Hakikat Hasil Belajar a.

15 tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu saat belajar. 15 Belajar learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. 16 Belajar juga merupakan proses perubahan dari yang belum mampu menjadi mampu, sehingga terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap permanen dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak immediate behavior, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang potential behavior. Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman. 17 Menurut Skiner dalam Ibrahim hasil belajar merupakan respon tingkah laku yang baru. Pada dasarnya respon yang baru itu pengertiannya sama dengan tingkah laku pengetahuan, sikap, keterampilan yang baru. Gagne dalam Ibrahim berpendapat belajar ialah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang baru. Kapabilitas inilah yang di sebut hasil belajar. Berarti belajar itu menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlain-lainan seperti, pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlain-lainan inilah yang di sebut kapabilitas sebagai hasil belajar. 18 Keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas hirarki atau taksonomi menurut Benjamin bloom menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. 1. Ranah Kognitif a Hafalan C1, mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan 15 Kasnun, Jurnal Pendidikan dan Kemasyarakatan. Jurnal Tarbiah STAIN Ponogoro Purwokerto: Cendekia, 2007 vol.5, h.254 16 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006, h.76. 17 Ibid 18 Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan no. 44, Th. 2003, h. 735 16 prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat recall atau mengenal kembali recognition. b Pemahaman C2, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok suatu bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus fisika ke dalam bentuk kata- kata; membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik. c Penerapan C3, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru. d Analisis C4, mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat difahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan atau relasi antara bagian-bagian itu. e Sintesis C5, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga terciptakan suatu bentuk baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam membuat sebuah rencana, seperti penyusunan satuan pelajaran atau proposal penelitian ilmiah, dalam mengembangkan suatu skema dasar sebagai pedoman dalam memberikan ceramah dan lain sebagainya. f Evaluasi C6, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. 2. Ranah Afektif Mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal, yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa 17 jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. a Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru. Kesediaan itu dinyatakan dalam memperhatikan sesuatu, seperti memandangi gambar yang dibuat di papan tulis atau mendengarkan jawaban teman atas pertanyaan guru. b Partisipasi, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, seperti membacakan dengan suara nyaring bacaan yang ditunjuk atau menunjukkan minat dengan membawa pulang buku bacaan yang ditawarkan. c Penilaianpenentuan sikap, mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap; menerima, menolak atau mengabaikan; sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan, seperti mengungkapkan pendapat positif tentang pameran lukisan modern apresiasi seni atau mendatangi ceramah di sekolah, yang diberikan oleh astronot indonesia yang pertama. Perkataan atau tindakan itu tidak hanya sekali saja, tetapi diulang kembali bila kesempatannya timbul; dengan demikian, nampaklah adanya suatu sikap tertentu. d Organisasi, Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu sekala nilai, mana yang pokok dan suatu harus diperjuangkan dan mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun 18 rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup. e Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan untuk menghayati nilai- nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Orang telah memiliki suatu perangkat nilai yang jelas hubungannya satu sama lain, yang menjadi pedoman dalam bertindak dan konsisten selama kurun waktu cukup lama. Kemampuan itu dinyatakan dalam pengaturan hidup di berbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya pada tugas belajar bekerja, tugas membina kerukunan keluarga, tugas beribadat, tugas menjaga kesehatan dirinya sendiri dan lain sebagainya. 3. Ranah Psikomotor Yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan. Hasil belajar pada ranah psikomotor dalam bentuk keterampilan skill, dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu: a Gerakan refleks, mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri pisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan stimulasi dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna merah dari yang berwarna hijau. b Kesiapan, mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam mempersiapkan diri untuk menggerakan kendaraan yang ditumpangi, setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna merah. c Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan imitasi. 19 Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau suara. d Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperlihatkan lagi contoh yang memberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakan kaki, lengan dan tangan secara terkoordinasi. e Gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangkan kembali. f Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan. g Kreativitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak- gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya orang-orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mampu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat di saksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan diiringi musik instrumental. 19

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi 3 bagian: 19 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996, h. 245-251. 20 1. Faktor internal siswa. Yaitu faktor yang berasal dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni. Faktor internal siswa terbagi menjadi 2 aspek, yaitu: a. Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. b. Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis bersifat rohaniah yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, yaitu: 1 Intelegensi siswa. Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsanganmenyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya dalam meraih sukses. 2 Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang terdimensi apektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. 3 Bakat siswa Bakat attitude adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dalam perkembangannya, bakat diartikan kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Siswa yang berbakat pada bidang tertentu tampa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Siswa yang berbakat pada bidang tertentu dapat memiliki prestasi belajar yang tinggi.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGARUHPENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

0 1 39

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 5 46