperimen karena belum ada perlakuan dari kedua kelas tersebut. 12

2. Hasil Pengujian Hipotesis Postest

Untuk memperoleh t hitung berdasarkan hasil rata-rata postest dari kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata postest kelas eksperimen sebesar 77.66 dengan standar deviasi 8,903 sedangkan kelas kontrol sebesar 70,28 dengan standar deviasi 10,43. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan mencari standar deviasi gabungan dengan hasil yaitu 9,69. Untuk memperoleh nilai t hitung dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji “t”. Dari hasil perhitungan antara postest kelas eksperimen dan kontrol diperoleh t hitung = 3,326. Untuk keberartian hipotesis yang telah diajukan dengan mengkonsultasikan t hitung dengan t tabel , terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan dk = n – 2 maka diperoleh dk =38+38-2=74. dk sebesar 74 dengan taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan dk yang mendekati yaitu 70 sebesar 2,00. Karena didapat perhitungan postest kelompok eksperimen dan kontrol t hitung t tabel 3,326 2,00 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh penggunaan model cooperative learning teknik think-pair-share 12 Lampiran 21, h. 180-181 55 terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah lampiran. 13

D. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penggunaan model cooperative learning teknik think-pair-share berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan kesesuaian prosedur pelaksanaan mulai dari observasi, pelaksasnaan, dan pengolahan data. Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share. Guru bidang studi biologi yang berperan sebagai observerpengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair- share diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu, konsep yang sesuai dengan model cooperative learning teknik think pair share, tujuan pembelajaran, dan lain-lain. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran. 14 Pada penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dalam pengajaran model cooperative learning teknik think-pair-share di SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang. Diawal pertemuan pertama guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang prosedur model cooperative learning teknik think-pair-share yang akan digunakan hal ini dimaksudkan supaya siswa memperoleh pemahaman mengenai teknik tersebut sehingga dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai. Adapun posisi peneliti adalah sebagai motivator dan fasilitator bagi seluruh kelompok pasangan apabila terdapat hal-hal dari proses kegiatan belajar mengajar yang belum dimengerti oleh siswa, sehingga setiap 13 Lampiran 22, h. 182-183 14 Lampiran 12, h. 144-145 56 kelompok dapat memecahkan solusi dari permasalahan, secara bersama dan bukan sebagai pemberi materi total dari awal sampai akhir seperti yang dilakukan oleh sebagian guru dalam menerangkan ke siswa. Hal ini senada dikemukakan Roestiah dalam Rosmaini dkk, bahwa peranan guru dalam pengajaran antara lain fasilitator, pembimbing dan organisator. Guru harus mampu memberi dorongan agar siswa aktif. Salah satu usaha guru untuk mendorong siswa agar aktif dan meningkatkan hasil belajarnya yaitu pembelajaran cooperative. 15 Prosedur yang dijalankan dalam model cooperative learning teknik think- pair-share terlebih dahulu diawali dengan pemberian pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa yang ada pada lembar kerja siswa, diinstruksikan supaya berpikir think dalam mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Hal ini penting untuk merangsang daya pikir masing-masing siswa sebelum pada tahapan yang berpasangan pair. Tahapan pair yaitu proses bertukar jawabanopini sesama pasangan sebagai output dari proses berpikir pada tahapan sebelumnya. Selama berdiskusi untuk menyamakan jawaban mereka, secara bersama-sama dari setiap pasangan di anjurkan untuk mengisi jawaban di lembar kerja siswa yang telah disediakan sesuai kelompoknya masing-masing. Sedangkan tahapan terakhir yaitu share dimana pasangan yang dipilih secara acak bertugas untuk mengemukakan hasil diskusinya kepada teman-teman kelasnya sebagai kesempurnaan dari keseluruhan prosedur pembelajaran yang telah dilaksanakan. Senada dengan pernyataan Ibrahim dalam Yusuf dan Natalina, teknik think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. 16 Model cooperative learning teknik think-pair-share di kelas dilakukan dengan cara membentuk kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil dua pasang dalam kelompoknya yang masing-masing pasangan saling bertanggung jawab dalam rangka bertukar pikiran atau diskusi mencari solusi atas pertanyaan yang 15 Rosmaini dkk, 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share TPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa di Kelas 1.7 Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN 20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol 11, h. 12 16 Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20 Pekan Baru , Jurnal Biogenesis Vol.2 1:8-12April 2005, h. 9

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGARUHPENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

0 1 39

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 5 46