Uji Validitas Instrumen METODOLOGI PENELITIAN

38 Keterangan : M t : Rerata skor total S t : Standar deviasi dari skor total r pbi : Koefisien korelasi biseral p : Proporsi siswa yang menjawab benar q : Proporsi siswa yang menjawab salah M p : Mean responden yang menjawab benar Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, r pbi dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikan 5 α = 0,05 dengan terlebih dahulu mencari db. Kriteria pengujian : Jika r pbi r tabel , maka soal tersebut valid Jika r pbi r tabel , maka soal dianggap tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba validitas instrumen tes hasil belajar biologi dengan menggunakan Anates diperoleh informasi bahwa harga r- hit yang dikorelasikan dengan r-tab untuk n = 39 didapat r-tab = 0,304 yaitu sebanyak 33 butir soal valid, diantaranya: no. 4, 6, 7, 10, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 41, 42, 44, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 56, 59. 5

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas keandalan adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil tes. Suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika telah diuji reabilitasnya. Reliabilitas alat ukur terkait dengan masalah kesalahan pengukuran error measurement, sedangkan reliabilitas hasil ukur terkait dengan masalah kesalahan pengambilan sampel sampling error. 6 Untuk mencari reliabilitas soal secara keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal. Rumus yang digunakan adalah rumus Kuder –Richardson 20 KR 20 sebagai berikut: 7 5 Lampiran 8, h 135-136 6 Ahmad Sofyan, dkk. Op.cit.,h.105 7 Suharsimi Arikunto, Op.cit.,h. 100 q p S M M r t t p pbi   39                   2 2 11 1 s pq s n n r Keterangan: 11 r = Koefisien reliabilitas internal seluruh item p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item salah   p q   1 Σ pq = Jumlah hasil perkalian p dan q n = Banyaknya item S 2 = Standar deviasi dari tes Dengan kriteria sebagai berikut : 0,00 – 0,20 = Reliabilitas kecil 0,20 – 0,40 = Reliabilitas rendah 0,40 – 0,70 = Reliabilitas sedang 0,70 – 0,90 = Reliabilitas tinggi 0,90 – 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes hasil belajar biologi dengan menggunakan anates diperoleh informasi bahwa untuk n = 39 reliabilitas dari 33 soal valid tergolong reliabilitas tinggi 0,73. 8

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Semakin besar indeks menunjukan semakin mudah butir soal. Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5. Rumusnya adalah sebagai berikut: 9 N B P  Keterangan: P = Proporsi indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab benar N = Jumlah peserta tes 8 Lampiran 8, h. 135 9 Ahmad Sofyan, dkk. Op.cit., h.103 40 Dalam penelitian ini, taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan menggunakan model Anates. Berdasarkan perhitungan diperoleh soal kategori sangat sukar berjumlah 4 yaitu nomor 18, 21, 37 dan 45. Soal kategori sukar berjumlah 21 yaitu nomor 6, 7, 8, 10, 13, 23, 24, 26, 27, 28, 39, 42, 43, 44, 46, 48, 49, 50, 54, 56, dan 59. Soal kategori sedang berjumlah 24 yaitu 2, 3, 4, 5, 11, 14, 15, 16, 17, 19, 22, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 40, 51, 52, 53, 55, dan 60. Soal kategori mudah berjumlah 3 yaitu nomor 12, 20,dan 31. Soal kategori sangat mudah berjumlah 8 yaitu nomor 1, 9, 36, 38, 41, 47, 57, dan 58. 10

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu: 11 B B A A J B J B DP   Keterangan: DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu E A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar J A = Banyaknya peserta kelas atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sebagai berikut: 12 0,00 – 0,20 = Jelek poor 0,20 – 0,40 = Cukup satisfactory 0,40 – 0,70 = Baik good 0,70 – 1,00 = Baik sekali excellent Dalam penelitian ini, daya pembeda masing-masing butir soal dihitung dengan Anates. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil daya pembeda terendah 10 Lampiran 8, h. 135-136 11 Suharsimi Arikunto. Op.cit. h. 213. 12 Suharsimi Arikunto op.cit h. 218. 41 sebesar -0.00 dalam kategori jelek dan tertinggi sebesar 72.73 termasuk dalam kategori baik sekali. 13

H. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah:

1. N-gain

Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. pretest ideal skor pretest posttest gain N    . Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut: g-tinggi : nilai 0,70 g-sedang : nilai 0,30-0,70 g-rendah : nilai 0,30 14

2. Uji Normalitas

Uji normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus chi square uji kai kuadrat, yaitu: 15      i i E E O X 2 1 2 13 Lampiran 8, h. 131-132 14 David E. Meltzer, The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gains in Phisics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores, dari www.physyceducation.netdocsaddenum-on-normalized. diakses pada 19022009, h.3 15 Harinaldi, M.Eng, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, Jakarta:Erlangga, 2005, h. 198 42 Simbol O i pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedangkan simbol E i menunjukkan frekuensi ekspektasi harapan. Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut. a. Jika X 2 hitung ≤ X 2 tabel , maka H a diterima dan H o ditolak data terdistribusi normal. b. Jika X 2 hitung X 2 tabel, , maka H o diterima dan H a ditolak data tidak terdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok populasi itu homogen atau heterogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Fisher. 16 2 2 2 1 S S F  Maksud dari setiap simbol pada persamaan uji F tersebut dijelaskan sebagai berikut. S 1 = Deviasi standar data varians besar S 2 = Deviasi standar data varians kecil Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut. a. Jika F hitung F tabel , maka H a diterima dan H o ditolak data memiliki varians homogen. b. Jika F hitung F tabel, , maka H o diterima dan H a ditolak data tidak memiliki vaians homogen

4. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat dan bila data homogen serta berdistribusi normal, kemudian dilakukan pengujian hipotesis, data akan dianalisis dengan menggunakan uji ”t”, dengan rumus sebagai berikut : 16 Het Ruseffendi, Statistika Dasar, Bandung: CV Andira, 1998, h. 295

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGARUHPENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

0 1 39

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 5 46